Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

14 Anak Terkonfirmasi Penyakit yang Diduga Hepatitis Akut, Apakah Mereka Siswa yang Sudah Mengikuti PTM?

KOMPAS.com - Kementerian Kesehataan (Kemenkes) telah mengonfirmasi per 17 Mei 2022 terdapat 14 pasien baru yang diduga terjangkit hepatitis akut.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Nadia Siti Tarmizi mengatakan dari 14 pasien tujuh di antaranya merupakan pelajar.

Meskipun ketujuh anak tersebut diduga telah terinfeksi penyakit, namun hingga kini belum melakukan kegiatan pelajaran tatap muka (PTM) di sekolahnya masing-masing.

"SD hanya 2 kasus, 2 SMA, dan 3 SMP," katanya kepada Kompas.com, Kamis (19/5/2022).

Jika terdapat kasus anak yang terkonfirmasi terinfeksi hepatitis akut ketika melakukan PTM di sekolah, maka saat ini kegiatan belajar mengajar masih dapat dilakukan.

Namun, para siswa yang mengalami kontak erat dengan pasien bergejala hepatitis akut tersebut nantinya akan dipantau perkembangannya oleh petugas kesehatan.

"Dilakukan investigasi kontak dengan memantau gejala pada anak lain," ungkap Nadia.

Nadia menyarankan anak-anak untuk sering mencuci tangan setelah beraktivitas dan para orang tua untuk menggunakan air bersih ketika memasak.

Selain itu, pengunaan masker tetap menjadi sarana pencegahan penyebaran hapatitis akut, karena diduga menyebar lewat udara.

"Tetap prokes kita lakukan karena ada dugaan penularan melalui udara," pungkasnya.

6 anak meninggal dan 4 telah sembuh

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan jika dari total 14 pasien tersebut empat di antaranya telah dinyatakan sembuh.

"Ada 14 pasien itu satu probable dan 13 pending klasifikasi, ada meninggal enam, terdapat empat sembuh/dipulangkan," katanya dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/5/2022).

Sementara itu, terdapat enam pasien yang meninggal dengan rincian usia antara 2 bulan sampai 14 bulan.

Syahril mengingatkan jika masyarakat harus mewaspadai gejala awal hepatitis akut seperti mual, muntah dan diare.

Upaya pencegahan dini penting dilakukan agar anak yang mengalami gejala awal hepatitis akut dapat diselamatkan. Karena kasus meninggal banyak disebabkan keterlambatan rujuk ke rumah sakit.

"Jangan sampai berat, berat lagi nanti jadi kuning matanya, seluruh tubuhnya bahkan kecingnya warna teh, itu gejala lebih lanjut, kalau lanjut gejala anak bisa kejang, kesadaran menurun, ini agak repot," ucap dia.

Tidak memiliki riwayat Covid-19

Syahril menyebutkan jika 14 pasien yang diduga terinfeksi hepatitis akut tersebut tidak pernah tertular Covid-19.

"14 (pasien) ini tidak ada riwayat Covid-19, semuanya negatif," kata Syahril, dikutip dari Kompas.com (18/5/2022).

Kasus tersebut terdeteksi di 5 provinsi, berikut daftarnya:

Menyerang anak-anak

Secara kumulatif dari jumlah 14 kasus terbaru menunjukkan bahwa terdapat anak-anak usia 0-16 tahun yang mengalami infeksi hepatitis akut.

Berikut ini rinciannya:

  • Usia 0-5 tahun: 7 orang
  • Usia 6-10 tahun: 2 orang
  • Usia 11-16 tahun: 5 orang

Sedangkan enam orang yang meninggal memiliki usia yang bervariasi, yaitu 2 bulan, 8 bulan, 9 bulan, 14 bulan, 1 tahun dan 8 tahun.

Empat orang saat ini masih dirawat untuk mendapatkan penanganan medis, dan empat lainnya sudah dinyatakan sembuh.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hepatitis akut pada anak sebenarnya dapat disembuhkan.

Gejala hepatitis akut

Menurut Kemenkes, rata-rata kematian akibat hepatitis akut karena pasien datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan bergejala berat.

Gejala berat dari kasus hepatitis akut pada anak ini adalah kejang dan kesadaran menurun.

"Dengan keterlambatan itu (penanganan) yang membuat mereka meninggal," ujar Syahril, dikutip dari Kompas.com (18/5/2022).

Sehingga, para orang tua dihimbau untuk melakukan kewaspadaan dini dengan memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat jika muncul gejala hepatitis akut.

Berikut ini adalah gejala hepatitis akut pada anak:

  • Demam
  • Hilang napsu makan
  • Muntah
  • Mual
  • Kuning
  • Perubahan warna urin menjadi gelap seperti air teh
  • Nyeri bagian perut
  • Diare akut
  • Malaise/lethargy
  • Arthralgia/Myalgia
  • Sesak napas Perubahan warna feses menjadi pucat
  • Gatal

Jika urin berubah warna dan perubahan warna kuning terjadi, itu menunjukkan gejala sudah cukup berat. "Gejala berat lebih lanjut adalah kejang hingga kesadaran menurun," jelas Syahril.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/19/123500565/14-anak-terkonfirmasi-penyakit-yang-diduga-hepatitis-akut-apakah-mereka

Terkini Lainnya

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke