Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pelajaran dari Italia, dari Pusat Wabah Kini Jadi Model Pengendalian Covid-19

Setelah sempat mengalami dampak yang parah dari pandemi virus corona, Italia secara bertahap mulai disebut sebagai model dalam pengendalian virus corona bagi negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Saat virus corona pertama kali mewabah di Barat, Italia menjadi episenter yang menakutkan.

Negara ini menjadi tempat yang dihindari di AS dan sebagian besar Eropa karena disebut mengalami penyebaran virus yang tak terkontrol. 

Namun, beberapa bulan setelahnya, justru AS yang mengalami kasus kematian lebih banyak dari negara-negara lain di dunia.

Sementara, sejumlah negara di Eropa juga masih menghadapi kasus-kasus baru. Beberapa kembali memberlakukan pembatasan dan mempertimbangkan penguncian (lockdown) lagi.

Kondisi terkini Italia

Melansir New York Times, 31 Juli 2020, rumah sakit-rumah sakit di Italia telah kosong dari pasien Covid-19.

Sementara, jumlah kematian harian akibat virus corona yang dilaporkan di Lombardy, wilayah utara yang sebelumnya paling terdampak pandemi, kini berada di kisaran angka 0.

"Jumlah kasus harian yang dilaporkan telah merosot menjadi salah satu yang terendah di Eropa dan dunia. Kami sangat berhati-hati," kata Direktur Departemen Penyakit Menular di National Institute of Health, Giovanni Rezza.

Meski masih ada kasus-kasus baru yang dilaporkan minggu ini, Italia optimistis bahwa mereka dapat mengontrol virus.

Namun, para ahli di Italia tetap memperingatkan kemungkinan terjadinya lonjakan kasus virus corona yang dapat terjadi.

Mereka sadar bahwa kondisi dapat berubah kapan pun.

Setelah awal yang buruk, Italia menjadi lebih baik atau setidaknya konsisten dengan kebijakan penguncian (lockdown) yang dipilihnya. 

Pemerintah Italia mengikuti panduan dari komite teknis dan ilmiah.

Dokter-dokter lokal, rumah sakit-rumah sakit, dan kewenangan kesehatan mengumpulkan lebih dari 20 indikator pada virus secara harian dan mengirimkannya ke otoritas wilayah.

Kemudian, mereka melanjutkannya ke Institut Kesehatan Nasional.

Hasilnya berupa sinar-X (X-ray) mingguan yang menggambarkan kondisi kesehatan di negara yang menjadi dasar keputusan akan kebijakan. 

Proses ini merupakan perjalanan yang panjang dari kondisi panik dan hampir mengalami kolaps pada Maret lalu.

Minggu ini, parlemen memberikan suara untuk memperpanjang kekuatan darurat pemerintah hingga 15 Oktober setelah Perdana Menteri Giuseppe Conte mendesak agar negara tidak melonggarkan penjagaannya.

Kewenangan ini memungkinkan pemerintah menjaga pembatasan dan merespons dengan cepat, termasuk penguncian (lockdown), apabila ada klaster baru.

"Melihat situasi di Perancis, Spanyol, Balkan, berarti virus belum benar-benar hilang. (Virus) dapat dapat kembali kapanpun," kata Asisten Direktur Jenderal Inisiasi Strategis WHO, Ranieri Guerra.

Selama tiga bulan, bisnis dan restoran ditutup, pergerakan sangat dibatasi, dan pariwisata ditahan.

Italia diperkirakan kehilangan sekitar 10 persen dari PDB tahun ini.

Namun, pada suatu titik, dengan virus yang mengancam dan dapat menjadi tidak terkontrol, kewenangan di Italia mengedepankan nyawa di atas ekonomi.

"Kesehatan warga Italia berada dan akan selalu menjadi prioritas," kata Conte.

Strategi penghentian kegiatan ini bukannya tanpa kritik.

Akan tetapi, kebijakan tersebut terbukti lebih bermanfaat daripada membuka kembali ekonomi saat kondisi virus masih mewabah sebagaimana di negara-negara lain seperti AS, Brazil, atau Meksiko.

Lockdown di Italia memiliki efek sekunder, yaitu mengurangi volume virus yang menyebar di masyarakat. 

Selain itu, mengurangi kemungkinan kontak dari seseorang yang pernah terpapar.

Pada akhir penguncian, sirkulasi virus menurun tajam dan di beberapa daerah, terlihat hampir tidak ada penularan sama sekali. 

Beberapa dokter Italia meyakini bahwa virus tersebut berperilaku berbeda di Italia saat ini.

Dokter Penyakit Menular Matteo Bassetti berpendapat bahwa virus mungkin telah melemah. Namun demikian, pendapat ini belum terbukti.

Sebagian besar pakar kesehatan mengatakan bahwa kondisi wabah atau karakter virus masih belum pasti.

Untuk itu, saat pemerintah mempertimbangkan keputusan pembukaan klub malam, festival, hingga perjalanan pesiar, mereka memohon agar negara tidak melonggarkan penjagaannya. 

"Bahkan jika situasinya lebih baik daripada negara lain, kita harus terus bersikap hati-hati," kata Dr Rezza dari Institut Kesehatan Nasional.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/04/073100765/pelajaran-dari-italia-dari-pusat-wabah-kini-jadi-model-pengendalian-covid

Terkini Lainnya

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke