Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Tahun Lalu, Engeline Tewas Dibunuh 3 Hari Sebelum Ulang Tahunnya

KOMPAS.com - Jasad Engeline ditemukan di halaman belakang rumahnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, Rabu 10 Juni 2015 atau tepat 7 tahun lalu. 

Saat ditemukan jasadnya dalam kondisi membusuk di bawah pohon pisang, ditutup sampah, terkubur bersama bonekanya.

Sebelumnya, bocah perempuan 8 tahun itu dilaporkan hilang pada 16 Mei 2015, tepat tiga hari sebelum ulang tahunnya yang ke sembilan. 

Siapa pembunuhnya? 

Dari hasil penyelidikan kepolisian diketahui, pelaku pembunuhan bocah malang itu adalah ibu angkatnya yaitu Margriet Megawe dibantu mantan pembantunya Agus Tay. 

Polisi mendasarkan penetapan tersangka Margriet atas tiga alat bukti.

Pertama, pengakuan Agus, tersangka pertama pembunuhan bocah yang masih duduk di sekolah dasar tersebut.

"Bukti kedua, hasil analisis laboratorium forensik. Ketiga, petunjuk di tempat kejadian perkara. Keterlibatan Margriet membunuh Engeline sangat kuat," ujar Kapolri saat itu Badrodin Haiti dikutip dari Kompas.com.

Setelah menjalani proses peradilan hingga Mahkamah Agung, Margriet divonis hukuman seumur hidup sedangkan Agus Tay harus menjalani hukuman penjara 10 tahun.

Kasus pembunuhan Engeline

Dikutip dari Tribunnews, pembunuhan Engeline terjadi di rumah Margriet di Jalan Sedap Malam, Denpasar, pada 16 Mei 2015 silam. Margriet membunuh korban, yang merupakan anak angkatnya.

Sementara Agus Tay disuruh membantu mengubur Engeline di pekarangan belakangan rumah Margreit di bawah kandang ayam.

Margriet terbukti melakukan kejahatan pembunuhan berencana, eksploitasi anak, penelantaran anak, dan diskriminasi anak.

Sebelum korban meninggal, Margriet menyuruh korban mengurus, merawat, dan memberi makan dan minum ternak seperti ayam, anjing, dan kucing.

Setelah selesai, Engeline baru berangkat sekolah siang dengan penampilan tidak rapi, rambut tidak disisir, dan wajah kusam. Sehingga korban sering menjadi olok-olokan.

Puncaknya adalah penganiayaan Margriet terhadap Engeline pada 16 Mei 2015, yang mengakibatkan kematian korban.

Majelis hakim meyakini Margriet menyurut Agus Tay untuk mengubur korban dengan upah Rp 200 juta.

Sebelum korban dikubur, Margriet memastikan kematian korban dengan menyundutkan bara rokok ke punggung Engeline.

Setelah itu, korban dibungkus seprai dan dikuburkan di lubang dekat kandang ayam.

Engeline lahir pada tanggal 19 Mei 2007 di sebuah klinik di daerah Canggu dari seorang ibu bernama Hamidah dan ayah bernama Achmad Rosyidi.

Ketika melahirkan Engeline, Hamidah tidak sanggup melunasi biaya persalinannya ke klinik.

Saat sedang mengalami kesulitan demikian, seseorang mempertemukan dan memperkenalkannya dengan Margriet Christina Megawe yang menawarkan bantuan untuk melunasi biaya tersebut sekaligus bermaksud untuk mengadopsi bayinya.

Waktu itu, Margriet datang ditemani suaminya yang bernama Douglas Scarborough.

Untuk keperluan persalinan Hamidah Margriet mengeluarkan biaya sebesar Rp 1,8 juta, dengan rincian biaya persalinan Rp 800 ribu dan biaya perawatan Hamidah Rp 1 juta.

Maka tiga hari setelah lahir, Engeline langsung dibawa oleh Margriet dan tidak pernah bertemu lagi dengan kedua orangtuanya.

Saat itu, anak tersebut belum diberi nama oleh Hamidah. Nama "Engeline" diberikan oleh Margriet, mengikuti nama depan ibunya (nenek angkat Engeline).

Dikutip dari Kompas.com, Engeline pertama kali dinyatakan hilang pada 16 Mei 2015 saat bermain di depan rumah orangtua angkatnya dan tidak pulang hingga 3 hari.

Keluarga pun melaporkan kasus hilangnya Engeline ke Kepolisian Sektor Denpasar Timur.

Kemudian, pada 17 Juni 2015 kakak angkat Angeline, Yvon, membuat fan page di Facebook bernama "Find Engeline-Bali's Missing Child". Berikut kronologi lengkapnya: 

16 Mei 2015

Angeline terakhir terlihat di depan rumah. Orang yang melihatnya ialah Yvonne Mega W, kakaknya sendiri. Karena tidak kunjung pulang hingga sore, keluarganya melaporkan soal kehilangan tersebut ke pihak kepolisian.

19 Mei 2015

Tim pencari Angeline mencari keberadaan bocah itu di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tim itu merupakan gabungan dari Polda Bali, Polresta Denpasar, dan Polsek.

Polisi juga mengerahkan anjing pelacak untuk mengetahui arah perjalanan Angeline keluar rumah. Namun, anjing pelacak hanya berputar-putar di sekitar rumah. 

25 Mei 2015

Tim Komnas Perlindungan Anak mendatangi Polresta Denpasar, sepakat melakukan kerja sama dalam menemukan Angeline.

Di sana, Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menyebut kondisi keluarga Angeline tidak baik dari segi tempat tinggalnya hingga orang dewasa yang mengasuhnya.

Diperoleh informasi, sikap temperamental itu diduga menjadi salah satu pemicu hilangnya anak tersebut. Lalu, berdasarkan hasil investigasi orang dekat, Angeline kerap mengalami penyiksaan, baik fisik maupun mental.

1 Juni 2015

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar mendatangi Polsek Denpasar Timur untuk mengetahui perkembangan pencarian Angeline.

Kekhawatiran P2TP2A ialah hilangnya Angeline bukan karena diculik atau melarikan diri, melainkan justru dibunuh.

Hal ini dinyatakan oleh pendamping hukum P2TP2A, Siti Sapura, tanpa mencurigai siapa pun, termasuk ibu angkatnya.

5 Juni 2015

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi berkunjung ke rumah Angeline.

Namun, kedatangan Yuddy tidak disambut baik oleh keluarga Angeline. Dia justru dilarang masuk oleh satpam sewaan yang bertugas menjaga rumah Angeline.

6 Juni 2015

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yambise juga mengunjungi rumah Angeline. Namun, Margareta menolak untuk menemuinya.

10 Juni 2015

Angeline ditemukan tewas terkubur di halaman belakang rumahnya. Jasadnya sudah dalam kondisi membusuk. Jenazah pun segera diotopsi di Instalasi Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. 

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/10/063000765/7-tahun-lalu-engeline-tewas-dibunuh-3-hari-sebelum-ulang-tahunnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke