Idul Fitri mempunyai makna dan hikmah bagi umat Islam yang merayakannya.
Apa saja makna dan hikmah dari hari raya Idul Fitri?
Makna Idul Fitri
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri menjelaskan, makna Idul FItri adalah kembali kepada suci.
“Kembali kepada suci, kembali kepada fitrah,” ujar Syamsul kepada Kompas.com, Jumat (21/4/2023).
Syamsul menjelaskan, kata 'fitri' atau 'fitrah' mempunyai arti suci. Sedangkan 'Idul 'berasal dari kata ‘id’ yang artinya kembali.
“Jadi kembali suci, seperti saat manusia dilahirkan,” tuturnya.
Senada, Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menjelaskan, Idul Fitri bermakna menjadi suci kembali.
Anwar menjelaskan, manusia itu dilahirkan oleh Allah dalam keadaan suci, berarti tidak berdosa.
“Kita saat Ramadhan kita berpuasa, ditutup dengan Idul Fitri,” katanya kepada Kompas.com, Jumat (21/4/2023).
Ia mengungkapkan melalui Nabi Muhammad, Allah menyatakan bahwa “Barangsiapa yang berpuasa bulan Ramadhan, maka akan kuampuni dosanya terdahulu” sehingga tidak mempunyai dosa setelahnya.
Namun terdapat syarat yang harus dipenuhi agar dosanya dapat diampuni oleh Allah.
“Sayaratnya, dijalankan puasanya, dilakukan dengan penuh keimanan dan keikhlasan semata-mata karena Allah. Bukan karena orang lain,” ujar Anwar.
“Ditambah dengan barangsiapa yang menegakan malamnya bulan Ramadhan dengan beribadah seperti shalat tarawaih dan witir, maka diampuni pula dosa sebelumnya,” lanjutnya.
Dosa yang diampuni
Anwar menjelaskan dosa mana yang diampuni oleh Allah SWT.
“Dosa yang dilakukan hamba kepada Allah,” jelasnya.
Sedangkan dosa yang dilakukan kepada sesama hamba atau manusia, diampuni jika hamba tersebut memaafkan hamba yang sudah berbuat salah.
“Maka di Indonesia ada tradisi, yakni tradisi Lebaran saling berkunjung, maaf memaafkan. Kemudian terhapuslah dosanya kepada sesama hamba,” terang Anwar.
Anwar mengatakan, orang yang tersakiti tapi terlebih dahulu memaafkan sebelum orang yang menyakiti meminta maaf, maka orang tersebut mendapatkan pahala lebih banyak daripada orang yang menyakiti.
“Itu disebut dengan ‘sebaik-baiknya orang adalah orang yang memaafkan’,” katanya.
Dari dua hal itu, maka sempurnalah seseorang bersih dari dosa. Selanjutnya kembali ke fitrah atau suci, seperti bayi yang dilahirkan.
“Terus kita biasanya setelah shalat Id kan saling bersalaman. Nah, itu menambah kesuciannya,” tandas Anwar.
Hikmah Idul Fitri
Dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag), berikut 3 hikmah yang bisa didapat dari hari raya Idul Fitri:
1. Menikmati nikmat iman dan Islam
Adanya keyakinan atas besarnya nikmat iman dan Islam, akan mendapatkan puncak kebahagiaan yang dirasakan oleh umat Islam.
Dengan nikmat iman dan Islam ini, seseorang berada pada derajat yang tinggi dan mulia.
Oleh karena itu, orang-orang beriman sudah sepatutnya merasakan kegembiraan, tidak merasa hina, dan tidak pula bersedih.
2. Kesadaran untuk bertakwa
Tumbuhnya kesadaran secara sepenuhnya unsur terpenting pada orang-orang yang beriman adalah ketakwaan kepada Allah SWT.
Ajaran Islam dikenal dengan tiga dimensi, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan, sifat takwa merupakan integralisasi ketiga dimensi tersebut.
Pada hari raya Idul Fitri ini, acuan kegembiraan umat Islam yang paling penting adalah kesuksesan memperoleh ketakwaan sebagai tujuan dari ibadah, khususnya ibadah puasa Ramadhan.
3. Menjaga silaturahmi
Suasana hari raya Idul Fitri mampu menumbuhkan dan menguatkan nilai persatuan dan persaudaraan.
Oleh sebab itu, saling mengunjungi (silaturahmi) antara tetangga dan keluarga adalah anjuran yang sangat baik dalam upaya mengokohkan ikatan persaudaraan dan kekeluargaan.
Demikian juga, sikap saling meminta maaf dan memaafkan, tentunya menjadi bagian dari perbuatan yang terpuji.
Mampu mengendalikan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain, keduanya adalah di antara ciri orang-orang yang bertakwa yang dicinta oleh Allah SWT.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/21/193000165/apa-makna-dan-hikmah-hari-raya-idul-fitri-