Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Merger Bank Syariah, Ini Pendapat Sekjen MUI

KOMPAS.com - Sebanyak tiga bank syariah BUMN melakukan merger atau penggabungan dan PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) menjadi bank survivor alias entitas yang menerima penggabungan (surviving entity).

Dilansir Kompas.com, Selasa (13/10/2020), ketiga bank syariah BUMN tersebut adalah BRISyariah, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.

Ketiga bank syariah tersebut telah menyepakati penggabungan dan menandatangani note kesepahaman pada Senin (12/10/2020) malam.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan merger bank syariah bisa menjadi salah satu cara yang ditempuh untuk memulihkan ekonomi nasional.

Sementara itu, Sekjen MUI AnwasrAbbas menyoroti dampak merger ketiga bank syariah tersebut terhadap kelangsungan usaha mikro kecil menengah (UMKKM).

"Untuk apa kita punya bank syariah yang besar dan berkelas dunia yang dipuji-puji dan disanjung-sanjung kalau akibat dari penggabungan atau merger tersebut yang untung hanya usaha-usaha besar," katanya kepada Kompas.com, Rabu (14/10/2020).


Kesenjangan sosial ekonomi

Anwar menyebut usaha-usaha besar itu jumlahnya hanya 0,01 persen (5.550 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 3,5 juta), sementara UMKM jumlahnya 99,99 persen (64,2 juta unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 117 juta).

Menurutnya UMKM semakin tidak mendapat perhatian karena hanya akan mendapatkan pembiayaan minimal 20 persen, seperti terdapat dalam ketentuan PBI No. 17 Tahun 2015 tentang UMKM.

"Apa bedanya bank negara dan bank swasta jika nantinya bank-bank negara akan lebih banyak mengucurkan kredit dan pembiayaan kepada usaha-usaha besar," imbuh dia.

Anwar menyebutkan dari total kredit yang dikucurkan oleh dunia perbankan nasional 80-81 persen jatuh ke usaha besar. Sementara UMKM hanya mendapatkan sekitar 19-20 persen.

"Apa kira-kira dampaknya? Yang kaya atau yang besar tambah kaya dan yang UMKM masih terseok-seok. Sehingga kesenjangan sosial ekonomi di negeri ini semakin tajam," tuturnya.

Bagaimana sebaiknya?

Menurutnya, jika bank syariah BUMN tetap akan digabungkan, sebaiknya misi utamanya bukan hanya mengejar profit.

"Tapi adalah untuk bagaimana bisa menciptakan sebesar-besarnya kesejahteraan dan kemakmuran (prosperity) bagi rakyat," kata Anwar.

Dirinya berharap bank-bank syariah hasil merger atau penggabungan tersebut nantinya hanya fokus kepada pengembangan UMKM.

"Ya bank hasil merger tersebut supaya fokus kepada UMKM. Usaha besar biar diurus oleh bank lain saja," ujarnya.


Fokus kemajuan UMKM

Anwar juga menyarankan dibuatnya ketentuan usaha besar hanya boleh mendapatkan pembiayaan dari bank hasil merger tersebut maksimal 20-30 persen dari total pembiayaan yang dikucurkan.

Sementara itu selebihnya, sekitar 70-80 persen harus untuk UMKM.

Bila hal itu bisa dilakukan, imbuhnya, maka barulah bank syariah akan bisa berkontribusi bagi tegaknya keadilan ekonomi.

"Kalau sekarang jelas sekali terlihat adanya ketidakadilan ekonomi di mana yang sedikit (usaha besar) dapat pembiayaan yang banyak," ujar Anwar.

Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan adanya afirmatif action atau keberpihakan dari pemerintah kepada UMKM yang jelas dan tegas.

Menurutnya itu bisa ditunjukkan oleh pemerintah salah satunya dengan ditugaskannya bank syariah hasil merger itu untuk fokus kepada UMKM bukan kepada usaha besar.

"Sekarang kita usahakan supaya kesenjangan itu berkurang, caranya pembiayaan kepada UMKM ditingkatkan sehingga mereka bisa naik kelas dari mikro ke kecil dan dari kecil ke menengah. Sehingga jarak dan kesenjangan bisa berkurang," pungkasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/14/114925765/ramai-soal-merger-bank-syariah-ini-pendapat-sekjen-mui

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke