12 Indikator Masyarakat Siaga Tsunami, Simak Penjelasan BMKG
KOMPAS.com - Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, ada 12 indikator masyarakat siaga gempa dan tsunami berdasarkan Unesco-IOC.
Informasi itu disampaikannya melalui akun Twitter miliknya, @DaryonoBMKG.
"Mari kita bentuk masyarakat siaga tsunami," tulis Daryono dalam twit, Jumat (17/9/2021).
Menurut dia, persiapan ini menjadi kunci selamat dari tsunami.
"Padahal inilah kunci selamat dari tsunami yang selama ini viral," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/9/2021).
Persiapan itu harus dilakukan secara bertahap.
Berikut rincian dari masing-masing indikator masyarakat siaga gempa dan tsunami:
1. Indikator 1: Memiliki peta rawan bahaya tsunami
Persiapan
- Peta bahaya tsunami utamanya adalah peta inundasi/rendaman.
- Peta bahaya tsunami menjadi dasar dalam pembuatan peta evakuasi tsunami.
- Jika masyarakat tidak memiliki peta bahaya tsunami, dapat melibatkan pakar untuk membuat peta tersebut.
2. Indikator 2: Memiliki informasi perkiraan jumlah orang yang berada di wilayah bahaya tsunami.
Persiapan
- Memiliki data jumlah penduduk yang tinggal.
- Memiliki data (jumlah) penduduk yang rawan (penyandang disabilitas, lansia, dan anak-anak).
- Memiliki perkiraan jumlah turis dan pekerja yang tinggal di wilayah tersebut.
- Memiliki data catatan jumlah penduduk terpapar saat malam dan siang.
3. Indikator 3: Memiliki papan informasi publik tentang gempa dan tsunami.
Persiapan
Ada papan informasi publik berupa:
- Papan informasi wilayah rawan gempa dan/atau zona bahaya tsunami.
- Rambu evakuasi.
- Rambu titik kumpul.
- Papan informasi berisi edukasi tanggap tsunami.
- Peta evakuasi tsunami.
Daryono mengungkapkan, papan informasi tersebut harus dipahami masyarakat lokal dan mancanegara, serta jumlah papan disesuaikan dengan luas wilayah rawan gempa dan tsunami.
4. Indikator 4: Memiliki inventaris sumberdaya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial untuk pengurangan risiko bahaya tsunami
Persiapan
- Data sumber daya dana darurat di tingkat daerah dan nasional.
- Data bangunan publik yang dapat digunakan sebagai sarana evakuasi sementara atau untuk pertemuan dan pelatihan guna peningkatan kapasitas.
- Memiliki rencana operasi kedaruratan.
- Data organisasi sosial dan sukarelawan.
- Asosiasi orangtua untuk sekolah di daerah.
- Data sukarelawan.
5. Indikator 5: Memiliki peta evakuasi tsunami
Persiapan
- Peta evakuasi tsunami perlu menggambarkan rute evakuasi tsunami dan daerah berkumpul.
- Peta berbasis peta rawan bahaya tsunami dan sesuai dengan rencana operasi kedaruratan masyarakat.
- Peta perlu dibuat menggunakan cetakan yang sesuai dan/atau media digital.
- Masyarakat perlu dilibatkan dalam menyiapkan peta evakuasi agar memasukkan pengetahuan lokal (kemampuan/kesulitan untuk mendapat atau mengambil rute evakuasi tertentu.
6. Indikator 6: Memiliki materi edukasi publik dan kesiapsiagaan
Persiapan
- Memiliki konten materi edukasi publik dapat berupa tips keselamatan, dan informasi kapan dan bagaimana merespon peringatan (termasuk peringatan dari alam terhadap wilayah dengan ancaman tsunami lokal).
- Memiliki media edukasi publik dapat berupa brosur, leaflet, Poster, buku, video yang didistribusikan kepada masyarakat.
7. Indikator 7: Sudah terbiasa melakukan kegiatan edukasi publik
Persiapan
- Melakukan kegiatan edukasi publik perlu dilakukan 3 kali/tahun di tingkat masyarakat. Tujuannya adalah untuk mendidik masyarakat, dunia usaha, dan pengunjung.
- Menyampaikan materi mengenai zona bahaya tsunami, rawan tsunami, jalur evakuasi, bagaimana peringatan diterima.
- Kegiatan dapat merupakan level nasional, internasional ataupun daerah.
- Kegiatan dapat berupa edukasi dari door to door.
8. Indikator 8: Terbiasa latihan evakuasi menghadapi gempa dan tsunami.
Persiapan
- Latihan dapat berfokus pada bahaya gempa/tsunami atau dapat berupa latihan multi-bahaya yang juga memasukkan bahaya tsunami yang dikombinasikan dengan latihan kebakaran, badai, dan gunung berapi.
- Latihan dapat berupa table top, Drill, uji komunikasi, dan lainnya.
- Latihan secara rutin minimal dilaksanakan 2 tahun sekali.
9. Indikator 9: Sudah memiliki rencana operasi darurat tsunami.
Persiapan
Sudah memiliki dokumen rencana kedaruratan yang berisi:
- -Identifikasi daerah rawan bencana tsunami, sumber, potensi inundasi, tinggi maksimum, sejarah tsunami terdahulu, dan potensi tsunami di masa datang.
- Data komunitas, infrastruktur, dan fasilitas kritis rawan terdampak tsunami.
- SOP Respon Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami.
- Aktivasi tanggap darurat, posko, dan petugas yang melaksanakan tanggap darurat tersebut.
- Kontak institusi terkait termasuk Focal Point peringatan Dini tsunami,
- Rencana evakuasi.
- Peta evakuasi tsunami.
- Kriteria Status aman.
- Pelaporan dampak tsunami.
10. Indikator 10: Memahami manajemen rencana kedaruratan
Persiapan
Untuk persiapan pada indikator ini, Daryono mengatakan, adanya atau memiliki Tim Siaga Bencana Gempa dan Tsunami 24/7 aktivasi tanggap darurat bila terjadi tsunami.
11. Indikator 11 dan 12: Tersedia peralatan penerima dan penyebarluasan info gempa dan peringatan dini tsunami.
Persiapan
- Pemerintah daerah/masyarakat harus dapat menerima dan menyebarluaskan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami 24/7 dari BMKG atau Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD).
- Peralatan/saranan penerima informasi dan peringatan dini seperti warning receiver system, radio, telepon, SMS, media sosial, dan sirine.