Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tragedi Sate Beracun di Bantul, Targetkan Polisi Malah Tewaskan 1 Anak Ojol

Kasus sate beracun di Bantul itu berawal dari pengiriman misterius melalui ojek online ke seseorang di Bantul, Jogjakarta.

Peristiwa bemula pada Minggu (24/4/2021), Seorang pria berprofesi pengemudi ojek online bernama Bandiman menerima pesanan dari seorang wanita tak dikenal di masjid sekitar Sadion Mandala Krida, Kota Yogkayarta.

Kronologi sate beracun

Kapolsek Sewon Kompol Suyanto mengatakan, sate ayam tersebut dibungkus dua dan diserahkan Bandiman. Sate tersebut dikirim dari seseorang atas nama Hamid ke rumah tujuan di Kapanewon, Kasihan.

Kebetulan pria yang dikirim sate itu sedang berada di luar kota, sementara di rumah hanya ada istrinya. Sang istri mengaku tak pernah memesan sate tersebut sehingga menolak menerima. Akhirnya, sate itu dibawa kembali oleh Bandiman ke rumahnya di Salakan, Kelurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul. Setiba di rumah, waktu sudah mulai buka puasa.

Akhirnya Bandiman menyantap sate beracun ojol itu bersama istrinya, Titik Rini (33) dan anaknya, Naba Faiz Prasetyo (8). Titik dan Naba menyantap sate ayam lontong itu dengan bumbunya.

Sesaat setelah menyantap, Titik dan Naba tiba-tiba merasa pahit dan langsung tergeletak. Keduanya kemudian dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta. Namun salah satu kroban, Naba, tidak bisa diselamatkan. Ia meninggal di RSUD setelah mendapat pertolongan medis. Sementara ibunya, Titik, masih bisa diselamatkan.

"Korban atas nama Naba dinyatakan meninggal dunia. Sementara istri Bandiman harus mendapat perawatan intensif," kata Kapolsek Kompol Suyanto.

Polisi cari pelaku

Sate beracun Jogjakarta pun menghebohkan publik. Aparat Polres Bantul kemudian memburu pelaku dengan melakukan penyelidikan. Salah satunya dengan memeriksa sejumlah Closed-Circuit Tekevisin (CCTV) untuk mengidentifikasi pelakunya.

Polisi memeriksa sejumlah saksi, termasuk alamat pengiriman sate beracun di Bantul itu yang belakangan diketahui bernama Tomy.

Aparat juga memeriksa kandungan sate beracun itu di laboratorium.

"Polres Bantul sudah mengirim sisa makanan ke laboratorium, apakah mengandung zat berbahaya atau tidak," kata Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto, Senin (26/4/2021).

Polisi juga menyelidiki motif sate beracun itu dengan memeriksa beberapa saksi. Namun aparat belum mengetahui motifnya seperti apa.

"Ini kita belum tahu motifnya apa, kemudian penyebab kematiannya apakah betul dari takjil itu, kita belum tahu. Tapi yang jelas, sisa makanan itu sudah dibawa ke laboratorium," kata Yuliyanto.

Sate beracun sianida

Sementara itu, sate beracun Ojol yang menewaskan satu anak itu diketahui mengandung racun sianida. Hal itu berdasarkan hasil penelitian laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Kesehatan DIY.

Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), Lipur Riyatiningtyas mengungkapkan, zat yang terkandung di sate beracun ojol itu biasanya dipakai untuk racun tikus. Zat itu berada di potasium sianida yang tidak bisa dibeli secara bebas.

Ia menyebutkan racun sianida itu menghambat sel menggunakan oksigen hingga menyebabkan sel dalam tubuh itu akan mati. Ada pun gejala yang disebabkan oleh racun sianida itu adalah mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, napas sesak dan tubuh lemas.

Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, zat sianida itu akan menyebabkan kerusakan tubuh fatal yang membuat korbannya meninggal.

"Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yang akhirnya akan meninggal. Dosis letalnya 1,5 miligram per kilogram berat badan,” katanya.

Polisi tangkap tersangka sate beracun

Polisi kemudian memburu tersangka sate beracun hingga menangkap seorang perempuan berinsial NA (25) pada Jumat (3/4/2021). Pelaku adalah warga Majalengka yang saat itu tinggal di Bantul, Jogjakarta. Pengirim sate beracun tertangkap di Bantul tanpa perlawanan.

"Diamankan NA (24), warga Majalengka, Jumat (30/4/2021)," kata Dir Reskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satriya, Senin (3/5/2021).

Motif sate beracun

Polisi kemudian memeriksa tersangka NA untuk mengetahui motif sate beracun yang dikirim ke seseorang bernama Tomy namun malah menewaskan anak ojek online. Tersangka NA mengaku awalnya mengirim sate beracun itu untuk Tomy dengan motif sakit hati.

Calon penerima sate takjil tersebut adalah seorang polisi berpangkat Aiptu yang bertugas di Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Yogyakarta. Hal itu dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja.

Menurut Timbul, Aiptu Tomy adalah seorang penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta.

"Betul, yang bersangkutan adalah penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta, pangkatnya Aiptu," jelas Timbul. (Penulis: Markus Yowono, Wijaya Kusumah | Editor: Khairina, Dony Aprian, Muhammad Tengku Valdy Arief)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/08/060000665/tragedi-sate-beracun-di-bantul-targetkan-polisi-malah-tewaskan-1-anak-ojol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke