Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Olahraga Saat Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Stroke?

KOMPAS.com - Transient ischemic attack (TIA) atau stroke ringan bisa disebabkan karena berbagai faktor, mulai dari pola makan sampai gaya hidup seperti berolahraga saat tubuh kurang tidur.

TIA atau stroke ringan adalah gejala singkat yang menyerupai penyakit stroke. Hal tersebut bisa disebabkan karena penyumbatan singkat aliran darah ke otak.

Gejala stroke ringan itu umumnya hanya berlangsung beberapa menit saja dan tidak menyebabkan kerusakan panjang.

Namun, gejala ini bisa menjadi peringatan karena mereka yang mengalami TIA pada akhirnya akan stroke. Umumnya stroke terjadi satu tahun setelah gejala TIA muncul.

Lantas, benarkah olahraga saat kurang tidur bisa memicu stroke ringan?

Penjelasan ahli

Praktisi Kesehatan Tidur dan Konsultan Utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, Andreas Prasadja mengatakan, berolahraga saat kurang tidur bisa memicu terjadinya gejala stroke ringan.

Hal ini dikarenakan sel-sel inflamasi akan meningkat ketika Anda berolahraga tetapi kurang tidur.

"Stres oksidatif namanya," ungkap Andreas saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/2/2024).

Mengacu pada National Library of Medicine, stres oksidatif adalah fenomena yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.

Normalnya, sel-sel tubuh akan memproduksi radikal bebas selama proses metabolisme. Namun, sel juga memproduksi antioksidan yang menetralkan radikal bebas ini.

Secara umum, tubuh mampu menjaga keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas.

Selain berolahraga saat kurang tidur, stres oksidatif juga bisa terjadi karena beberapa faktor berikut:

  • Pola makan
  • Gaya hidup
  • Kondisi tertentu
  • Faktor lingkungan seperti polusi dan radiasi.

Respons kekebalan alami tubuh juga dapat memicu stres oksidatif untuk sementara waktu.

Jenis stres oksidatif bisa menyebabkan munculnya peradangan kronik dan penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer dan Parkinson.

Untuk menghindari terjadinya stres oksidatif karena berolahraga, Andreas mengimbau supaya tidur dengan waktu yang cukup.

"Idealnya 7-9 jam untuk orang dewasa," ucapnya.

Selain tidur cukup, stres oksidatif juga bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, berhenti merokok, mengurangi stres, dan menghindari paparan polusi serta bahan kimia.


Penyebab stroke ringan

Andreas menyebutkan, pada dasarnya stroke ringan disebabkan karena pembekuan darah. Ketika terdapat gumpalan dalam arteri yang terhubung ke otak, darah tidak dapat mengalir sebebas yang seharusnya.

Akibatnya, otak tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan untuk bekerja dengan baik.

Gumpalan biasanya terjadi karena lemak di dalam arteri (plak) atau gelembung udara dapat menyebabkan stroke ringan.

Namun, ada kalanya, gumpalan juga disebabkan karena pendarahan di otak.

Dilansir dari Healthline, berikut faktor penyebab terjadinya stroke ringan:

Gejala stroke ringan

Stroke ringan bisa menjadi alarm terjadinya stroke di kemudian hari.

Namun, gejala stroke ringan dan stroke sebenarnya sangat mirip. Bahkan hampir tidak mungkin terlihat bedanya.

Hanya saja, stroke ringan biasanya terjadi dalam waktu yang singkat. Berikut gejalanya:

  • Mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki
  • Kebingungan yang tiba-tiba
  • Sulit bicara, melihat, dan berjalan
  • Sulit memahami orang lain
  • Kehilangan keseimbangan
  • Pusing dan sakit kepala parah
  • Kesulitan menelan (disfagia).

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, segera hubungi layanan medis terdekat.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/03/180000665/benarkah-olahraga-saat-kurang-tidur-bisa-menyebabkan-stroke-

Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke