Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menilik Lokasi Pencarian KRI Nanggala-402 yang Dinyatakan Tenggelam

Pencarian difokuskan pada sembilan titik di perairan utara Celukan Bawang, Bali.

“Sesuai dengan data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik termasuk ada yang tumpahan maupun ada yang daya magnetnya sangat kuat,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kasuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad.

Terbaru, Pencarian KRI Nanggala-402 menemukan titik terang sekitar pukul 09.04 WITA.

Titik terang didapatkan setelah kapal ROV kapal milik Singapura menangkap kontak visual bagian dari badan kapal.

Penemuan bagian kapal selam ini antara lain kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, termasuk baju keselamatan awak kapal NK-11.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, seluruh awak kapal telah gugur.

"Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, dapat dinyatakan, bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," kata Hadi, dalam jumpa pers di Bali, Minggu (25/4/2021).

Kesembilan titik lokasi pencarian berada di sekitar 23 nautical mile (BM) atau 40 kilometer dari perairan utara Celukan Bawang.

Pelabuhan Celukan Bawang berlokasi di Jalan Pelabuhan Celukan Bawang, Pengulon, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali.

Pencarian dilakukan dengan jarak 40 kilometer atau 24,86 ml dari Pelabuhan Celukan Bawang, yang masuk dalam wilayah perairan Laut Bali.

Pelabuhan ini berjarak 48,6 km dari Taman Nasional Bali Barat dan 104 km dari Denpasar.

Jika ditarik garis lurus dari pelabuhan Celukan Bawang sejauh 40 kilometer di Google Maps, maka didapatkan titik seperti di gambar.

Lokasi tersebut diperkirakan menjadi lokasi pencarian KRI Nanggala-402.

Diberitakan Kompas.com, Celukan Bawang merupakan bekas kawasan hutan yang berada di pesisir pantai.

Setelah kedatangan pelaut yang berasal dari Bugis dan berlabuh di desa tersebut, kemudian menetap, kawasan hutan dibuka hingga menjadi kawasan pemukiman yang disebut Celukan Bawang.

Pemberian nama dikarenakan terdapat teluk atau celuk yang menyerupai bentuk bawang.

Pelabuhan Celukan Bawang berada di kawasan ini, yang pada tahun 2017 dilakukan pembaruan pelabuhan agar bisa disandari kapal pesiar berukuran besar.

Terdapat kolam dermaga mencapai 11 meter yang dilengkapi terminal dengan kapasitas mampu menampung 2.500 penumpang.

Pelabuhan Celukan Bawang mempunyai kedalaman alami, sehingga tak perlu pengerukan saat pembangunan kolam dermaga.

Lokasi tersebut memang telah ditetapkan sebagai tempat latihan perang, khususnya kapal selam.

Perairan utara Bali dikenal sangat curam, dengan kedalaman mencapai 700-3.000 meter, dengan semakin ke timur semakin dalam.

“Memang perairan utara Bali diperuntukkan untuk latihan perang khususnya kapal selam karena laut Bali sampai ke Flores lautnya dalam atau disebut cekungan Bali Flores jadi sangat baik untuk tempat latihan perang termasuk kapal selam, bagian Palung Bali Flores itu menyambung,” ujar Kelompok Ahli Kelautan dan Perikanan Gubernur Bali I Ketut Sudiarta.

“Perairannya sangat curam dan dalam berbeda dengan Laut Jawa, kedalamannya bisa mencapai 700-3.000 meter perairannya semakin ke timur semakin dalam. Jika posisi 95 km utara Pulau Bali atau utara Gerokgak kedalaman berkisar 400 hingga 700 meter,” lanjut dia.

Secara umum arus di laut utara Bali relatif kuat sebab mendapatkan pengaruh arus global bernama Arlindo atau arus laut kepulauan Indonesia.

Massa air dari pasifik masuk ke selat Makassar, kemudian mengalir ke Samudera Pasifik melalui selat Lombok, sebagian dari arus digerakkan ke barat dan timur.

Seperti diketahui, KRI Nanggala 402 hilang kontak saat melakukan latihan perang pada Rabu (21/4/2021) pagi.

Dalam latihan tersebut, kapal selam ini membawa 53 awak kapal, yang terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal.

Kapal dinyatakan tenggelam pada Sabtu (24/4/2021) setelah dilakukan pencarian selama kurang lebih tiga hari, dan ditemukan bukti otentik.

Penemuan bagian kapal

Penemuan bagian kapal selam ini antara lain kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, termasuk baju keselamatan awak kapal NK-11.

Berdasarkan bukti penemuan ini, semakin menguatkan bukti bahwa KRI Nanggala 402 tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono mengatakan, kapal tidak mengalami balck out saat menyelam.

“Saat menyelam juga diketahui lampu menyala semua, artinya tidak black out,” ujar Yudo seperti dikutip dari KompasTV, Minggu (25/4/2021).

“Saat menyelam langsung hilang, ini yang akan diinvestigasi, setelah badan kapal bisa kita angkat,” lanjut dia.

Menurut Yudo, peristiwa ini terjadi lantaran faktor alam.

“Sebenarnya sudah kita evaluasi dari awal tentang kejadian ini, saya berkeyakinan ini bukan human eror, tapi lebih pada faktor alam,” ujar Yudo.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/25/201500665/menilik-lokasi-pencarian-kri-nanggala-402-yang-dinyatakan-tenggelam

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke