Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Fakta soal Bandara Kertajati yang Akan Dijadikan Bengkel Pesawat

KOMPAS.com - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati diusulkan Presiden Joko Widodo untuk menjadi lokasi bengkel pesawat atau Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO).

Menjadi lokasi MRO tidak lantas menghilangkan pelayanan penerbangan kargo dan komersil yang ada di bandara ini.

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Rapat Terbatas di Istana Negara, Senin (29/3/2021) yang juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Dikutip dari Kompas.com (30/3/2021), usulan ini disampaikan untuk mengoptimalkan bandara yang selama ini cenderung sepi peminat, khususnya untuk penerbangan komersil.

Berikut ini sejumlah hal terkait dengan Bandara Kertajati:

1. Beroperasi mulai 25 Mei 2018

Setelah melalui proses pembahasan dan pembangunan yang cukup panjang, Bandara Kertajati akhirnya rampung dan resmi beroperasi mulai 25 Mei 2018.

Peresmian ini ditandai dengan dilakukannya pendaratan perdana atau historical landing.

Bandara ini lahir dari inisiasi tokoh lokal, dan menjadi satu-satunya bandar udara di Indonesia yang dikelola secara bersama-sama oleh BUMN (PT Angkasa Pura II) dan BUMD (PT BIJB milik Pemprov Jawa Barat).

Perencanaan pembangunan BIJB sudah ada sejak era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat sempat mengusulkan nama Bandara Internasional Abdul Halim untuk BIJB, namun tidak disepakati.


2. Dikelola AP II

Selama 17 tahun, terhitung sejak 2018-2035, BIJB atau Bandara Kertajati ada di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II (AP II) bersama.

Mengutip Kompas.com (22/1/2018), kerja sama yang dibangun antara BIJB dan AP II ini tidak hanya melingkupi pengelolaan bandara, namun juga transfer ilmu dari AP II kepada BIJB terkait pengelolaan kebandarudaraan.

Kerja sama ini diharapkan bisa membuat BIJB mampu mengelola bandara secara mandiri, saat kerjasama dengan AP II telah berakhir nanti.

3. Berdiri di tas lahan 1.800 hektar

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (25/5/2018), Bandara Kertajati dibangun di atas lahan seluas 1.800 hektar yang ada di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, atau berlokasi 68 km dari Bandung.

Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 2.500 meter dengan lebar 60 meter dan bisa digunakan untuk pendaratan pesawat Airbus A330.

Kini, runway ini sudah diperpanjang menjadi 3.000 meter dan mampu didarati pesawat sipil terbesar di dunia seperti Airbus A380, Boeing B 747, dan B 777.

Di sana juga terdapat paralel taxi way dengan panjang 2.750 meter dan lebar 25 meter.

Selain itu, Bandara Kertajati mempunyai apron seluas 397.890 meter persegi yang dapat menampung 10 parking stand pesawat jet narrow body.


4. Biaya pembangunan telan Rp 2,6 triliun

Untuk proses pembangunan bandara yang sempat diproyeksikan menjadi embarkasi haji ini menelan biaya hingga Rp 2,6 triliun.

Biaya itu dikeluarkan tidak hanya oleh pemerintah, namun juga ada pihak swasta yang turut digandeng.

Mengutip Kompas.com (17/4/2018), 70 persen dana itu diperoleh melalui ekuitas yang berasal dari Pemprov Jawa Barat, reksadana penyertaan terbatas (RDPT), dan dari AP II.

Sementara sisanya sebanyak 30 persen didapat PT BIJB melalui pinjaman dari perbankan syariah.

Jadi secara keseluruhan, bandara ini tidak hanya dibangun oleh Pemerintah Provinsi dan BUMD, namun ada lula pihak swasta dan BUMN yang digandeng di dalamnya.

(Sumber: Kompas.com/Reni Susanti, Akhdi Martin Pratama Putra, Mutia Fauzia | Editor: Aprillia Ika, Reni Susanti, Erlangga Djumena)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/31/170500365/4-fakta-soal-bandara-kertajati-yang-akan-dijadikan-bengkel-pesawat

Terkini Lainnya

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke