KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) melakukan pemantauan potensi terjadinya bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada kondisi cuaca dan gelombang signifikan di wilayah Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan analisis dinamika atmosfer Rabu (22/12/2021) pukul 07.00 WIB, Jakarta TCWC mengidentifikasi adanya peningkatan potensi pembentukan pola sirkulasi siklonal (pusaran angin).
Hal tersebut dapat meningkat menjadi suspek area potensi bibit siklon tropis di sekitar perbatasan wilayah laut Timor dan Arafura, atau sekitar perairan selatan Kepulauan Tanimbar (Saumlaki).
Potensi bibit siklon
Diperkirakan, potensi bibit siklon bisa terjadi dalam periode dua hari ke depan seiring dengan menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin.
"Suspek area tersebut mempunyai kecenderungan bergerak ke arah selatan hingga barat daya menuju wilayah perairan utara Australia," kata Dwikorita saat konferensi pers secara virtual, Rabu (22/12/2021).
Dalam 72 jam ke depan, imbuh Dwikorita, suspek area diperkirakan akan menguat cukup signifikan terutama pada Sabtu (25/12/2021) dan Minggu (26/12/2021).
Hal itu ditandai dengan menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin di atas 25 knot dengan kemungkinan pusat sistemnya sudah berada di area tanggung jawab TCWC Australia.
Probabilitas potensi menjadi siklon tropis
Berdasarkan pemodelan prediksi BMKG, probabilitas potensi menjadi siklon tropis adalah sebagai berikut:
Peringatan dini
Terkait dengan keberadaan sistem suspek area tersebut, BMKG mengeluarkan peringatan dini khusus untuk periode tiga hari ke depan:
Dwikorita melanjutkan, untuk memperkuat informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem di level daerah, UPT BMKG wilayah propinsi akan secara aktif melakukan diseminasi informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
"BMKG melalui Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan perkembangan potensi sistem bibit siklon tersebut dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya," ujar Dwikorita.
Imbauan keselamatan
Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, BMKG mengimbau beberapa hal sebagai berikut:
1. Menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak
2. Menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya
3. Mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor terutama di daerah yang rentan
4. Stakeholder terkait dapat terus mengintensifkan koordinasi dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi
5. Selalu memantau perkembangan informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG melalui kanal informasi BMKG, seperti:
https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/22/113000065/bmkg-pantau-potensi-bibit-siklon-di-laut-timor-arafura-ini-dampaknya-bagi