Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Fakta Guru Setrika Punggung Santri di Parepare, Pelaku Langsung Dipecat

KOMPAS.com - Guru rumah tahfiz berinisial MS diduga menganiaya santrinya MA (13) dengan cara menyetrika punggung korban di Kota Parepare, Sulawesi Selatan pada Rabu (24/1/2024).

Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka bakar dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Ayah MA, Salahuddin, sempat menangis saat melaporkan kejadian yang menimpa anaknya.

"Anak saya menderita luka bakar di punggung. Kejadiannya pada Rabu kemarin. Korban mengaku disetrika karena ada pelajaran yang tidak dikerjakan," ujar Salahuddin, dikutip dari Kompas.com, Jumat (26/1/2024).

Berikut fakta kasus guru setrika punggung murid di Kota Parepare.

1. Pelaku jengkel dengan kelakuan korban

Kasat Reskrim Polres Parepare, Iptu Setiawan mengatakan, pelaku tega melakukan penganiayaan karena kesal dengan MA yang bermain di tempat tidur saat jam istirahat.

Karena korban tak mengindahkan teguran korban, MS pun merasa semakin jengkel dengan tingkah laku MA.

“Tersangka MS yang saat itu sedang menyetrika langsung mendatangi korban dan menempelkan setrikanya itu ke punggung korban,” ungkap Setiawan, dilansir dari Kompas.com, Rabu (31/1/2024).

2. Pelaku dipecat

Atas kejadian itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare, Muhammad Islah mengambil tindakan tegas sebagai hukuman terhadap pelaku.

Pemkot Parepare langsung memecat pelaku karena dianggap sudah berlebihan.

Ia menilai, niat Pemkot Parepare untuk memberikan pendidikan Al Quran tercoreng karena tindakan dari MS.

"Kita sudah berkoordinasi dengan 20 orang tua santri rumah tahfiz. Kita berencana mencarikan pengganti oknum guru itu,” ucap Islah, dikutip dari Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

3. Rumah tahfiz diliburkan

Pasca kejadian tersebut, pihak Pemkot Parepare langsung melakukan pengawasan ketat di rumah tahfiz itu.

Lebih lanjut, Islah mengatakan bahwa rumah tahfiz sekarang sedang diliburkan sementara.

“Kita juga meliburkan sementara rumah tahfiz itu sampai waktu yang tidak ditentukan,” kata Islah.

4. Polisi telusuri kemungkinan korban lain

Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan mendalam terhadap MS.

Jajaran Polres Parepare juga masih menunggu laporan lain terkait kemungkinan adanya korban selain MA.

"Hingga kini pengakuan pelaku masih satu orang. Kita masih menunggu laporan orang tua santri lainnya, jika ada perlakuan serupa yang dilakukan MS kepada santri lain selain MA," tutur Setiawan.

(Sumber:Kompas.com/ Suddin Syamsuddin, Maya Citra Rosa | Editor: Sari Hardiyanto, Maya Citra Rosa)

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/01/170000665/4-fakta-guru-setrika-punggung-santri-di-parepare-pelaku-langsung-dipecat

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke