Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gibran Dijuluki "Nepo Baby" oleh Media Asing, Apa Artinya?

Diberitakan Kompas.com (24/12/2023), media asing Al Jazeera menuliskan berita berjudul "Indonesian Leader's Son Brushes Off 'Nepo Baby' Tag in Feted Debated Showing".

Media asal timur tengah itu menyebutkan, Gibran dinilai menepis tuduhan nepotisme yang dilekatkan pada dirinya sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023).

Al Jazeera menulis, Gibran mendapatkan tuduhan sebagai 'nepo baby' atau 'anak ningrat' yang melanjutkan politik dinasti.

Namun, tuduhan itu ditepis karena dia tampak mendominasi acara debat dengan pemahaman terhadap isu ekonomi dan investasi.

Lalu, apa arti dari istilah 'nepo baby' yang diberikan kepada cawapres Gibran Rakabuming Raka?

Arti nepo baby

Ahli kajian budaya dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS), Sri Kusumo Habsari mengungkapkan istilah 'nepo baby' merupakan singkatan dari 'nepotism baby' yang dapat diartikan sebagai bayi atau anak nepotisme dalam bahasa Indonesia.

"Nepotism baby dianggap sebagai masih anak-anak, belum dewasa, dan terkenal lebih karena mendompleng ketenaran orang tuanya," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (26/12/2023).

Menurut Habsari, istilah ini digunakan sebagai bentuk stigma negatif masyarakat terhadap anak-anak yang kebetulan orangtuanya berprestasi.

Dia menyebut, 'nepo baby' digunakan untuk memanggil seseorang karena masyarakat tidak yakin anak tersebut benar-benar berprestasi karena diri sendiri atau dipengaruh pencapaian orangtuanya.

"Stigma tersebut memang melekat ke anak-anak orang terkenal dan kebetulan juga berpretasi," lanjut dia.

Menurut Habsari, stigma 'nepo baby' ini menjengkelkan karena anak yang kurang berprestasi akan dibandingkan dengan orangtua yang berprestasi. Sementara anak yang berprestasi akan dianggap nepotisme karena orangtuanya.

Menurut dia, 'nepo baby' berasal dari tulisan seorang pengamat yang merujuk pada anak-anak artis di dunia seni Hollywood.

Mereka disebut 'nepo baby' karena bisa langsung masuk ke film-film besar tanpa bekal kemampuan akting yang tinggi.

"Jadi 'nepo baby' itu adalah privilege yang diberikan orangtuanya, temannya menjadi jembatan bagi anak-anaknya untuk bisa masuk ke dalam panggung kelas yang atas," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa.

Drajat menyebut, orang-orang yang 'nepo baby' mendapatkan prestasi atau masuk dalam kelas yang tinggi bukan karena kemampuan profesional yang dia miliki. 

Namun, karena orang itu memiliki hubungan baik dengan orang-orang di sekitar dia. Misal, orangtua, saudara, atau temannya.

Menurutnya, sistem nepotisme tersebut sudah ada sejak zaman dulu di berbagai bidang termasuk politik dan bisnis.

Meski tampak negatif, Drajat mengatakan ada yang menganggap orang 'nepo baby' lebih terpercaya dan lebih setia.

"Kalau orang-orang ini setia, maka perlindungan terhadap penguasa ekonomi atau politik akan tetap terjaga," tambahnya.

Kebalikan dari meritokrasi

Lebih lanjut, Drajat menyebut 'nepo baby' merupakan kebalikan dari 'meritokrasi'.

Meritokrasi adalah sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasinya.

"Orang yang berprestasi dan bisa loncat ke atas karena kemampuannya begitu besar," lanjut dia.

Drajat mengakui saat ini ada banyak orang yang masuk kategori 'nepo baby'. Namun meski mendapatkan posisi atas karena nepotisme, hal tersebut didapatkan karena adanya usaha.

Orang tersebut, katanya, memang mendapatkan akses kelas atas dari orang terdekat. Ketika berada di posisi atas, orang itu tetap bersaing profesional menunjukkan dia pantas di sana.

"Apakah ada yang full 'nepo baby' atau full 'merit baby', kebanyakan saat ini adalah campuran," tambahnya.

Drajat menyebut orang yang 'nepo baby' juga perlu berusaha untuk ada di posisinya. Jika tidak, dia akan mendapatkan hukuman sosial yang lebih besar.

"Kalau 'nepo baby' bisa menunjukkan kemampuannya di kelas atas, orang juga akan memberi pengakuan," ungkapnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/27/160000365/gibran-dijuluki-nepo-baby-oleh-media-asing-apa-artinya-

Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke