KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk siaga mengantisipasi terjangan banjir rob mulai 11-23 Juni 2022.
Banjir rob atau banjir pesisir adalah peristiwa masuknya air laut ke daratan karena pengaruh pasang surut.
Peristiwa ini dapat bersamaan dengan fenomena angin kencang dan gelombang tinggi. Adapun akibatnya, daratan menjadi tergenang hingga banjir.
Penyebab banjir rob
Dilansir dari laman Pusat Meteorologi Maritim BMKG, banjir rob kali ini disebabkan fenomena Super Full Moon, yaitu fase Bulan Purnama bersamaan dengan perigee atau jarak terdekat Bulan dengan Bumi.
Super Full Moon sendiri akan terjadi pada 14 Juni 2022. Meski demikian, peningkatan ketinggian pasang air laut diprediksi mulai 11-23 Juni 2022.
Selain Super Full Moon, embusan angin dengan kecepatan cukup tinggi hingga 46 km/jam di beberapa perairan Indonesia mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang.
Terutama, di Laut Jawa, Laut Sawu, Laut Flores, Laut Banda, dengan ketinggian gelombang mencapai 2 meter.
Juga di perairan barat Sumatera, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Laut Arafuru, dengan ketinggian gelombang mencapai 3 meter.
Berdasarkan citra satelit altimetri, BMKG menyebut tinggi muka air laut menunjukkan adanya anomali positif yang berpotensi menyebabkan banjir rob lebih tinggi.
Wilayah berpotensi banjir rob
Dilansir dari akun Instagram resmi BMKG, @infobmkg (12/6/2022), berikut wilayah pesisir Indonesia yang diprediksi mengalami banjir rob pada 11-23 Juni 2022:
Pusat Meteorologi Maritim BMKG mengatakan, potensi banjir rob di sejumlah wilayah tersebut berlangsung dalam waktu yang berbeda.
Rincian lokasi dan waktu potensi terjadinya banjir rob dapat disimak melalui informasi berikut, sebagaimana dikutip laman resmi:
https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/12/130300165/rincian-wilayah-berpotensi-diterjang-banjir-rob-pada-11-23-juni-2022