Gempa yang berpusat di Laut Kaspia itu terjadi 31 menit selepas tengah malam, saat sebagian besar warga tengah tertidur lelap.
Area seluas 20.000 mil persegi di Provinsi Zanjan dan Gilan benar-benar hancur. Wilayah ini merupakan daerah pertanian dan resor laut.
"Semuanya hancur, praktis 90 persen pendidik di kawasan pertanian itu tewas atau cedera," tulis kantor berita Iran IRNA, dikutip dari Harian Kompas, 22 Juni 1990.
Gempa itu berlangsung cepat dengan beberapa kali guncangan keras selama satu menit.
Guncangan gempa terasa sampai ke Azerbaijan dan merusahk sejumlah bangunan tua di Rusia.
Sekitar 12 jam kemudian, gempa susulan bermagnitudo 6,5 kembali menggoncang kawasan itu.
Akibat gempa susulan tersebut, sebuah bendungan di Rasht jebol dan menyapu sebagian besar lahan pertanian.
Selain itu, Provinsi Gilan yang sebelumnya hancur akibat bencana pertama, berubah menjadi kuburan massal setelah guncangan gempa kedua.
Harian Kompas, 24 Juni 1990, memberitakan, harapan untuk bisa menemukan korban yang masih hidup di bawah reruntuhan juga semakin menipis.
Di Kota Roudbar, seorang korban gempa menyebut batu seukuran gudang menimpa rumahnya hingga menewaskan empat dari enam anaknya.
"Jika Anda datang lebih cepat, Anda tentu telah menyelamatkan menantu perempuan saya juga. Saya berbicara dengannya sampai beberapa jam yang lalu," kata pria itu setelah diselamatkan dari puing-puing rumahnya.
Semua helikopter telah dikerahkan untuk menolong para korban. Namun, cuaca yang buruk menyebabkan upaya tersebut terasa sulit.
Tanah longsor, bendungan yang rusak, dan hujan lebat menambah beban kesulitan operasi penggalian serta pembukaan kembali jalan menuju kawasan terpencil.
Akibat dua gempa itu, sekitar 50.000 orang meninggal dunia dan ratusan ribu orang luka-luka. Bahkan setelah muncul gempa susulan tiga hari berikutnya, korban bertambah menjadi 70.000 orang.
Saat itu, gempa di Iran disebut menjadi yang terdahsyat pada sejarah gempa modern setelah gempa di China pada 1976 yang menelan korban 200.000 jiwa.
Harian Kompas, 27 Juni 1990 menuliskan, gempa itu membuat kawan dan lawan Iran di panggung internasional terus bergotong royong meringankan penderitaan negara tersebut.
Bahkan, orang yang paling dibenci di Iran, Salman Rushdie menyumbang uang sebesar 5.000 pound.
Sementara, Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher yang hubungannya dengan Iran rusak setelah konflik sosial, juga mengirimkan ucapan simpati.
Ia juga mengirim tim petugas pertolongan, dilengkapi dengan alat dengar ultra-sonik serta kamera ultra-peka untuk mencari para korban yang terperangkap di bawah reruntuhan.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/06/21/095700365/hari-ini-dalam-sejarah--gempa-besar-di-iran-puluhan-ribu-orang-tewas