Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral, Foto WNA Buka Celana di Kawah Gunung Agung Bali, Diduga Warga Rusia

Unggahan tersebut dibuat akun Instagram @infobandung dan diunggah kembali oleh akun Twitter ini pada Senin (20/3/2023).

Dalam unggahan, terlihat bahwa WNA itu melakukan pose berdiri dengan keadaan ia menurunkan celananya.

"Tanyarl DAN TERJADI LAGI....," tulis pengunggah.

Hingga Selasa (21/3/2023) siang, unggahan itu sudah dilihat sebanyak 595.000 kali dan mendapatkan lebih dari 800 komentar dari warganet.

Lantas, bagaimana faktanya?

Menghindari pembayaran administrasi

Saat dikonfirmasi, Koordinator Pendaki Gunung Agung Jalur Pasar Agung, I Wayan Widi Yasa mengatakan, WNA yang melakukan tindakan tidak sesonoh di depan kawah Gunung Agung itu diduga adalah warga negara Rusia.

WNA itu mendaki bersama 8 orang temannya pada Sabtu (18/3/2023) pukul 05.30 Wita dan tidak mendaftar ke pos penjagaan demi menghindari pembayaran administrasi.

Untuk pendakian Gunung Agung, pihak desa adat memberikan tarif Rp 50.000 per wisatawan mancanegara.

"Para WNA itu mendaki pagi-pagi buta dari jalur Pura Besakih. Memang mereka memliki iktikad yang kurang baik dengan menghindari piket dan tidak membayar administrasi," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/3/2023).

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa WNA itu juga tidak menggunakan jasa pemandu atau guide lokal pada saat mendaki Gunung Agung.

"Semua tamu yang mendaki pasti terdaftar di buku tamu, sedangkan mereka (bule-bule) tidak terdaftar," katanya lagi.

Wayan menduga, para WNA yang mendaki Gunung Agung tanpa didampingi pemandu lokal itu dipandu oleh teman satu negara yang menjadi pemandu ilegal.

Pihaknya pun menyayangkan perilaku WNA yang menjadi pemandu ilegal di Bali.

Ia menyampaikan bahwa perilaku pemandu ilegal itu melanggar aturan asosiasi yang mewajibkan pemandu pendakian adalah orang lokal.

Wayan mengatakan, para WNA itu berangkat pada Sabtu (18/3/2023), dan turun pada Minggu (19/3/2023).

Untuk pendaki reguler yang mendaki Gunung Agung melalui pos dan membayar administrasi, mereka biasanya akan mendirikan tenda di pos 2 yang berada di ketinggian 2.400 mdpl.

"Namun mereka (WNA) mendaki dan mendirikan camp di puncak 2 yang berada di ketinggian 2.900-an," kata dia.

Ia mengatakan bahwa saat ini kemungkinan para WNA tersebut sudah tidak di Indonesia.

Pihaknya kini sudah mengkoordinasikan agar ke depannya hal-hal seperti ini tidak kembali terjadi.

Dalam konteks luasnya, tidak hanya di gunung saja, namun segala sesuatu yang berkaitan dengan ranah kesucian tanah Bali termasuk laut, sungai, dan danau agar turis dan siapa pun itu bisa menghargai budaya bali.

Ketua PHDI: harus ditindak tegas

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Nyoman Kenak pun turut bereaksi atas kejadian tersebut.

Aksi tersebut dinilainya bukan lagi soal kurangnya edukasi terhadap wisatawan, namun memang perilaku WNA yang tidak bisa menghargai kesucian Bali.

"Bule-bule, atau siapa pun yang tak bisa menghargai Bali, harusnya ditindak tegas. Kalau bule, ya deportasi," ungkapnya dikutip dari Tribun.

Dirinya mendukung upaya pihak berwenang seperti polisi, Kemenkumham, Imigrasi serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk menindak tegas bule-bule nakal, maupun pihak lainnya yang melecehkan Bali.

"Penindakan dilakukan untuk mendukung pariwisata Bali yang berkualitas. Tentu dampaknya ada, misalnya kunjungan wisman menurun, tapi kita tidak lagi ingin wisata yang menentukan kuantiti, tapi kualitas," tegasnya.

Sanksi tersebut menurutnya, tidak sebanding dengan kerugian masyarakat setempat untuk menggelar upacara dan menjaga kesucian kawasan Gunung Agung selama ini.

Selain penegakan hukum, dia menilai masyarakat di kawasan suci juga harus meningkatkan kewaspadaannya terhadap kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/21/174900565/viral-foto-wna-buka-celana-di-kawah-gunung-agung-bali-diduga-warga-rusia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke