Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Wanita di Italia Jalani Puluhan Operasi Ekstrem demi Menjadi Kucing

Ia diperkirakan sudah menjalani lebih dari 20 modifikasi tubuh dan memiliki 72 tindikan di badannya yang dianggap cara untuk mengekspresikan diri.

Meski banyak orang yang menganggapnya pengganggu dan psikotik, Chiara mengatakan ingin menjadi kucing.

“Saya berpikir bahwa saya akan menjadi wanita kucing yang keren,” kata Chiara, dikutip dari DailyMail.

Ia pertama kali menindik badannya ketika usianya masih 11 tahun. Setelah itu, ia terus-menerus menjalani operasi ekstrem untuk memodifikasi badannya agar menyerupai kucing.

Awal mula terobsesi menjadi kucing

Chiara yang dikenal di media sosial sebagai Aydin Mod itu mulai memiliki obsesi menjadi kucing saat seseorang bertanya apakah dia berpakaian seperti kucing di Halloween, meski ia tidak bermaksud untuk terlihat seperti kucing.

Chiara percaya bahwa ia lebih cocok berpenampilan seperti kucing daripada kartun pada saat itu.

“Saya selalu menyukai kucing dan saya rasa saya akan terlihat sangat berani dan garang sebagai wanita kucing dengan bentuk tubuh yang tepat,” ujarnya.

Selain itu, ia juga memasang sepuluh implan subdermal di tangannya, lengkap dengan empat tanduk dan enam mani-mani alat kelamin.

Tak berhenti sampai di situ, Chiara bahkan melepas puting dan mentato bola matanya.

“Sungguh gila melihat seberapa banyak tubuh manusia dapat berubah dan apa yang sebenarnya dapat dicapai dari modifikasi tubuh,” ucapnya.

Ia juga telah melakukan beberapa perubahan pada penampilannya, termasuk implan dahi dan eyeliner permanen.

Pemodifikasi tubuh ekstrem tersebut sudah melakukan pembesaran payudara dan mentato tubuhnya lebih banyak lagi serta memotong bagian septumnya.

Masih ingin menjalani operasi ekstrem lain

Chiara mengungkapkan, sejumlah operasi yang ia jalani cukup menyakitkan. Meski begitu, ia belum puas dan ingin menjalani prosedur operasi lain demi obsesinya itu.

“Prosedur apa pun memang sangat menyakitkan, namun rasa sakit itu hanya bersifat sementara dan bukan masalah besar bagi saya,” tuturnya, dilansir dari NewYorkPost.

Ia berharap nantinya bisa menjalani canthoplasty untuk membuatnya semakin terlihat seperti kucing.

“Untuk mendapatkan tampilan seperti kucing seutuhnya, saya memerlukan pengencangan mata kucing atau canthoplasty, operasi untuk menghasilkan mata yang lebih memanjang dan berbentuk almond secara alami, pembentukan kembali gigi, pemotongan bibir atas, dan lebih banyak filler,” ungkapnya.

“Saya akan memasang sesuatu yang disebut transdermal, yang seperti mikrodermal besar untuk memasang ekor dan tentunya lebih banyak tato,” sambungnya.

Disebut bukan modifikasi, tapi mutilasi

Upaya Chiara agar menyerupai kucing itu mengundang respons beragam dari warganet di media sosial.

Ada yang mengatakan bahwa yang Chiara lakukan bukanlah modifikasi, namun mutilasi.

“Ada perbedaan besar antara modifikasi diri dan mutilasi. Dia telah berubah menjadi monster,” tulis seorang warganet.

“Apa yang terjadi di dalam kepala seseorang yang membuat mereka berpikir itu adalah ide yang bagus??” tulis warganet lainnya.

Chiara mengeklaim tidak semua tanggapan yang diterima adalah negatif.

“Saya kebanyakan menerima banyak kebaikan,” kata dia.

“Orang-orang menulis kepada saya tentang betapa saya menginspirasi mereka untuk bebas dan telah mengubah pandangan mereka tentang penampilan dan kecantikan,” imbuhnya.

Pada akhirnya, Chiara melihat modifikasi tubuh yang dilakukan sebagai bentuk ekspresi diri yang tidak berdasarkan pada persepsi orang lain.

“Melalui mereka (modifikasi tubuh), saya merasa bebas untuk tetap jujur pada diri saya sendiri, terlepas dari apa yang dipikirkan orang,” katanya.

“Mereka membuat saya merasa baik, dan itulah yang penting,” sambungnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/05/190000265/kisah-wanita-di-italia-jalani-puluhan-operasi-ekstrem-demi-menjadi-kucing

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke