Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mendukung “Ketakutan” Pak Kwik Kian Gie

MAHAGURU nasionalisme ekonomi saya, Drs Kwik Kian Gie, sama sekali bukan seorang penakut. Bahkan sebaliknya beliau sangat berani menyatakan yang benar sebagai benar dan yang tidak benar sebagai tidak benar.

Maka saya prihatin ketika mendengar pak Kwik sempat berkicau melalui akun twitter beliau.

"Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dng maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis2an, masalah pribadi diodal-adil. Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik2 tajam. tidak sekalipun ada masalah."

Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti turut mengomentari unggahan Kwik Kian Gie yang mengeluhkan kondisi kebebasan berpendapat masa kini. Bu Susi sepenuhnya menyetujui pendapat pak Kwik tersebut.

Memahfumi

Dengan siap menghadapi risiko juga dihujat oleh para buzzer, saya sepenuhnya memahfumi maka mendukung pernyataan pak Kwik. Apa yang dialami pak Kwik telah saya alami sendiri ketika saya berani-berani sebenarnya bukan mengkritik namun sekadar memohon agar penguasa jangan menggusur rakyat miskin secara sempurna melanggar hukum, HAM, agenda pembangunan berkelanjutan serta makna luhur yang terkandung pada sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia.

Akibat permohonan tersebut saya dihujat para pendengung (buzzer) dan pemengaruh (influencer) sebagai orang tua bangka bau tanah kurang kerjaan cari popularitas sampai yang terlalu biadab untuk dimuat di dalam naskah yang dipublikasikan media terhormat ini.

Public relations 

Saya siap menghadapi risiko dihujat para buzzer akibat mendukung Pak Kwik dan Bu Susi. Pada hakikatnya Pak Kwik dan Bu Susi memuji keberhasilan penguasa dalam secara profesional menggerakkan jurus ampuh public relations dengan menggerakkan masyarakat media alam maya alias yang disebut sebagai netizen untuk rawe-rawe-rantas-malang-malang-putung maju tak gentar membela penguasa agar jangan sampai disentuh kritik sedikit pun.

Para pendengung dan pemengaruh media asosial bersatupadu ramai-ramai mengeroyok demi membunuh karakter mereka yang berani mengkritik penguasa.

Siapa berani mengkritik penguasa langsung habis-habisan dihabisi agar jera mengkritik.

Heinrich Goebels sebagai menteri propaganda Nazi pasti kalah efektif dalam membela Hitler sebab pada masa dasarwarsa tigapuluhan abad XX belum ada media sosial maka belum ada para pendengung dan pemengaruh bayaran mau pun amatiran seperti pada masa dasarwarsa duapuluhan abad XXI.

Teknologi internet yang mendemokratisasikan kebebasan mengungkap pendapat memungkinkan siapa pun juga untuk menjadi buzzer dan influencer demi membunuh karakter sesama manusia.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/09/095116065/mendukung-ketakutan-pak-kwik-kian-gie

Terkini Lainnya

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke