KOMPAS.com - Unggahan yang menampilkan video singkat gol yang dihasilkan dari tendangan salto mantan striker tim nasional (timnas) Indonesia, Widodo Cahyono Putro ramai diperbincangkan warganet Twitter.
Adalah akun @90sfootball yang mengunggah video tersebut pada Minggu (6/9/2020) pukul 00.20 WIB.
Dalam unggahan itu, gol yang dicetak oleh Widodo C Putro terjadi saat laga Indonesia melawan Kuwait dalam gelaran Piala Asia 1996.
Unggahan lengkap dapat dilihat di sini: Widodo C. Putro vs Kuwait, 1996. #Greatest90sGoals.
Unggahan terkait video tersebut lantas mengundang beragam komentar dari warganet. Salah satunya akun @chikenburgerr.
"(Jepang) Tsubasa
(Indonesia) Widodo Cahyo Putro
dan WCP adalah satu satu nya pemain bola yg ciptakan lagu/chants buat Persija di kala itu dia berseragam club macan kemayoran (PJFC)," tulis dia.
Sementara itu, akun @Hannibal_Ronin mengungkapkan rasa bangganya atas terciptanya gol itu.
"Bangga ane karna gol nya bang widodo masuk menjadi gol terbaik dipiala asia waktu itu...," tulis dia.
Hingga Minggu (6/9/2020) pukul 10.56 WIB unggahan tersebut telah disukai 2.500 warganet dan telah di-retwit 1.300 kali.
Mengutip Harian Kompas, Jumat (6/12/1996), dalam pertandingan antara timnas Indonesia melawan Kuwait, Widodo C Putro mencetak gol melalui tendangan salto, memanfaatkan umpan silang dari Ronny Wabia.
Gol itu terjadi pada menit ke-20, dalam laga Piala Asia 1996 yang digelar di Stadion Zayed, Abu Dhabi.
"Cara membuat gol seperti itu memang gaya saya. Selain gol iklan yang biasa dilihat di televisi, sudah dua kali saya membuat gol seperti itu di pertandingan sebenarnya. Semua itu bisa tercipta karena naluri," kata Widodo.
"Saya melihat bahwa bola Ronny tidak mungkin bisa diambil dengan kepala karena agak sedikit ke belakang. Selain itu saya merasa bahwa dengan kaki, bola bisa lebih keras ke gawang lawan dan ternyata memang bisa membobolkan gawang lawan," katanya lagi.
Aksinya pada pertandingan itu menghentakkan semua mata pencinta sepak bola akan adanya sebuah gol yang begitu indah.
Widodo sendiri terpilih sebagai pemain terbaik dalam pertandingan itu, sehingga ia berhak atas radio compo yang disediakan Sanyo selaku sponsor.
Manajer timnas Indonesia saat itu, Agil H Ali, mengatakan mengatakan bahwa pertandingan melawan Kuwait itu dimenangkan oleh Indonesia.
"Hasil akhirnya memang imbang 2-2, namun Indonesia menang dalam dukungan penonton, gol terbaik, dan pemain terbaik," ujar Agil.
Widodo menilai, penunjukan dirinya sebagai pemain terbaik dalam pertandingan itu sebagai penghargaan yang luar biasa.
Ia merasa yang dilakukan dirinya dan rekan-rekan lainnya untuk tampil habis-habisan tidaklah sia-sia.
Satu ciri khas yang dimiliki Widodo Cahyono Putro, nama lengkapnya, adalah kebiasaan untuk melepaskan tendangan salto.
Gaya seperti itulah yang dulu juga menjadi kekuatan penyerang Jerman, Klaus Fischer.
Dan gaya itulah yang membuat Widodo dimanfaatkan biro iklan dalam membuat tayangan iklan bagi kompetisi Liga Indonesia.
Dia adalah pemain hasil asahan pelatih besar Indonesia, drg Endang Witarsa sejak1990. Endang adalah pelatih yang banyak membawa nama Indonesia untuk meraih sukses di berbagai turnamen di Asia.
"Sepak bola merupakan pilihan hidup saya. Saya beruntung bisa bertemu Warta Kusuma (mantan libero nasional) yang kebetulan melihat saya sedang bermain di sebuah pertandingan antardesa di Tasikmalaya dan kemudian membawa ke dokter Endang untuk dilatih di Warna Agung," ujar putra bungsu dari 12 bersaudara pasangan almarhum Suparjo dan Sudarminah itu.
Widodo mengakui sentuhan yang diberikan dokter Endang di Warna Agung membuat dirinya dilihat orang.
Penampilan yang menonjol di klub milik Benny Mulyono itulah yang kemudian membuat ia dilirik Petrokimia Putra pada 1992.
Di Gresik, penampilan Widodo semakin bersinar. Dia sempat terpilih sebagai pemain terbaik di Liga Indonesia I.
Hanya saja setelah itu, namanya justru seperti tenggelam. Kehadiran bintang muda Kurniawan Dwi Julianto dan Peri Sandria, membuat Widodo lebih banyak di bangku cadangan.
"Banyak orang mengatakan bahwa di LI II permainan saya menurun. Namun saya tetap seperti dulu. Saya bermain tetap tidak beda di LI I dan itu bisa dilihat dari jumlah gol yang saya ciptakan," kata dia.
"Hanya saja harus diingat bahwa sepak bola adalah permainan tim. Di LI II, dukungan tim tidak sebaik ketika tampil di LI I," ujar Widodo.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/06/132200965/viral-video-tendangan-salto-widodo-c-putro-ke-gawang-kuwait-seperti-apa