Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bibit Siklon Tropis 99S di Indonesia Sampai Kapan? Ini Kata BMKG

Bibit Siklon Tropis 99S tersebut, tepatnya terpantau di sekitar 16.7 derajat Lintang Selatan (LS) dan 131.8 derajat Bujur Timur (BT).

Dalam keterangan resmi BMKG, Bibit Siklon Tropis 99S itu bergerak dengan kecepatan angin maksimum yang mencapai 15-20 knot atau 28-37 km/jam.

Meskipun belum berada langsung di wilayah Indonesia, namun Bibit Siklon 99S itu dapat memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di Indonesia, seperti hujan sedang hingga lebat.

Lantas, sampai kapan Bibit Siklon Tropis 99S berlangsung di Indonesia?

Penjelasan BMKG

Saat dikonfirmasi, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, saat ini Bibit Siklon Tropis 99S masih terpantau di daratan Australia bagian utara.

"Kecepatan angin maksimum sistem ini berada pada kisaran 15-20 knot dengan pusat sirkulasi berada di sekitar 17.1 derajat LS 133.3 derajat BT," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (18/1/2024).

Dari pantauan citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang berkurang dalam 6 jam terakhir di sekitar sistem, serta pola konvektif belum terlihat terorganisir membentuk pola khas siklogenesis lebih lanjut di sekitar sistem.

Guswanto melanjutkan, berdasarkan analisis angin perlapisan terlihat adanya sirkulasi angin di lapisan permukaan hingga menengah (850–500 mb). Sementara itu, tekanan pada Bibit 99S berada pada kisaran 992 hPa.

"Kondisi lingkungan masih bervariasi, vortisitas lapisan bawah hingga menengah (850–500 mb) dalam kategori kuat dan kelembaban yang tinggi," ungkap dia.

Namun demikian, Bibit Siklon 99S memiliki vertical shear yang sedang-kuat sekitar 10-20 knots dan konvergensi lapisan bawah serta divergensi lapisan atas yang lemah sekitar 5–10 s-1.

Bibit Siklon Tropis 99S berlangsung sampai kapan?

Guswanto memaparkan, berdasarkan data luaran model Numerical Weather Prediction (NWP) menunjukkan, dalam 24 jam ke depan sistem bergerak ke arah timur, serta masih bertahan di daratan Australia.

Pergerakan di wilayah daratan membuat sistem ini cenderung persisten dan menghambat perkembangan walaupun dengan suplai angin basah dari barat-utara ke sistem tersebut.

Diperkirakan, potensi Bibit Siklon Tropis 99S masih terjadi selama 72 jam atau tiga hari ke depan, tepatnya pada 21 Januari 2024.

"Potensinya pada 72 jam ke depan, Bibit Siklon 99S di wilayah daratan Australia bagian utara untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam kategori kecil," ujarnya.

Menurut dia, Bibit Siklon 99S yang berada di posisi benua Australia dan sudah tidak berada di wilayah Indonesia itu kemungkinan akan punah dan tidak akan menjadi siklon.

"Sebab energi dari Bibit Siklon 99S itu sudah berkurang dan posisinya sudah berada di darat. Siklon tropis itu memiliki ciri khas dia tumbuh di laut dan akan punah di darat," terang Guswanto.


Dampak Bibit Siklon Tropis 99S di Indonesia

Meski diperkirakan tidak akan berubah menjadi siklon, ia mengungkap akan ada sejumlah dampak yang dapat terjadi secara tak langsung akibat kehadiran Bibit Siklon Tropis 99S.

Beberapa dampak Bibit Siklon 99S di Indonesia antara lain:

1. Hujan sedang hingga lebat

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa daerah Indonesia, seperti:

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/18/193000565/bibit-siklon-tropis-99s-di-indonesia-sampai-kapan-ini-kata-bmkg

Terkini Lainnya

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke