Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tutup Usia, Berikut Sederet Penghargaan yang Pernah Diterima Jakob Oetama

KOMPAS.com - Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama meninggal dunia di RS Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Rabu (9/9/2020) pukul 13.05 WIB dalam usia 88 tahun.

Sosok Jakob sangat berpengaruh bagi kancah jurnalistik Indonesia.

Gagasannya mengenai kemanusiaan dan Jurnalisme Makna menjadi suatu pembelajaran tersendiri bagi wartawan dan masyarakat dalam memperoleh kebenaran informasi.

Adapun pencarian makna itu berpedoman pada politics of values, yaitu tentang apa yang baik dan tidak baik, penting dan tidak penting, bukan politics of power, politik kekuasaan atas dasar kepentingan kelompok atau segelintir orang.

Jakob Oetama juga memaparkan bahwa jurnalis itu dituntut untuk tidak sekadar membuat laporan, tapi laporan yang kopreshensif yaitu laporan yang berusaha memaparkan seluruh persoalan berikut aneka macam latar belakang, interaksi serta prosesnya.

Di luar itu, semasa hidupnya, Jakob Oetama pernah menerima sederet penghargaan di bidang jurnalistik maupun di bidang bisnis. Berikut rinciannya:

1. Marketeer Award

Dilansir dari Kompas.com, (12/12/2013), Jakob Oetama dianugerahi penghargaan Marketeer Award dalam ajang Markplus Conference.

Dalam acara tersebut, Jakob berhasil meraih Lifetime Achievement Marketeer Award 2013.

Adapun penghargaan tersebut diberikan atas dedikasinya selama ini di dalam sektor bisnis.

Penganugerahan penghargaan ini merupakan penghargaan sekaligus pengakuan kepada marketeers di Indonesia yang dalam kesehariannya terbukti menunjukkan spirit marketing dan berhasil membuat dampak besar, tidak hanya pada perusahaan yang dipimpinnya, tetapi juga bagi masyarakat secara luas.

Menurut pemberitaan Kompas.com, (5/9/2014), Jakob mendapat gelar doktor kehormatan (honoris causa) di bidang Ilmu Jurnalstik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Namun, karena kondisi kesehatan, Jakob tidak dapat hadir dalam penganugerahan tersebut. Sang anak, Irwan Oetama yang mewakilkan penganugerahan itu.

Adapun penghargaan ini diberikan kepada Jakob lantaran sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi lembaga pendidikan kepada Kompas Gramedia.

Dalam penerimaan gelar ini, ayahnya berharap agar pers Indonesia semakin besar peranannya tidak saja dalam menghadirkan informasi, melainkan juga juga harus memiliki dan mengolah informasi yang berkesinambungan.

Diketahui, hal ini merupakan kali kedua bagi Jakob menerima gelar doktor kehormatan.

Sebelumnya, Jakob juga menerima anugerah gelar doktor Honoris Causa di bidang komunikasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 17 April 2003.

Saat itu, Jakob dinilai sukses menawarkan jurnalismen damay dan membawa horizon pers yang benar-benar modern, bertanggung jawab, dan memiliki perspektif jauh ke depan dengan sikap yang non-partisan.

Kemudian, Jakob juga menerima Lifetime Achievement Awards dalam kategori Business Leadership Tahir Foundation pada Selasa (8/12/2015).

Tahir Foundation merupakan sebuah institusi yang mengapresiasi tokoh-tokoh yang mempunyai peranan penting dalam suatu bidang.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, (10/12/2015), saat itu merupakan tahun ketiga Tahir Foundation memberikan penghargaan dalam tiga kategori yakni Bureau Category, Business Leadership Category, dan Social Work Category.

Atas pemberian penghargaan ini, Jakob menyampaikan harapan bagi lembaga yang tidak ada hentinya melakukan kegiatan sosial ini.

4. Anugerah Lifetime Achievement dari Serikat Perusahaan Pers

Selain itu, Jakob juga mendapatkan penghargaan "Lifetime Achievement" dari Serikat Perusahaan Pers (SPS) pada Jumat (3/2/2017).

Mengutip Kompas.com (3/2/2020), penghargaan tersebut diberikan kepada Jakob lantaran ia dianggap sebagai salah satu tokoh pers yang telah berjasa dan berkontribusi nyata bagi perkembangan industri media cetak nasional.

Adapun penghargaan itu diberikan oleh menteri Komunikasi dan Informatika saat itu, Rudiantara kepada Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo yang mewakili Jakob Oetama.

5. Penghargaan Jurnalisme dari Achmad Bakrie

Yayasan Achmad Bakrie bersama Freedom Institute dan Vica Group memberikan penghargaan kepada Jakob Oetama pada Rabu (14/8/2019).

Merujuk artikel Kompas.com, (14/8/2019), Jakob menerima penghargaan itu karena keberhasilannya membangun Kompas yang dinilai sebagai suatu kecerdikannya yang visioner.

Menurut Ketua Pelaksana Penghargaan Achmad Bakrie 2019 Ardiansyah Bakrie menyampaikan bahwa kecerdikan visionernya membangun jurnalisme kepiting yang memungkinkan Kompas dapat bertahan sebagai pilar demokrasi yang keempat di tengah iklim politik yang otoriter, sekaligus kelompok usaha yang dinamis di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.

(Sumber: Kompas.com/Sakina Rakhma Diah Setiawan, Fathur Rochman, Kurnia Sari Aziza, Kristian Erdianto, Fitria Cusna Farisa | Editor: Bambang Priyo Jatmiko, Tri Wahono, Ana Shofiana Syatiri, Sabrina Asril, Icha Rastika)

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/10/082700965/tutup-usia-berikut-sederet-penghargaan-yang-pernah-diterima-jakob-oetama

Terkini Lainnya

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Segini Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Segini Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke