Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kembali Meletus, Berikut Catatan 7 Letusan di Kawah Sileri

Diberitakan Kompas.com, Jumat (30/4/2021), letusan freatik yang terjadi mengakibatkan lontaran material batu maupun lumpur.

Kepala Pos Pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung api Dieng Surip menyebutkan, hingga saat ini belum terpantau erupsi susulan.

Letusan Kawah Sileri, yang terjadi kemarin bukan yang pertama terjadi. 

Sebelumnya, pernah terjadi letusan Kawah Sileri yang bahkan menenggelamkan satu desa.

Berikut ini, catatan letusan yang pernah terjadi di Kawah Sileri:

1. Letusan tahun 1944

Pada 4 Desember 1944, Kawah Sileri tercatat mengalami letusan freatik. Peristiwa ini menyebabkan 117 orang meninggal dunia.  

2. Letusan tahun 1964

Kawah Sileri tercatat juga pernah meletus pada 13 Desember 1964. Akibat peristiwa itu, satu kampung yang memiliki sebutan Desa Jawera hilang akibat erupsi Sileri yang bertipe freatik eksplosif.

Sebanyak 114 orang tewas.

“Sekarang prasastinya bisa dilihat di sekitar gerbang masuk kompleks wisata kawah. Dari cerita senior yang ada di pos pemantauan ini, konon misteri letusan Sileri tahun 1964 yang berupa batu seukuran kepalan tangan terlempar sampai di sini (pos) yang jaraknya sekitar dua kilometer,” ujar Surip, seperti diberitakan Kompas.com, 5 Juli 2017.

3. Tahun 1984

Pada 1984, Kawah Sileri juga meletus dan menyemburkan lumpur lahar panas. Letusan ini tak sebesar letusan pada 1986. 

Berdasarkan catatan Stasiun Vulkanologi Dieng, pada Oktober dan November 1984 terekam 2.000 getaran gempa dengan skala 2,5 skala Richter.

4. Tahun 1986

Pada 6 Agustus 1986, letusan Sileri terjadi pada pukul 07.35 WIB didahului dengan gempa vulkanik berkekuatan dua SR.

Getaran gempa berlangsung sekitar 118 detik yang dirasakan sejumlah wilayah Wonosobo dan Banjarnegara.

5. Tahun 2003

Melansir Harian Kompas, 28 Juli 2003, semburan lumpur dan uap panas juga terjadi di Kawah Sileri selama beberapa hari.

Saat itu, status Kawah Sileri dinaikkan dari normal menjadi Siaga I.

Semburan lumpur panas Kawah Sileri pada 2003 bahkan sempat tercatat mencapai 100 meter.

6. Tahun 2009

Diberitakan Harian Kompas, 28 September 2009, pada Minggu (27/9/2009) pukul 00.00 WIB, Kawah Sileri mengeluarkan letusan uap panas.

Letusan freatik tersebut hanya terjadi sekali.

Akan tetapi, lontaran material berupa lumpur panas saat itu merusak sedikitnya 3 hektar lahan kentang yang berada pada radius 250 meter dari pusat letusan.

7. Tahun 2017

Pada 2 Juli 2017, juga terjadi letusan di Kawah Sileri. Sebanyak 17 wisatawan mengalami luka-luka.

Kapusdatin dan Humas BNPB saat itu, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, akibat kejadian itu para pengunjung maupun warga diminta meninggalkan lokasi dan area kawah dikosongkan.

Saat itu, letusan yang terjadi disertai lahar dingin, lumpur, dan asap mencapai 50 meter.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/30/175300365/kembali-meletus-berikut-catatan-7-letusan-di-kawah-sileri

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke