Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak Alami GTM dan Susah Makan, Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Unggahan foto yang menampilkan seorang anak menolak saat disuapi makanan, ramai dibicarakan di media sosial.

Warganet lalu menyinggung soal gerakan tutup mulut atau GTM yang menyebabkan anak di bawah lima tahun (balita) susah untuk makan. 

Video mengenai anak yang disebut melakukan GTM awalnya diunggah oleh akun X @tanyarlfess pada Minggu (14/1/2024) pukul 15.38 WIB.

Foto tersebut memperlihatkan seorang ibu yang sedang menyuapi anaknya saat GTM dengan menggunakan terowongan buatan dari galon bekas air minum.

“Anak kecil kalo GTM tuh emang aneh aneh ya? kasian ibunya,” tulis pengunggah.

Lantas, apa itu GTM yang dilakukan anak balita, penyebab dan cara mengatasinya?

Penjelasan dokter 

Dokter spesialis anak dari RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Aisya Fikritama menjelaskan, GTM merupakan istilah yang dipakai orang tua ketika anaknya tidak mau makan.

Aisya menuturkan, anak yang sedang melakukan GTM sebenarnya tidak berperilaku aneh dan termasuk wajar.

“Setiap anak akan mengalami fase GTM di hidupnya, dan ini merupakan perilaku yang normal terjadi,” kata Aisya saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/11/2024).

Meskipun demikian, GTM yang tidak ditangani dengan tepat dan berada dalam jangka waktu tertentu, kondisi ini dapat membahayakan kesehatan anak.

Salah satu risiko jika anak yang GTM tidak ditangani dengan tepat adalah terganggunya tumbuh kembang anak yang dapat berujung pada stunting dan berat badan menurun.

Penyebab dan gejala GTM pada anak

Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan, penyebab utama anak melakukan GTM adalah inappropriate feeding practice, yang merujuk pada perilaku memberi makan yang tidak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia.

Seringkali, fase ini terjadi sejak awal masa penyapihan anak atau waktu dimulainya pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI).

Menurutnya, pemberian makan yang sesuai dapat dilihat dari berbagai hal, seperti waktu pemberian yang tepat, kualitas dan kuantitas makanan, kebersihan penyajian dan penyiapan makanan, dan wajib sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

“Jadi kalau masih 6 bulan, makanan yang diberikan harus pure. Kalau mulai 8-9 bulan ke bubur kasar. Nanti 10 bulan mulai makanan yang dicincang halus, lalu naik ke nasi tim, dan di umur 11-12 bulan, makanan yang diberikan sudah sesuai dengan makanan keluarga,” ungkapnya.

Pure biasanya terbuat dari sayuran atau kacang-kacangan yang sudah dimasak kemudian dihaluskan

Adapun penyebab lain dari GTM disebabkan karena faktor anak yang bosan, sedang sakit, tidak merasa lapar, dan adanya trauma pada makanan atau proses pemberian makanan karena pemaksaan.

Selain itu, ada pula perilaku dan kebiasaan buruk dari orang tua yang akhirnya membuat anak melakukan GTM. Perilaku tersebut di antaranya :

  • Membiarkan anak makan biskuit favorit,
  • Membiarkan anak minum susu sebagai pengganti makanan,
  • Mengizinkan akan mengonsumsi junk food terus menerus,
  • Sibuk mencari vitamin penambah nafsu makan,
  • Mengajak anak berkeliling kompleks saat makan,
  • Mengajak anak bermain saat makan. 

Selain itu, gejala GTM yang bisa dikenali orangtua yaitu dengan menutup rapat mulut saat akan makan, menyemburkan makanan, atau melepehkan kembali makanan yang sudah masuk ke dalam mulut.


Cara mengatasi anak yang GTM

Aisya memberikan tips yang dapat dilakukan oleh orang tua apabila anak sedang melakukan GTM.

Pertama, orang tua harus mengatur jadwal makan utama dan makanan ringan secara teratur. Untuk aturannya, anak diberikan tiga kali makanan utama dan dua kali makanan di antara waktu makan utama.

“Untuk pemberian susu, orang tua dapat memberikannya sebanyak dua kali sehari dengan takaran 500-600 ml per hari,” tuturnya.

Kedua, Aisya menyarankan untuk membatasi waktu makan untuk anak dengan waktu maksimal selama 30 menit.

Selain itu, orang tua dapat membuat lingkungan yang menyenangkan, seperti makan bersama keluarga di meja makan atau tetap latih anak untuk makan di meja makan.

Ia juga memberikan saran orang tua agar mendorong anak supaya bisa makan sendiri. Ketika terjadi penolakan, tawarkan makanan tanpa memaksa.

Namun, jika masih tidak mau makan selama 10-15 menit, Aisya menyarankan untuk menyudahi proses memberi makanan.

Cara ini akan berguna untuk melatih anak agar mereka mengerti kapan waktu lapar dan kenyangnya sendiri.

“Untuk dont’s, jangan biasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain, jangan memberikan minuman selain air putih di antara waktu makan, dan jangan menjadikan makanan sebagai hadiah,” jelasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/17/083000365/anak-alami-gtm-dan-susah-makan-ini-penjelasan-dan-cara-mengatasinya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke