KOMPAS.com - Sebuah unggahan foto bernarasi rutin lari selama 30 menit disebut dapat menyembuhkan patah hati, viral di media sosial.
Foto tersebut diunggah oleh akun media sosial X @Kuceng*** pada Minggu (14/1/2024) pukul 09.15 WIB.
Dalam unggahannya, akun itu mengutip dua orang psikiater yang menyebutkan bahwa lari bisa mengobati stres.
“Seorang psikiater bernama Dr. Ellen Vora dan psikolog Dr. Alice Domar mengatakan jika berjalan kaki atau berlari merupakan coping atau upaya pengobatan stres yang efektif,” tulis akun tersebut.
Lantas, benarkah lari bisa menyembuhkan patah hati?
Penjelasan psikolog
Psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subardjo mengatakan, terbukti atau tidaknya kajian tersebut bergantung pada seberapa berat masalah yang dihadapi individu.
Menurutnya, resiliensi atau daya tahan seseorang terhadap stres turut memengaruhi keberhasilan dari beberapa terapi yang dilakukan, termasuk saran untuk berlari ketika patah hati.
“Ketika orang tersebut melihat sebuah masalah merupakan sebuah tantangan, maka orang tersebut nantinya akan melakukan kegiatan yang lebih positif,” ungkap Ratna saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/1/2024).
Ratna menjelaskan, salah satu kegiatan positif yang bisa dilakukan ketika stres atau patah hati adalah berolahraga seperti berlari.
Apabila dilakukan secara rutin, berlari akan membantu untuk mengalirkan oksigen ke otak manusia.
Dengan begitu, pikiran akan semakin jernih saat digunakan untuk berpikir, sehingga dapat melihat masalah dari berbagai sisi.
“Saat menghadapi masalah, tubuh akan didorong untuk berpikir, namun tubuh akan cenderung berada di dalam suatu tempat saja. Kalau tidak dipaksa untuk melakukan kegiatan fisik, nantinya bisa berbahaya untuk tubuh,” ujarnya.
Kondisi ini bisa mengarahkan seseorang untuk melakukan kegiatan yang tidak sehat, seperti makan berlebihan dan merasakan psikosomatis atau sensasi fisik yang timbul akibat stres.
Hal lain yang membantu menyembuhkan patah hati
Ratna memberikan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang terbebas dari perasaan patah hati.
Selain olahraga, disarankan juga untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan bantuan.
Hal ini akan membuat orang yang sedang patah hati merasa lebih berarti dalam menjalani hidup.
Ratna juga menekankan pentingnya untuk berbagi cerita kepada teman terdekat, keluarga, psikolog, jika keadaan tersebut dirasa sudah memberatkan diri sendiri.
“Kalau tidak ingin datang langsung, bisa dicoba untuk melakukan konsultasi online yang memudahkan kita untuk berbagi cerita dengan profesional, seperti psikolog,” ungkapnya.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penerimaan dari emosi setelah patah hati.
“Kita harus menerima semua emosi kita, baik emosi positif maupun negatif. Kita harus sadar kalau memang kondisi kita sedang tidak baik-baik saja,” jelasnya.
Dengan penerimaan ini, tubuh dan pikiran tidak akan melakukan penolakan-penolakan yang berujung pada kesulitan untuk move on.
https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/15/083000065/ramai-diperbincangkan-benarkah-rutin-lari-30-menit-bisa-sembuhkan-patah