Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Kita Suka Menggunakan Media Sosial? Ini Alasan Psikologisnya

KOMPAS.com - Kehidupan manusia modern hari ini sulit dipisahkan dari perkembangan teknologi digital, salah satunya keberadaan media sosial.

Sebut saja Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok yang saat ini bisa dibilang paling banyak digunakan oleh masyarakat. 

Di dunia maya itu, orang-orang senang membagikan kehidupan pribadinya, meninggalkan komentar di unggahan yang dibuat orang lain, maupun menyukai unggahan seseorang. 

Pertanyaannya, mengapa banyak orang yang menyukai kegiatan itu?

Penjelasan psikologis

Dikutip dari Buffer, otak manusia memproduksi dua jenis hormon kebahagiaan yaitu dopamin dan oksitosin. Kedua hormon ini bisa dihasilkan dengan bermain media sosial sehingga menimbulkan rasa adiksi.

Hormon pertama adalah dopamin yang memberikan sensasi kenikmatan kepada manusia. Efeknya dapat membuat manusia memiliki keinginan untuk terus mencari sumber kenikmatan tersebut. 

Ia bisa muncul kapan saja, tapi dopamin ini seringkali terproduksi ketika kita menerima informasi berisi hal menyenangkan, salah satunya pujian yang banyak datang di media sosial.

Hormon kedua adalah oksitosin yang muncul ketika manusia menerima rangsangan tertentu.

Misalnya ketika dipeluk, berciuman. Tetapi, riset menyebutkan bermain Twitter pun bisa menyebabkan produksi oksitosin di otak ini meningkat.

Jika hormon ini sudah muncul, maka seseorang akan merasa stres berkurang, dicintai, percaya, empati, dan sebagainya.

Alasan senang mengunggah foto di medsos

Sudah menjadi rahasia umum bahwa hampir setiap orang senang membicarakan dirinya sendiri.

Dalam kehidupan nyata, manusia membicarakan tentang diri sendiri sebanyak 30-40 persen dari semua pembicaraannya.

Sementara di media sosial, persentase ini meningkat menjadi 80 persen, yakni lewat unggahan-unggahan mereka di sana.

Dijelaskan, hal ini terjadi karena jika dalam percakapan langsung, kita tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir, ekspresi, mimik wajah, dan bahasa tubuh tidak bisa membohongi lawan bicara kita.

Lalu di media sosial, kita diberi kesempatan untuk mengatur apa yang ingin kita sampaikan, menonjolkan hal baik, memulas kekurangan, dan sebagainya.

Jadi kita bisa menampilkan diri kita ke orang lain sebagaimana kita ingin dilihat.

Alasan menyukai konten orang lain di media sosial

Disebutkan, alasan seseorang suka mengklik tombol 'like' di berbagai media sosial karena ingin menjaga hubungan dengan pihak lain.

Ketika kita menyukai sebuah unggahan, ada nilai yang kita tanam dan menambah kedekatan.

Alasan lain, kita juga ingin membalas apa yang orang lain berikan kepada kita.

Sementara itu, berkomentar di media sosial ternyata diketahui bisa meningkatkan keterikatan antara pemilik unggahan, pihak yang memberikan komentar dan bahkan pihak lain yang hanya membacanya.

Dengan adanya komentar, terlebih jika yang saling berjawab, kedekatan itu semakin nyata. 

Bahkan, topik yang ada dalam kolom komentar bisa mengubah fokus pesan yang disajikan dalam unggahan.

Misalnya, sebuah unggahan yang menunjukkan kekayaan seorang pemilik akun, namun di kolom komentar banyak yang menyebut kekayaannya diperoleh dengan cara yang tidak baik, dan sebagainya, itu akan mengubah persepsi khalayak tentang konten yang diunggah.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/11/093601265/kenapa-kita-suka-menggunakan-media-sosial-ini-alasan-psikologisnya

Terkini Lainnya

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke