Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Efek Samping Kentang, Ketahui Orang yang Perlu Membatasinya!

KOMPAS.com - Kentang adalah umbi-umbian yang kaya akan vitamin, mineral, serta nutrisi penting bagi tubuh.

Dilansir dari Eat This, bahan pangan ini mengandung karbohidrat kompleks, serat, dan berbagai fitokimia atau zat nutrisi dari tumbuhan yang membantu menangkal penyakit.

Mirip dengan apel, kentang memberikan serat ganda, yakni serat larut dari dagingnya serta serat tidak larut dari kulit tipisnya.

Makanan dengan kandungan serat larut dan tidak larut seperti ini dapat menjadi sumber pereda sembelit yang sangat baik.

Rendah kalori, tinggi kandungan air, disertai serat dan protein dalam jumlah sedang, menjadikan kentang cocok dikonsumsi saat menurunkan berat badan.

Sebab, sejumlah nutrisi tersebut membantu tubuh lebih cepat kenyang, sehingga nafsu makan lebih terkontrol.

Sayangnya, kentang juga menjadi bahan utama dalam banyak makanan tidak sehat, seperti kentang goreng dan keripik kentang.

Lantas, apa saja efek samping kentang?

Efek samping kentang

Mengonsumsi kentang umumnya aman, bahkan memberi banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.

Namun, dalam beberapa kasus, masyarakat perlu membatasi konsumsi atau justru menghindarinya sama sekali.

Beberapa efek samping kentang bagi tubuh, termasuk:

1. Alergi kentang

Sama seperti bahan makanan lain, kentang dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang, meski relatif jarang terjadi.

Dilansir dari Healthline, alergi tersebut berasal dari kandungan salah satu protein utama kentang, yakni patatin.

Orang-orang yang memiliki alergi lateks, reaksi alergi pada protein tertentu dalam lateks, kemungkinan juga sensitif terhadap patatin.

2. Keracunan

Kentang merupakan bagian dari kelompok sayuran nightshade, bersama tomat, terong, dan paprika.

Kelompok sayuran ini mengandung fitokimia beracun yang dikenal sebagai glikoalkaloid. Khusus kentang, tercatat mengandung dua glikoalkaloid utama berupa solanin dan chaconine.

Merujuk EFSA Journal (2020), keracunan glikoalkaloid setelah mengonsumsi kentang pernah dilaporkan pada manusia dan hewan.

Kendati demikian, laporan keracunan serupa jarang terjadi, dan dalam banyak kasus lebih banyak tidak terdiagnosis.

Sementara itu, dalam dosis rendah, glikoalkaloid biasanya akan menimbulkan gejala ringan, seperti sakit kepala, sakit perut, diare, mual, dan muntah.

Untuk kasus lebih serius, keracunan dapat memicu gangguan saraf, pernapasan cepat, detak jantung cepat, tekanan darah rendah, demam, bahkan kematian.

Namun, efek samping kentang tersebut hanya berpotensi jika mengonsumsi terlalu banyak.

Misalnya, orang dengan berat badan 70 kilogram harus makan lebih dari 2 kilogram kentang per hari untuk mendapatkan dosis mematikan.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi kentang terlalu banyak untuk mencegah potensi keracunan glikoalkaloid.

Selain glikoalkaloid, efek keracunan juga dapat berasal dari senyawa akrilamida, seperti menurut Medical News Today.

Akrilamida adalah kontaminan yang terbentuk dalam makanan kaya karbohidrat, termasuk kentang, saat dimasak pada suhu yang sangat tinggi.

Senyawa ini kerap ditemukan pada olahan yang digoreng maupun dipanggang, tetapi tidak ditemukan pada kentang segar, direbus, atau dikukus.

Biasanya, jumlah akrilamida akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu penggorengan dan durasi memasak.

Namun, dibandingkan makanan lain, kentang goreng dan keripik kentang mengandung akrilamida dengan jumlah jauh lebih tinggi.

Meski jumlah akrilamida dalam makanan umumnya rendah, paparan jangka panjang mungkin berpotensi berbahaya.

Penelitian pada hewan menunjukkan, senyawa ini dapat meningkatkan risiko kanker serta membahayakan otak dan sistem saraf.

Sedangkan pada manusia, akrilamida diklasifikasikan sebagai faktor risiko kanker.

Meski sebenarnya baik untuk menurunkan berat badan, kentang tetaplah mengandung karbohidrat dalam jumlah tinggi.

Bagi penderita diabetes dan obesitas, terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat berpotensi meningkatkan berat badan dan kadar gula darah.

Seperti makanan pokok lain, termasuk nasi dan pasta, kentang harus dimakan secukupnya sebagai sumber karbohidrat, bukan sebagai lauk-pauk.

Selain itu, untuk mengurangi risiko lonjakan gula darah, cobalah mengonsumsi kentang bersama sayuran non-tepung guna memenuhi asupan gizi seimbang.

Orang yang perlu menghindari kentang

Masih dari Healthline, siapa pun yang alergi terhadap kentang atau salah satu senyawa di dalamnya harus menghindari untuk mengonsumsi.

Orang dengan kondisi autoimun juga perlu menghindari konsumsi kentang, lantaran belum banyak penelitian ilmiah yang membuktikan efek sampingnya.

Bukan hanya itu, meski menjadi bagian dari makanan padat nutrisi, orang-orang tetap perlu membatasi makan kentang goreng, keripik kentang, atau olahan gorengan lain.

Pembatasan konsumsi olahan kentang tersebut, terutama bagi seseorang yang berusaha menurunkan berat badan, serta penderita penyakit kardiovaskular atau diabetes.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/23/073000365/4-efek-samping-kentang-ketahui-orang-yang-perlu-membatasinya-

Terkini Lainnya

Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Tren
Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Tren
Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tren
Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Tren
Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Tren
9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

Tren
Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Tren
Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Tren
'Perang' Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

"Perang" Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Tren
Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Tren
Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke