Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Sekelompok Orca Menyerang Kapal dan Mengikutinya hingga ke Pelabuhan...

Adanya kejadian itu sekaligus menandai kasus paus pembunuh pertama yang mengintai sebuah kapal layar setelah menghancurkan kemudinya.

Menurut Atlantic Orca Working Group (GTOA), orca mulai bertingkah tidak biasa dan menyerang kapal pada 2020.

Sejak Juli 2020, telah dilaporkan 744 pertemuan, 505 di antaranya melibatkan kontak antara hewan dan kapal.

Satu dari lima interaksi telah mencegah kapal untuk berlayar dan tiga berakhir dengan tenggelamnya kapal. Sebagian besar interaksi ini berakhir dengan orca kehilangan minat pada perahu setelah mereka merusak kemudinya.

Kronologi penyerangan orca ke kapal

Pada dini hari, Kamis (25/5/2023), sekelompok orca telah menyerang sebuah kapal dengan mematahkan kemudi dan menembus badan kapal setelah menabrak kapal pesiar "Mustique" dalam perjalanan ke Gibraltar. 

Kendati demikian, sekelompok orca itu masih mengikuti kapal bahkan setelah mereka merusak kapalnya.

Belum diketahui dengan jelas apakah ini menandai pergeseran pola perilaku agresif yang dipelajari orca terhadap perahu layar.

"Mereka tidak pergi setelah kemudi dilepas," kata April Boyes, seorang pelaut berpengalaman yang berada di kapal Mustique dilansir dari Live Science.

Para kru pertama kali melihat orca sekitar pukul 21.30 waktu setempat saat mereka berlayar melalui Selat Gibraltar.

"Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk mulai memukul kemudi kami dan kekuatan ini akan memutar kemudi dengan keras dan Anda bisa merasakan getarannya melalui geladak," tulis Boyes dalam sebuah unggahannya di blog.

Setelah kemudi rusak, orca tampaknya kehilangan minat dan berenang menjauh. Namun 20 menit kemudian, sekelompok orca itu kembali dan mulai mengitari kapal.

"Setelah satu jam orca terus menabrak kemudi, kapal sekarang benar-benar hancur dan air mulai mengalir ke perahu," tulis Boyes.

Para kru memberi tahu penjaga pantai Spanyol yang menarik kapal ke pelabuhan Barbate. Tapi meski begitu, para orca tetap bertahan.

"Orca terus mengikuti perahu sampai kami tiba di pantai," tulis Boyes.

Satu orca telah ditandai, kata perwakilan pemerintah dalam sebuah pernyataan.

"Berkat GPS paus pembunuh dan model prediksi, kami memiliki beberapa variabel yang memungkinkan memprediksi di mana hewan-hewan ini akan berada," kata Renaud de Stephanis, Presiden CIRCE.

Selain itu, baru-baru ini Stephanis juga menyarankan agar pelaut dapat mencegah orca dengan menempelkan paku antimerpati ke kemudi.

"Kami percaya bahwa salah satu solusi untuk mengurangi dampak, yang hemat biaya dan sangat efektif, adalah dengan memasang paku antimerpati yang dipotong menjadi 3 cm (1,2 inci) di bagian belakang kemudi," tulisnya dalam posting Facebook pada (2/6/2023).

"Sistem harus mudah dipasang (menggunakan Velcro atau lem bawah air) dan mudah dilepas" tambahnya.

Jumlah serangan orca dalam sebulan terakhir

Dikutip dari Reuters, menurut kelompok penelitian GTOA, yang melacak populasi sub spesies orca Iberia, insiden tersebut mengikuti setidaknya 20 interaksi bulan Mei saja di Selat Gibraltar antara kapal kecil dan predator puncak yang sangat sosial.

Pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Transportasi Spanyol menetapkan bahwa setiap kali kapal harus waspada terhadap perubahan perilaku orca, seperti perubahan arah atau kecepatan yang tiba-tiba.

Jika itu terjadi, maka mereka harus meninggalkan area tersebut sesegera mungkin dan menghindari gangguan lebih lanjut pada hewan selama manuver.

Selain itu, setiap interaksi antara kapal dan orca harus dilaporkan kepada pihak berwenang.

Meski dikenal sebagai paus pembunuh, orca yang terancam punah adalah bagian dari keluarga lumba-lumba. Mereka memiliki tubuh dengan panjang bisa mencapai delapan meter dan berat hingga enam ton saat dewasa.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/07/140000665/saat-sekelompok-orca-menyerang-kapal-dan-mengikutinya-hingga-ke-pelabuhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke