KOMPAS.com - Daun kelor terkenal kaya akan manfaat bagi kesehatan. Bukan hanya daun, bagian kulit kayu, biji, dan minyak tanaman kelor pun berkhasiat bagi tubuh.
Namun, tanaman dengan nama ilmiah Moringa oleifera ini ternyata tidak lepas dari efek samping jika dikonsumsi dengan cara yang salah.
Dikutip dari laman WebMD, daun kelor secara tradisional telah banyak digunakan sebagai obat untuk diabetes, peradangan, infeksi, nyeri sendi, kesehatan jantung, serta kanker.
Tanaman ini juga terbukti mengandung kalsium, protein, zat besi, dan asam amino yang membantu menyembuhkan dan membangun otot.
Lantas, apa saja efek samping daun kelor?
Efek samping daun kelor
Sejarah panjang penggunaan daun kelor dalam pengobatan herbal dan makanan menunjukkan bahwa tanaman ini kemungkinan besar aman, menurut Healthline.
Penelitian dalam jurnal Phytotherapy Research (2015) melaporkan, tidak ada efek samping pada orang yang mengonsumsi 50 gram bubuk daun kelor sebagai dosis tunggal atau sekali makan.
Selain itu, efek samping juga tidak ditemukan pada orang yang makan daun kelor sebanyak 7 gram setiap hari selama 90 hari.
Namun, penelitian yang sama menunjukkan beberapa efek samping jika mengonsumsi daun kelor berlebihan.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sederet efek samping daun kelor:
1. Kelebihan zat besi
Masih menurut Phytotherapy Research, asupan daun kelor berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan zat besi dalam darah.
Kondisi tersebut dalam jangka panjang berpotensi memicu hemokromatosis, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada organ tertentu.
Misalnya, pada jantung, kondisi ini dapat menyebabkan aritmia alias detak jantung lebih cepat maupun gagal jantung.
Sementara di hati, hemokromatosis berpotensi menyebabkan fibrosis, sirosis, serta kanker hati.
2. Gangguan pencernaan
Terlalu banyak mengonsumsi daun kelor juga menimbulkan efek samping berupa gangguan pencernaan.
Dilansir dari laman Healthifyme, daun kelor mengandung sifat pencahar yang dapat menyebabkan sakit perut, peningkatan gas dalam pencernaan, hingga diare.
Bahkan, lantaran rasa yang hambar dan cenderung pahit, seseorang dapat langsung muntah jika tidak menyukainya.
3. Kontraksi rahim pada wanita hamil
Efek samping daun kelor selanjutnya memengaruhi wanita hamil dan menyusui.
Bahan kimia tertentu pada tanaman ini dapat menyebabkan kontraksi rahim pada wanita hamil, serta meningkatkan risiko keguguran.
Tak hanya itu, wanita yang tengah menyusui juga harus menghindari kelor karena beberapa kandungan kemungkinan tidak baik untuk bayi.
4. Interaksi dengan obat
Konsumsi daun kelor berlebihan bersamaan dengan obat tertentu turut berpotensi menimbulkan efek samping pada tubuh, seperti dilaporkan Very Well Health.
Beberapa obat yang menunjukkan interaksi dengan daun kelor, termasuk:
Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian terkait interaksi kelor dengan obat-obatan maupun suplemen herbal lain.
Khusus obat antidiabetes, konsumsi bersamaan dengan daun kelor dapat memengaruhi cara kerjanya.
Makan daun kelor secara berlebihan juga berpotensi menyebabkan kadar gula darah terlalu rendah atau hipoglikemia.
Adapun gejala awal gula darah rendah, antara lain wajah pucat, banyak berkeringat, sakit kepala, sangat lemas, kelaparan, dan sulit konsentrasi.
6. Akar kelor bisa jadi racun
Berbeda dengan daun dan bagian lain, akar tanaman kelor tidak boleh dikonsumsi berlebihan lantaran mengandung zat beracun.
Dikutip dari laman Medicine Net, senyawa alkaloid bernama spirochin dalam akar kelor memiliki sifat racun.
Senyawa tersebut dapat menyerang saraf, menyebabkan kelumpuhan, hingga kematian.
Cara mencegah efek samping daun kelor
Masih dari Very Well Health, saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk menentukan dosis daun kelor yang aman.
Namun, beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah efek samping daun kelor, seperti:
https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/04/070000265/5-efek-samping-daun-kelor-ketahui-cara-mencegahnya-