Jambore Pramuka Dunia 2023 digelae di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan pada 1 sampai 12 Agustus 2023.
Dilansir dari The Guardian, Kamis (3/8/2023), sebanyak 43.000 anak muda dari 158 negara akan hadir dalam acara empat tahunan tersebut.
Namun, para peserta terpaksa berhadapan dengan cuaca panas dengan suhu mencapai 38 derajat celsius dan kelembapan tinggi.
Hal ini menyebabkan sekitar 400 peserta dilarikan ke rumah sakit dengan gejala ringan, seperti sakit kepala, pusing, dan kelelahan.
Kondisi tersebut diperparah dengan fasilitas perkemahan yang kurang memadai, sanitasi buruk, area tergenang banjir, makanan terbatas, dan toilet kotor.
Lantas, bagaimana kondisi peserta Jambore Pramuka Dunia 2023 asal Indonesia?
KBRI Seoul buka suara
Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan Zelda Wulan Kartika membenarkan terdapat anak-anak Indonesia yang menjadi peserta Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korsel.
"Saat ini sedang ada Jambore Pramuka Dunia di Saemangeum, Korsel, sekitar 3 jam dari Kota Seoul. Terdapat sekitar 1.500 peserta dari Kontingen Indonesia yang mengikuti jambore tersebut," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (4/8/2023).
Terkait kondisi kontigen Indonesia di Saemangeum, Zelda memastikan belum ada peserta yang dilaporkan pingsan akibat kepanasan.
"Alhamdulillah, sampai hari ini belum ada informasi mengenai adanya peserta Indonesia yang sakit atau pingsan akibat cuaca panas," ujar dia.
Namun, ia mengakui sempat ada peserta Pramuka yang mengalami dehidrasi. Peserta tersebut telah sehat dan kembali beraktivitas seperti biasa.
"Sampai kemarin terdapat dua orang Pramuka Indonesia yang mengalami dehidrasi. Namun, setelah perawatan beberapa jam di medical center, sudah kembali ke tendanya masing-masing," jelas dia.
Zelda menambahkan, Kwartir Nasional yang membina kontingen Indonesia di sana juga memastikan peserta dapat bertahan dengan kondisi dan situasi tersebut.
Menurut Zelda, pihkanya akan terus memantau kondisi pelaksanaan jambore melalui media lokal di Korea Selatan.
KBRI juga terus berkomunikasi dengan delegasi ataupun para pejabat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang berada di lapangan terkait kondisi kontingen Indonesia.
"Kami berencana menjenguk ke lapangan dalam waktu dekat," tambahnya.
Siapkan bantuan
Mengenai kondisi di tempat jambore, Zelda juga membenarkan Korea Selatan memang sedang mengalami musim panas dengan suhu yang tinggi.
"Panasnya melebihi panas di Indonesia. Panasnya mirip dengan di Timur Tengah," ungkapnya.
Ia menambahkan, lokasi jambore berada di Saemangeum, Korea Selatan yang terletak di pinggir laut. Akibatnya, suhu udara di sana memang cenderung lebih panas.
Menurut Zelda, pihak Kwartir Nasional menyatakan memang ada permasalahan cuaca panas dan kebersihan fasilitas mandi cuci kaki di sana. Namun, persediaan air tercukupi.
"Kami selalu menanyakan keperluan apa saja yg dibutuhkan oleh kontingen Indonesia," tambahnya.
Ia menyatakan, panitia penyelenggara jambore telah memberikan bantuan seperti air minum, makanan, obat-obatan, ambulans, dan medical center bagi peserta.
"Namun demikian, KBRI selalu siap memberikan pertolongan atau bantuan jika diperlukan, termasuk bantuan transportasi dari perkemahan ke rumah sakit apabila diperlukan," tandasnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/04/210000165/jambore-pramuka-dunia-di-korsel-dilanda-cuaca-panas-ekstrem-kbri-ungkap