Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Proses Terjadinya Tsunami? Berikut Penjelasannya

KOMPAS.com - Tsunami secara sederhana merupakan gelombang laut dahsyat yang terjadi karena gempa bumi.

Fenomena ini bahkan sering disebut sebagai gelombang laut bencana, karena dampaknya yang cukup merusak.

Dikutip dari National Ocean Service, tsunami adalah gelombang raksasa yang disebabkan oleh gempa bumi atau letusan gunung berapi di bawah laut.

Jauh di kedalaman samudra, gelombang tsunami tidak bertambah tinggi secara dramatis. Tapi saat gelombang bergerak ke daratan, mereka bisa menjadi semakin tinggi.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut daripada jarak dari sumber gelombang.

Gelombang tsunami dapat merambat dengan sangat cepat di perairan dalam, dan hanya melambat saat mencapai perairan dangkal.

Dilansir Britannica, setelah gempa bumi atau impuls pembangkit lainnya terjadi, rangkaian gelombang osilasi progresif yang sederhana disebarkan ke jarak yang sangat jauh di atas permukaan laut dalam lingkaran yang terus melebar.

Ini seperti gelombang yang dihasilkan oleh kerikil yang jatuh ke kolam dangkal. Namun, di perairan dalam, tsunami dapat bergerak secepat 800 kilometer per jam.

Panjang gelombangnya juga sangat besar, terkadang lebih dari 500 kilometer, tetapi amplitudo gelombang (tinggi) sangat kecil, hanya sekitar 30 sampai 60 sentimeter.

Saat gelombang mendekati pantai sebuah benua, gesekan dengan naiknya dasar laut mengurangi kecepatan gelombang.

Saat kecepatan berkurang, panjang gelombang menjadi lebih pendek dan amplitudo gelombang (tinggi) meningkat.

Perairan pantai dapat naik setinggi 30 meter di atas permukaan laut normal dalam jangka waktu 10 sampai 15 menit.

Perairan landas kontinen mulai berosilasi setelah kenaikan permukaan laut. Antara tiga hingga lima osilasi besar dapat menghasilkan sebagian besar kerusakan.

Umumnya muncul sebagai aliran air deras kuat yang dapat menumbangkan pohon, menyeret bangunan, dan membawa perahu jauh ke pantai.

Bahkan sampai menghanyutkan seluruh pantai, semenanjung, dan formasi pantai dataran rendah lainnya.

Sering kali aliran air berikutnya sama berbahayanya dengan gelombang pertama atau bahkan lebih.

Bagaimanapun, osilasi dapat berlanjut selama beberapa hari hingga permukaan laut mencapai kesetimbangan.

Sama seperti gelombang air lainnya, tsunami dipantulkan dan dibiaskan oleh topografi dasar laut dekat pantai dan oleh konfigurasi garis pantai.

Akibatnya, efeknya sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.

Terkadang, gelombang tsunami yang pertama kali datang di pantai mungkin merupakan palung gelombang. Dalam hal ini, air akan surut dan memperlihatkan dasar laut yang dangkal.

Namun, puncak gelombang berpotensi mengikuti palung hanya dalam selang waktu beberapa menit kemudian.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/24/074500265/bagaimana-proses-terjadinya-tsunami-berikut-penjelasannya

Terkini Lainnya

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke