Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siklon Amphan Mendekat, Dua Juta Warga India dan Bangladesh Akan Diungsikan

KOMPAS.com – India dan Bangladesh memulai langkah mengevakuasi lebih dari 2 juta orang warganya akibat Siklon Amphan yang bergerak menuju pantai mereka.

Para petugas terkait tengah bergegas menyiapkan tempat pengungsian yang layak di saat kehawatiran virus corona juga merebak di dua negara tersebut.

Topan Amphan, diramalkan telah mencapai kecepatan angin hingga 240 km per jam dengan hembusan 265 km per jam di Teluk Bengal pada Senin (18/5/2020) malam dan diprediksi akan mendarat pada Hari Rabu (20/5/2020).

Bangladesh siapkan pengungsian

Dikutip dari South China morning Post, Senin (18/5/2020), Sekretaris manajemen bencana Bangladesh, Shah Kamal mengatakan lebih dari 12.000 tempat berlindung, termasuk 7.000 sekolah disiapkan untuk mencegah kerumunan di tengah adanya kekhawatiran penyebaran virus.

Pengungsi juga diminta menggunakan masker dan diimbau untuk mengenakan sarung tangan saat berada di pengungsian.

Dia mengatakan mereka memiliki kapasitas penampungan pengungsi untuk lebih dari 5 juta orang.

Topan Amphan diperkirakan akan melemah sebelum menghantam wilayah bagian timur India dan pantai selatan maupun barat daya Bangladesh.

Tetapi nantinya angin diperkirakan berkecepatan hingga 175 km per jam membuatnya menjadi badai kategori enam dari total 7 skala untuk ukuran kegawatan badai tropis di India.

“Topan itu akan membawa hujan lebat dan angin berkecepatan tinggi ke distrik-distrik di negara bagian Benggala Barat dan Odisha,” ujar GK Das dari Pusat Meteorologi Regional di Kolkata.

Pejabat Bangladesh memperingatkan ini bisa menjadi badai terburuk yang menghantam wilayah itu sejak Topan Sidr pada November 2007 yang menewaskan lebih dari 3.000 orang.

India pindahkan 200.000 warga

Di India lebih dari 200.000 orang di daerah dataran rendah akan dipindahkan ke Benggala Barat pada hari Selasa (19/5/2020)

Sementara di Odisha, India Timur akan disiapkan tempat penampungan untuk 1,1 juta orang meskipun daerah itu akan terhindar dari badai dan mungkin hanya 10 persen dari kapasitas ruang yang terpakai.

Dilansir dari The India Times, (18/5/2020), East Coast Railway pada hari Senin memutuskan untuk menunda menjalankan semua kereta khusus di rute Bhubaneswar-Kharagpur mengingat kemungkinan badai 'Amphan' yang mendekat.

Selain itu, Departemen Metrologi India telah menyarankan penutupan total pengiriman dan kegiatan nelayan di beberapa bagian Bengal Barat dan Odisha hingga 20 Mei.

Pantai daratan rendah Bangladesh yang merupakan tempat tinggal 30 juta orang, serta wilayah timur India memang kerap dihantam angin topan dalam beberapa dekade belakangan.

Tahun 1999, Odisha dihantam topan super yang menyebabkan 10.000 orang tewas. Sementara pada 1991, kombinasi topan, tornado dan banjir menewaskan 139.000 orang di Bangladesh.

Seiring berjalannya waktu intensitas badai meningkat karena diduga kuat dipengaruhi oleh adanya perubahan iklim.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/19/072800665/siklon-amphan-mendekat-dua-juta-warga-india-dan-bangladesh-akan-diungsikan

Terkini Lainnya

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke