Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Virus Corona hingga Informasi Keliru soal Batuk Gejala Covid-19

KOMPAS.com - Kabar terkait virus corona membanjiri media sosial sepanjang pekan ini. Sebagian kabar yang beredar tidak sepenuhnya benar, sebagian lain kabar yang sepenuhnya tidak benar.

Kabar-kabar tersebut perlu dibongkar dan diluruskan untuk memperlihatkan fakta sebenarnya.

Berikut lima informasi di media sosial yang ditelusuri tim Cek Fakta Kompas.com dalam sepekan terakhir:

Hoaks campuran kelapa muda, jeruk nipis, garam lenyapkan virus corona

Sejumlah akun mengunggah informasi yang menyebutkan mengonsumsi air kepada muda dicampur perasan jeruk nipis dan garam bisa menghilangkan virus corona.

Informasi itu juga mengklaim bahwa virus corona bisa hilang dalam waktu 1 jam setelah meminum campuran tersebut.

Deputi Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM, Rita Endang, mengatakan hingga saat ini belum ada obat atau vaksin definitif untuk Covid-19.

Menurutnya, obat atau vaksin untuk Covid-19 masih dalam tahap pengujian.

Selengkapnya dapat Anda simak pada artikel berikut:

[HOAKS] Campuran Kelapa Muda, Jeruk Nipis, Garam Lenyapkan Virus Corona 

Hoaks soal singkatan Covid-19

Sejumlah akun di media sosial mengunggah informasi yang menyebut istilah Covid-19 merupakan singkatan dari Certificate of Vaccination Identification with Artificial Intelligence.

Huruf C merujuk pada Certificate, V adalah Vaccination, ID merupakan Identification. Adapun, angka 1 seturut dengan huruf pertama alfabet yakni A yang disebut mewakili Artificial, sedangkan angka 9 merujuk huruf kesembilan alfabet yakni I untuk kata Intelligence.

Dalam sebuah video yang termuat di akun Twitter WHO, Director-General WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menjelaskan bahwa nama resmi untuk virus corona adalah Covid-19.

"CO" merujuk pada corona, "VI" merujuk pada virus, dan "D" merujuk pada disease atau penyakit.

Sebelum istilah Covid-19 dipublikasikan, penyakit virus corona dinamakan 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV.

Penjelasan lebih lengkap dapat Anda simak di artikel berikut:

[HOAKS] Covid-19 Disebut Singkatan dari Certificate of Vaccination Identification with Artificial Intelligence 

Sebuah rekaman suara berisi pentingnya berkumur air garam untuk mengobati Covid-19 beredar di media sosial. Menurut rekaman tersebut, berkumur dengan air yang dicampur garam setiap malam dapat mencegah virus corona bersarang di paru-paru.

Berdasarkan artikel Kompas.com, lembaga kesehatan publik nasional Amerika Serikat, The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menegaskan berkumur dengan air garam memang menjadi cara yang ampuh untuk meredakan sakit tenggorokan.

Namun, belum ada bukti bahwa berkumur dengan air garam bisa mencegah masuknya virus Corona ke dalam tubuh.

Informasi soal ini dapat Anda simak di artikel berikut:

[HOAKS] Berkumur Air Garam Bisa Cegah Covid-19

Hoaks Covid-19 disebabkan bakteri, bisa sembuh dalam waktu 1 hari

Beredar kabar di media sosial bahwa corona bukanlah sebuah virus melainkan infeksi bakteri. Pasien pun dapat sembuh hanya dalam waktu satu hari.

Kabar tersebut juga menyebut bahwa antibiotik, antiradang, dan antikoagulan dapat melawan corona.

Dalam laman resmi WHO dijelaskan bahwa penyakit yang disebut virus corona jenis baru (Covid-19) disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Selain itu, WHO menegaskan hingga saat ini belum ada obat berlisensi untuk menyembuhkan Covid-19.

Waktu penyembuhan pasien terinfeksi corona pada kasus ringan pun bisa makan waktu sekitar 2 minggu.

Untuk mengetahui rincian informasi, Anda dapat menyimak artikel berikut:

[HOAKS] Covid-19 Disebabkan Bakteri, Bisa Sembuh dalam Waktu 1 Hari

Beredar informasi di media sosial mengenai perbedaan gejala pernafasan Covid-19 dan penyakit lain yang dikaitkan dengan Departemen Patologi AIIMS.

Informasi itu menyatakan penderita virus corona mengalami gejala batuk kering, bersin, nyeri tubuh, lemah, demam tinggi, kesulitan bernapas, serta hilangnya indra pengecap dan perasa.

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, tidak ditemukan informasi tersebut pada website resmi AIIMS New Delhi.

Namun, dalam buklet yang diterbitkannya, AIIMS menulis bahwa gejala umum penderita Covid-19 yakni demam, sakit tenggorokan, batuk, dan sesak napas. Gejala ini mirip dengan gejala infeksi virus lain seperti flu biasa.

Sementara, WHO menyatakan gejala umum yang paling banyak menimpa penderita Covid-19 yakni demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa penderita Covid-19 kemungkinan mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, atau sakit tenggorokan.

Artikel lengkap soal ini dapat Anda baca di sini:

[KLARIFIKASI] Informasi soal Beda Batuk Gejala Covid-19 dan Penyakit Lain

*****

Ikuti pula berbagai informasi yang sudah ditelusuri tim Cek Fakta Kompas.com pada laman Hoaks atau Fakta. 

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/06/180816065/cek-fakta-sepekan-hoaks-virus-corona-hingga-informasi-keliru-soal-batuk

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke