Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ledakan di Lebanon Akibatkan 73 Orang Tewas, #Beirut dan #PrayforBeirut Trending di Twitter

KOMPAS.com - Ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon menarik perhatian publik, terutama para warganet.

Video detik-detik terjadinya ledakan besar pun sudah bertebaran di linimasa Twitter sejak Selasa (4/8/2020) malam.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, tanda pagar (tagar) #Beirut dan #PrayforBeirut memuncaki daftar topik paling banyak dibicarakan setidaknya hingga Rabu (5/8/2020) pagi.

Sebanyak lebih dari 1,5 juta warganet membicarakan topik mengenai Beirut dengan menyertakan #Beirut.

Sementara itu, 103.000 orang mengunggah postingan dengan disertai #PrayforBeirut.

Tak luput, kata Lebanon juga merajai deretan topik terpopuler paling banyak dibahas oleh warganet di media sosial Twitter.

Setidaknya 2,48 juta netizen mengunggah postingan dengan menyertakan kata Lebanon.

Trending di media sosial

Salah satu akun Twitter @TurkeyUsmani mengunggah soal peristiwa ledakan bom tersebut.

"Kerusakan yang ditimbulkan lebih mirip seperti ledakan bom ketimbang letusan petasan #beirut #lebanon," tulis akun Twitter tersebut.

Akun Twitter lain juga mengunggah soal hal yang sama.

@kthislove22 mengunggah sebuah gambar dengan latar belakang sebuah gedung yang diguncang bom hingga menyisakan puing-puingnya saja.

Dalam gambar itu juga tertulis #PrayforLebanon #Beirut dan #Lebanon.

"Sebuah ledakan besar terjadi di #Beirut - Lebanon. #prayforbeirut," tulis akun Twitter @kthislove22.

Terdapat salah satu warganet yang mengunggah bahwa ledakan di Beirut layaknya bom nuklir seperti yang sebelumnya terjadi di Hiroshima, Jepang.

Dia juga menyampaikan rasa simpati dan duka yang mendalam atas kejadian bom tersebut.

"Gila sih ini udah kaya bom nuklir Hiroshima. Tetep kuat buat semua warga Lebanon. Semoga korban meninggal dalam keadaan Khusnul khotimah #prayforbeirut #Lebanon," tulis akun Twitter @uwwuuphobia.

Dalam ledakan di Beirut tersebut, sebanyak 73 orang tewas dan 3.700 orang terluka di seantero ibu kota dalam insiden tersebut.

"Peristiwa ini mirip dengan apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki. Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat kehancuran dengan skala besar seperti ini. Ini adalah bencana nasional," ujar Abboud seperti dikutip CNN.

Penyebab insiden

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjadi penyebab insiden.

Pupuk itu, kata PM Diab, disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut.

"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga," imbuhnya.

Dilansir AFP , Selasa (4/8/2020), Diab menegaskan mereka akan segera menggelar penyelidikan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab.

"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janjinya.

"Kami menerima sejumlah laporan dari Siprus yang tampaknya terkait dengan ledakan ini, melaporkan kebisingan dan jendela berderak," tulis EMSC melalui Twitter.

Beberapa pengguna media sosial juga menulis di Twitter mereka merasakan ledakan di rumah mereka di Siprus. "Ledakan itu terasa di Limassol, Siprus, jendela kita terguncang," twit Elias Mavrokefalos.

"Aku memeriksa untuk melihat apakah kita dibom," warga Limassol lain men-tweet. 

Menteri Luar Negeri Siprus Nikos Christodoulides juga menuliskan bahwa dia dalam "komunikasi dengan pemerintah Libanon dan telah menginformasikan kesiapan Siprus segera untuk membantu Libanon."

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/05/090700065/ledakan-di-lebanon-akibatkan-73-orang-tewas-beirut-dan-prayforbeirut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke