Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kutu Busuk Menyerang di Sejumlah Negara, Bisakah Mewabah di Indonesia?

Diberitakan Kompas.com (16/11/2023), perusahaan pengendalian hama di Singapura melaporkan peningkatan permintaan penanganan kutu busuk selama enam bulan terakhir.

Situasi ini terjadi karena ada peningkatan perjalanan penduduk maupun turis ke negara tesebut.

Ledakan jumlah kutu busuk juga dialami warga Perancis, London, Hong Kong, dan Korea Selatan.

Serangan kutu busuk menyebabkan banyak orang berpotensi tergigit saat berada di dalam rumah bahkan ketika ada di tempat umum.

Lalu, bisakah hama kutu busuk mewabah secara luas di Indonesia?

Potensi wabah kutu busuk di Indonesia

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan ada kemungkinan terjadi wabah kutu busuk di Indonesia.

"Sebetulnya kutu busuk ini sudah ada di Indonesia. Kutu busuk yang menjadi masalah merupakan produk dari globalisasi," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (18/11/2023).

Dicky menjelaskan, orang-orang yang bepergian ke luar negeri dapat menyebabkan penyebaran kutu busuk di tempat yang dilewatinya.

Hal ini membuat hama tersebut berpotensi berpindah tempat secara luas dan bahkan berkembang biak hingga mewabah di negara lain.

Potensi serangan wabah kutu busuk semakin besar ketika suatu wilayah memiliki standar sanitasi dan kebersihan yang rendah.

Dicky mengatakan warga Indonesia cenderung tidak menganggap serangan atau gigitan kutu busuk yang dirasakan sebagai hal serius.

Kondisi ini berbeda dengan negara lain yang memiliki standar keamanan dan kebersihan tinggi.

"Di masyarakat kita, (serangan kutu busuk) itu hal yang biasa. Ditambah lagi, sistem deteksi penyakit atau potensi masalah kesehatan masyarakat di kita masih jauh (lebih rendah)," jelasnya.

Dicky menyebut, ketika kutu busuk mewabah secara luas di Indonesia berarti kondisi tersebut sudah sangat mengganggu kondisi penduduk.

Kondisi tersebut terjadi karena adanya mutasi pada jenis-jenis kutu busuk yang ada di berbagai negara.

"Kabar baiknya, belum ada data yang menunjukkan kutu busuk bisa membawa patogen yang menyebabkan penyakit," ungkap dia.

Menurut Dicky, kutu busuk mengigit dan mengisap darah manusia. Penderita anemia dan kurang nutrisi bisa terdampak gigitan hama tersebut.

Untuk mencegah kutu busuk mewabah di Indonesia, dia mengimbau masyarakat Indonesia memastikan tidak ada hama tersebut di sekitar mereka.

"Sebelum menjadi masalah, hindari tempat yang dia bisa bersarang. Bangku kayu harus baik dan tidak berrongga-rongga," lanjutnya.

Dicky menyarankan untuk orang Indonesia rutin membersihkan area sekelilingnya yang bisa terserang kutu busuk.

Lokasi yang mungkin diserang kutu busuk, yakni di antara kayu, celah bangku, lipatan sofa, hotel, restoran, rumah makan, atau bagian rumah lainnya.

Kutu busuk, kata dia, tidak selalu berkembang biak di tempat yang kotor. Hama ini bisa muncul di tempat-tempat yang bersih dan berkelas.

"Bersihkan dengan disinfektan dan divakum di sela-sela lipatan (barang). Hasil vakumannya harus dibungkus, dibakar, dan dipastikan kutu itu mati," ujar Dicky.

Bagian-bagian rumah yang kotor, terutama dari kayu, juga harus rajin dibersihkan agar tidak jadi sarang kutu busuk.

Menurutnya, semprotan insektisida tidak bisa mematikan kutu busuk yang kebal karena mengalami mutasi.

Oleh karena itu, cara yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkan sekeliling rumah secara rutin, mencuci bersih pakaian, dan menutup rongga-rongga kayu.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/21/113000565/kutu-busuk-menyerang-di-sejumlah-negara-bisakah-mewabah-di-indonesia-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke