Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Patut Disimak, Ini 7 Perbedaan pada SNMPTN dan SBMPTN-UTBK 2021

KOMPAS.com - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengumumkan mekanisme Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksin Masuk Bersama PTN (SBMPTN)-Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2021.

Proses pendaftaran SNMPTN dan SBMPTN-UTBK 2021 akan dimulai pada Januari mendatang. Berbeda dengan sebelumnya, yang dimulai sejak Desember 2019.

Informasi terkait itu diumumkan lewat seminar daring Sosialisasi SNMPTN dan UTBK-SBMPTN 2021 yang disiarkan lewat Youtube resmi LTMPT pada Sabtu (12/12/2020).

Humas LTMPT Anwar Effendi menjelaskan terdapat sejumlah perbedaan pada pelaksaan SNMPTN dan SBMPTN-UTBK 2021 dengan 2020.

Lantas, apa saja perbedaannya?

1. Tidak semua data siswa diinput

Effendi menjelaskan pada SNMPTN 2021 tidak semua data siswa dari Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) dimasukkan ke LTMPT. Hal tersebut dilakukan untuk efisiensi.

"Ada beda di mekanisme pengisian PDSS, tidak semua siswa diinput. Hanya siswa yang eligible, sesuai status akreditasi sekolah," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (12/12/2020).

2. Kuota sekolah berbeda-beda

Dalam seminar daring, Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Prof Dr Budi Prasetyo Widyobroto menjelaskan ada pengumuman kuota SNMPTN untuk masing-masing sekolah secara terbuka. Hal itu tidak ada pada seleksi 2020.

Dia mengimbau sekolah untuk mengecek data siswa dan status sekolah di Pusdatin. Jika ada yang salah, diharapkan untuk segera dikoreksi. Sebab, itu penting untuk menetapkan kuota masing-masing sekolah.

"Artinya akan kita tunggu sampai 23 Desember, kemudian data dari pusdatin itu akan kita ambil, kemudian akan kita pakai untuk memperhitungkan kuota dari masing-masing sekolah," ujarnya dalam seminar daring.

Lanjutnya, dasar LTMPT untuk menentukan kuota sekolah adalah dari akreditasi sekolah dan jumlah siswa kelas paralel (IPA, IPS, atau Bahasa).

Setelah itu, pada tanggal 28 Desember 2020, LTMPT akan mengumumkan secara terbuka kuota masing-masing sekolah di Indonesia untuk mengikuti SNMPTN.

LTMPT juga menyediakan layanan masa sanggah bagi sekolah yang ingin mengoreksi, yaitu paling lambat 15 Januari 2021 pukul 15.00 WIB.

Kemudian, setelah kuota diumumkan pihak LTMPT, sekolah menentukan siapa saja siswa yang bisa mengikuti SNMPTN.

Dia mencontohkan suatu sekolah dapat kuota 40, tapi ada dua siswa ranking atas yang akan bersekolah di luar negeri dan tidak mengambil SNMPTN. Kuotanya tetap 40, tetapi sekolah yang menentukan pengganti dua orang tersebut.

3. Tidak semua membuat akun baru

Untuk mendaftar UTBK juga masih diperlukan akun LTMPT, tak hanya untuk mendaftar SNMPTN saja.

Selain itu, terkait pembuatan akun, dia mengatakan untuk UTBK 2021 tidak perlu membuat akun LTMPT baru jika sebelumnya sudah punya (angkatan 2019/2020).

Siswa yang membuat akun baru adalah mereka yang akan lulus di tahun ajaran 2020/2021 atau saat ini kelas XII.

Adapun, registrasi akun LTMPT dijadwalkan mulai pada 4 Januari 2021 hingga 1 Februari 2021.

4. Pilihan program studi bersyarat

Terkait persyaratan sekolah dan ketentuan akreditasi masih sama dengan tahun sebelumnya. Bedanya, pada pilihan program studi.

Pada SNMPTN 2021, jika siswa memilih dua program studi, salah satu harus berada di PTN pada provinsi yang sama dengan sekolah asalnya.

Tapi jika memilih satu program studi, dapat memilih PTN yang berada di provinsi mana pun. Disarankan juga tidak lintas minat.

Sebelumnya, pada SNMPTN 2020, ketentuannya hanya setiap siswa diperbolehkan memilih dua program studi dari satu PTN atau dua PTN. Selain itu disarankan tidak lintas minat.

5. Tidak hanya TPS

Pada UTBK 2020, karena pandemi virus corona, LTMPT memutuskan materi ujian hanya terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS).

Namun, pada UTBK 2021, LTMPT memutuskan kembali menyertakan Tes Kompetensi Akademik (TKA).

"Kalau 2020 karena ada Covid-19 kita hanya TPS saja, tetapi pada 2021 materi yang diteskan TPS maupun TKA. Kita melaksanakan UTBK 2021 masih dengan protokol kesehatan, asumsinya belum selesai pandeminya," kata Budi.

Sehingga, semua kelompok ujian baik Saintek (Sains dan Teknologi), Soshum (Sosial dan Humaniora), maupun Campuran (Saintek dan Soshum) akan diuji dengan TPS dan TKA.

6. Materi ujian untuk Soshum dikurangi

Meski begitu, Budi menjelaskan ada mata ujian yang dikurangi pada kelompok ujian Soshum, yaitu matematika.

"Ada yang hilang, dibanding tahun lalu ada matematika IPS itu sekarang tidak ada lagi karena sebetulnya kita evaluasi antara matematika di TPS ini kira-kira sama dengan kemampuan dari adik-adik yang di IPS," ujarnya.

Sehingga, mata ujian untuk kelompok Soshum pada TKA adalah geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.

7. Alokasi waktu lebih banyak

Terkait alokasi waktu, pada ujian UTBK 2021 akan berbeda dari UTBK 2020. Pada UTBK 2020, untuk kelompok Saintek dan Soshum alokasi waktunya 180 menit. Sedangkan untuk kelompok Campuran 255 menit.

Namun, pada UTBK 2021 mendatang, kelompok Saintek dan Soshum alokasi waktunya ditambah menjadi 195 menit. Kemudian, untuk kelompok campuran ditambah menjadi 285 menit.

"Kemudian dari sisi waktu (Saintek dan Soshum) kira-kira 3 jam 15 menit. Kelompok campuran kita tambahkan 90 menit," kata Budi.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/12/190200965/patut-disimak-ini-7-perbedaan-pada-snmptn-dan-sbmptn-utbk-2021

Terkini Lainnya

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke