Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Kelahiran Ho Chi Minh, Bapak Kemerdekaan Vietnam

Ho Chi Minh dikenal dengan julukan Paman Ho.

Dengan lantang Ho Chi Minh menggelorakan pembebasan Vietnam, dan menjadi simbol kemerdekaan Vietnam.

Ho Chi Minh merupakan tokoh pergerakan nasional Vietnam dengan menjadi pendiri sekaligus Sekretaris Jenderal pertama Partai Komunis Vietnam (CPV).

Setelah kematian Ho Chi Minh, Vietnam mengabadikan namanya dengan mengubah Kota Saigon menjadi Ho Chi Minh City, dan berstatus kota terbesar di Vietnam.

Menguasai banyak bahasa

Melansir Britannica, Ho Chi Minh lahir dengan nama Nguyen Sinh Cung di Kim Lien pada 19 Mei 1890.

Ho Chi Minh merupakan anak dari seorang guru yang memperoleh gelarnya dari ujian Kekaisaran Dinasti Nguyen.

Sebagian masa kecil Ho dihabiskan dengan belajar bersama sang ayah, Nguyen Sinh Sac, sebelum kemudian belajar bersama guru bernama Vuong Thuc Do.

Dengan cepat, Ho menguasai aksara China yang menjadi dasar sebelum menempuh materi pelajaran yang lebih serius dalam Confucianisme.

Ho sempat menerima pendidikan Perancis dengan bersekolah di Lycee, setingkat SMP, di Hue. Namun, sama seperti sang ayah, dia tidak suka dengan keberadaan Perancis.

Dia adalah poliglot, atau orang yang mampu menguasai banyak bahasa. Selain bahasa ibu, Ho Chi Minh fasih berbicara Rusia, Inggris, Perancis, Kanton, dan Mandarin.

Selain dikenal sebagai politisi, dia juga dikenal sebagai jurnalis dan pujangga. Pada 1920-an, Ho menjadi editor sejumlah koran yang mengkritisi pemerintah kolonial Perancis di Indochina.

Adapun untuk puisi, karyanya yang paling terkenal adalah Poems from the Prison Diary yang diciptakan ketika dia dipenjara oleh China.

Menjadi koki lalu politisi

Ho kemudian memutuskan meninggalkan sekolah, dan menjadi koki di sebuah kapal uap Perancis pada 1911 dengan memakai nama samaran Ba.

Selama tiga tahun menjadi awak kapal, Ho mengunjungi beberapa negara, antara lain Amerika Serikat ( AS) dan Inggris.

Setelah itu, dari London, Ho pindah ke Paris pada 1917. Selama enam tahun di Perancis, dia bergabung dengan kelompok berisi kaum nasionalis Vietnam.

Dia lalu menggunakan Nguyen Ai Quoc yang berarti Nguyen Sang Patriot, dan bersama kelompok itu, menerbitkan surat kabar berisi desakan untuk kemerdekaan Vietnam.

Setelah Perang Dunia I, kelompok itu mengajukan petisi berisi pengakuan akan hak rakyat Vietnam dalam Perjanjian Versailles, namun ditolak.

Mereka tidak menyerah, dan kemudian meminta Sekutu agar menghentikan kolonialisme Perancis di Vietnam dengan berpatokan pada prinsip self-determination.

Pergerakan nasional itu lalu mengirim surat kepada Perdana Menteri Perancis Georges Clemenceau, dan Presiden AS Woodrow Wilson.

Perjuangan kelompok tersebut, meski akhirnya gagal, namun telah melambungkan nama Nguyen Ai Quoc sebagai simbol pergerakan anti-kolonial di Vietnam.

Ho menjadi makin sering menulis artikel atau pidato mengenai pentingnya keberadaan Bolshevisme di Asia, dan membujuk para sosialis Perancis agar bergabung dengan Vladimir Lenin.

Berbagai tulisannya kemudian mengundang perhatian Dmitry Manuilsky, Kepala Komunis Internasional (Comintern), organisasi yang berusaha menyebarkan komunisme di dunia pada saat itu.

Manuilsky kemudian bersedia menjadi penjamin perjalanan Ho ke Uni Soviet pada 1923. Ho ke Moskwa dengan paspor bernama Chen Vang.

Bergabung dengan Comintern

Di Moskwa, Ho menjadi pegawai Comintern, dan menempuh pendidikan di Universitas Komunis untuk Para Kader dari Timur.

Ho sempat berpartisipasi dalam Kongres Comintern Kelima pada Juni 1924, sebelum bertolak ke Canton (sekarang Guangzhou) China, dan menyamar sebagai Ly Thuy.

Selama 1925-1926, Ho mendirikan Kelas Pendidikan Kaum Muda, dan memberikan kuliah mengenai sosialis kepada para pemuda revolusioner Vietnam yang hidup di Canton.

Kiprahnya di China berakhir setelah Chiang Kai-shek, komandan militer China, berusaha menghapus komunis di Kanton pada April 1927.

Ho kemudian mencari perlindungan di Uni Soviet. Pada 1928, dia pergi ke Brussels, Belgia, Paris, dan kemudian ke Siam (kini Thailand).

Di Thailand, dia menghabiskan dua tahun menjadi perwakilan Comintern di kawasan Asia Tenggara. Adapun para pengikutnya masih bertahan di selatan China.

Mendirikan Partai Komunis Indochina

Pada Mei 1929, dalam pertemuan di Hong Kong, para pengikut Ho membentuk Partai Komunis Indochina (PCI). Para pengikut lain yang ada di kota seperti Hanoi mulai mempromosikan partai tersebut.

Namun, beberapa orang kepercayaan Ho tidak bersedia ambil bagian. Sebab, mereka masih ingin menunggu sang pemimpin yang masih berada di Thailand.

Ho lalu ke Hong Kong, dan mendeklarasikan berdirinya PCI. Saat itu, dia dianggap sebagai sosok yang berbahaya oleh pemerintah kolonial.

Ho kemudian dijatuhi hukuman mati sebagai revolusioner. Ho bertindak cepat dengan meminta suaka politik kepada Inggris di Hong Kong.

Agar Perancis tidak lagi mencari Ho, seorang warga Inggris yang menjadi sahabat Ho menyatakan dia sudah meninggal pada 1932.

Secara diam-diam, dia dilepaskan, kemudian pergi ke Soviet via Shanghai dan menjabat sebagai dosen di Institut Lenin.

pada 1938, Ho kembali ke China dan mengabdi sebagai penasihat di angkatan bersenjata komunis China, serta agen Comintern senior di Asia.

Ho kembali ke Vietnam pada 1941 untuk memimpin pergerakan kemerdekaan Viet Minh. Salah satu pemicunya adalah masa pendudukan Jepang.

Menggunakan sistem gerilya berkekuatan 10.000 orang, Ho meraih kesukesan dalam melawan pemerintah kolonial Perancis dan Jepang.

Dia sempat ditangkap otoritas lokal Chiang Kai-shek sebelum diselamatkan pemerintah komunis China. Setelah dibebaskan pada 1943, Ho kembali lagi ke Vietnam.

Pada April 1945, dia bertemu dengan agen badan rahasia AS pada masa Perang Dunia II (OSS), Archimedes Patti, dan menawarkan kesepakatan.

Dia siap menyediakan data intelijen bagi Sekutu untuk memerangi Jepang di Vietnam. OSS setuju, dan memberikan sejumlah bantuan.

Bantuan itu, antara lain, mereka mengirim tim untuk melatih para pengikut Ho seni berperang, dan serta dokter untuk menyembuhkan malaria dan disentri yang diderita Ho.

Pada 14 Agustus 1945, Ho dan Viet Minh melancarkan aksi revolusi yang kemudian dinamakan Revolusi Agustus, dan menyatakan bakal memberi kemerdekaan bagi Vietnam.

Meski berhasil menyakinkan kaisar terakhr Vietnam, Bao Dai, untuk turun tahta, pemerintahannya tidak diakui oleh negara manapun.

Ho berulang kali mendesak Presiden AS, Harry S Truman untuk mendukung kemerdekaan Vietnam, dengan mengutip Piagam PBB, namun tidak pernah direspon.

Pergolakan kemerdekaan Vietnam

Pada 2 September 1945, Ho mendeklarasikan berdirinya Republik Demokratik Vietnam. Pernyataan tersebut tidak diakui oleh Sekutu.

Tidak lama setelah deklarasi itu, 200.000 pasukan Chiang Kai-shek mendarat di Vietnam untuk mengurus penyerahan diri tentara Jepang.

Kedatangan pasukan itu diikuti serdadu Perancis yang saat itu sudah dipimpin oleh Charles de Gaulle, dan tidak berniat untuk melepas Vietnam.

Pada 6 Oktober 1945, pasukan Perancis di bawah pimpinan Jenderal Jacques Leclerc tiba di Saigon, dan diikuti divisi tempurnya beberapa hari kemudian.

Ho berusaha mencari jalan tengah dengan pertama-tama mendekati pihak Chiang karena harus menghadapi dua kekuatan besar itu.

Tujuannya, memaksa mereka untuk meninggalkan kawasan utara, dan bernegosiasi dengan Perancis soal pengakuan kemerdekaan Vietnam.

Namun, Perancis menolak mengakui kemerdekaan mereka. Dia tidak mempunyai pilihan selain menyetujui perjanjian pada 6 Maret 1946.

Dalam traktat itu, Vietnam berada di bawah Uni Perancis. Namun mereka mengakui pemerintahan hingga pasukan yang dipunyai Vietnam.

Perang Indochina

Perjanjian tersebut jelas tidak memuaskan kelompok ekstremis kedua negara. Ho lalu ke Paris dari Juni hingga September 1946 untuk bernegosiasi ulang.

Paris menyetujui. Namun, kesepakatan itu batal setelah salah satu kapal perang Perancis melakukan tembakan buntut insiden di Haiphong pada 20-23 November 1946.

Marah dengan kejadian tersebut, Ho setuju dengan keinginan para pengikutnya untuk menyerukan pembalasan. Perang Indochina I pecah pada 19 Desember 1946.

Pada 1948, Perancis mengangkat kembali Bao Dai sebagai Kaisar Vietnam. Strategi ini dijalankan untuk melemahkan pengaruh Viet Minh.

Hasilnya gagal total. Di bawah pimpinan komandan bernama Giap, Viet Minh mampu membatas pasukan Perancis dan Bao Dai dengan taktik gerilya.

Pada akhir 1953, sebagian besar Vienam berada di wilayah Viet Minh. Perancis dikalahkan sepenuhnya pada 7 Mei 1954 di Dien Bien Phu.

Vietnam dibagi dua

Sejak Mei hingga 21 Juli 1954, delapan negara bertemu di Jenewa, Swiss, untuk membicarakan solusi bagi masalah Vietnam.

Adapun Vietnam diwakili dua diplomat. Satu merupakan pihak Ho, sementara satu lagi adalah diplomat dari pemerintahan Bao Dai.

Dari pertemuan itu, disepakati Vietnam bakal dibagi menjadi dua. Di mana Ho bakal mendiami wilayah utara dengan ibu kota di Hanoi.

Disepakati bahwa pada 1956 bakal diadakan pemilihan umum setelah Vietnam bisa membentuk pemerintahan unifikasi.

Dalam pertemuan itu, Ho yang diwakili Pham Van Dong menerima kendali wilayah yang lebih kecil berdasarkan kesepakatan saat 1946.

Perjanjian itu memberi kerugian bagi Viet Minh. Mereka kehilangan Hanoi karena pemilu yang dijanjikan dihentikan oleh AS dan Vietnam Selatan.

Vietnam Utara merupakan wilayah miskin. Pemerintahan Ho diputus oleh daerah persawahan yang makmur di kawasan selatan.

Dalam keadaan tersudut, Ho meminta bantuan kepada China dan Soviet. Dia juga mulai melakukan reformasi pertanian di 1955-1956.

Namun, dia menjalankan reformasi tersebut secara totaliter dengan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Meski begitu, popularitasnya masih melejit.

Keinginan untuk menggulingkan pemerintahan Vietnam Selatan yang dipimpin Ngo Dinh Diem mulai mengemuka dalam pertemuan politbiro di 1956.

Pada 1959, Ho mulai mendesak polibiro untuk mulai mengirim bantuan kepada Viet Cong, atau anggota gerilyawan utara, yang berniat menggulingkan rezim Ngo.

Agar negara Barat tidak menuduh utara melanggar Pakta Jenewa, utara membentuk Front Nasional Pembebasan di Vietnam Selatan pada Desember 1960

Front ini menjadi cabang politik Viet Cong untuk berpartisipasi dalam kegiatan non-komunis, sekaligus menyembunyikan keterlibatan utara dalam peristiwa tersebut.

Perang Vietnam

Medio 1961-1963, Perang Vietnam pecah ketika 40.000 pasukan Vietnam Utara masuk ke Vietnam Selatan. Infiltrasi itu ditanggapi AS dengan mengirim pasukan pada awal 1965.

Militer Negeri "Paman Sam" tersebut awalnya melindungi pangkalan mereka di Chu Lai dan Da Nang. Namun, pada akhirnya, mereka terlibat penuh dalam konflik tersebut.

Pada 2 Maret 1965, AS melancarkan serangan udara dalam operasi bernama Rolling Thunder. Dua tahun kemudian, Ho dan para petinggi CPV bertemu.

Mereka mendiskusikan jalannya peperangan yang tidak menguntungkan mereka. Atas izin Ho, Viet Cong melancarkan Serangan Tet di 30 Januari 1968.

Serangan yang bertujuan untuk mengambil sebanyak mungkin wilayah di Vietnam Selatan tersebut membuat dunia terkejut.

Strategi tersebut berhasil memaksa Washington untuk menggelar pertemuan dengan Hanoi untuk membicarakan tentang akhir Perang Vietnam.

Akhir hayat

Pada 1967, Ho mulai dihinggapi masalah kesehatan serius yang memaksanya untuk mulai mengurangi kehadirannya di muka publik.

Pada 2 September 1969, Ho meninggal dalam usia 79 tahun akibat gagal jantung pada pukul 09.47 waktu setempat di Hanoi.

Berita kematian Ho sengaja ditahan selama 48 jam karena saat itu Vietnam Utara tengah menggelar memperingati kemerdekaan mereka.

Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama sepekan dari 4-11 September 1969. Jenazah Ho diawetkan, dan disimpan di mausoleum di Lapangan Ba Dinh.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/19/103814865/hari-ini-dalam-sejarah-kelahiran-ho-chi-minh-bapak-kemerdekaan-vietnam

Terkini Lainnya

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke