Profil Nguyen Xuan Phuc, Presiden Vietnam yang Mengundurkan Diri karena Bawahannya Korupsi

KOMPAS.com - Presiden Vietnem Nguyen Xuan Phuc mengundurkan diri pada Selasa (17/1/2023).

Diketahui, Partai Komunis menyalahkannya atas kesalahan yang dilakukan pejabat di bawah kendalinya.

"Sepenuhnya menyadari tanggung jawabnya di depan partai dan rakyat, dia mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari posisi yang ditugaskan, berhenti dari pekerjaannya dan pensiun," kata partai dalam sebuah pernyataan.

Sebagai informasi, Vietnam tidak memiliki penguasa tertinggi dan secara resmi dipimpin oleh empat pilar, yakni sekretaris partai, presiden, perdana menteri, dan ketua DPR.

Berikut profil Nguyen Xuan Phuc:

Dikutip dari Vietnam Times, pria kelahiran 1954 itu merupakan orang senior di pemerintahan Vietnam.

Kariernya dimulai pada 1978 sebagai pejabat Dewan Manajemen Ekonomi Quang Nam, Provinsi Da Nang.

Selanjutnya, ia banyak berkiprah di Komite Partai Provinsi dan Komite Partai Rakyat Da Nang.

Pada 1993, Phuc menjabat sebagai Direktur Departemen Pariwisata dan Ketua Dewan Direkso Resor Furama Da Nang.

Ia mulai ditugaskan di pemerintahan nasional sejak 2006 sebagai Wakil Inspektur Jenderal Inspektorat Pemerintah.

Dikutip dari AP News, Phuc kemudian bergabung dengan Politbiro pada 2011 dan menjadi perdana menteri dari 2016-2021.

Sebagai perdana menteri, ia membawa pertumbuhan ekonomi tahunan negara rata-rata 6 persen.

Pada 2021, ia dipilih sebagai presiden oleh Majelis Nasional.

Itu merupakan pertama kalinya Majelis Nasional memilih perdana menteri petahana sebagai presiden negara.

Terlepas dari skandal korupsi yang menimpahnya, pemerintah memuji tanggapannya terhadap pandemi Covid-19.

Dengan langkah-langkah ketat termasuk penguncian nasional, Vietnam berhasil menahan penyebaran virus pada tahun pertama pandemi dan dengan cepat melanjutkan bisnis dan manufaktur.

Itu adalah di antara segelintir negara pada 2020 yang mencatat pertumbuhan ekonomi positif.

Namun, seperti di beberapa negara Asia lainnya yang awalnya mencegah wabah serius, kasus melonjak setelah pertengahan 2021 dengan penyebaran varian yang lebih mudah menular.