Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar Menikmati Berdiam Diri di Rumah seperti Hikikomori di Jepang

Perasaan terkurung dan pertanyaan kapan semua ini akan bisa menjadi pemicu stress saat pandemi virus corona seperti saat ini.

Ingin belajar menikmati masa-masa di rumah saja?

Mungkin kita bisa melihat bagaimana hikikomori di Jepang menghabiskan waktu selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun berada di dalam rumah tanpa kehilangan kewarasannya.

Apa itu hikikomori?

Melansir The Japan Times, 3 Mei 2020, Kementerian Kesehatan Jepang mendefinisikan hikikomori sebagi orang/individu yang mengisolasi diri di rumah selama lebih dari enam bulan berturut-turut, tidak keluar rumah untuk sekolah atau bekerja, dan hanya berinteraksi dengan orang-orang dalam keluarga mereka.

Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang, saat ini ada sekitar 1 juta orang yang masuk dalam kategori hikikomori di seluruh Negeri Sakura itu.

Namun, istilah hikikomori saat ini mengalami sedikit pergeseran makna akibat pandemi Covid-19.

Banyak orang yang menjuluki diri mereka sendiri hikikomori karena merasa telah mengurung diri di rumah dalam waktu lama.

Padahal, seorang hikikomori yang sesungguhnya, bisa menghabiskan waktu paling tidak beberapa tahun atau malah dekade berdiam diri di dalam rumah.

Menurut Nito, caranya mencegah stres adalah menjaga pikirannya tetap fokus pada tujuan dan alasan mengapa ia memilih tinggal di ruamh.

"Saya menjadi hikikomori dengan tujuan untuk menjalani hidup saya dengan hanya melakukan hal-hal yang saya anggap berharga. Selama 10 tahun ini, saya merasa lebih nyaman berada di rumah daripada bekerja di luar," kata Nito.

Nito memutuskan kembali ke kampung halamannya setelah gagal mewujudkan mimpinya sebagai seorang novelis dan tidak berhasil memperoleh pekerjaan yang layak setamat kuliah di salah satu universitas di Tokyo.

Di kampung halamannya, Nito mencoba mempelajari teknik menggambar manga (komik Jepang) dengan harapan bisa menjadi seorang penerbit doujinshi (manga indie).

Awalnya, dia hanya berencana menjadi hikikomori selama tiga tahun atau hingga dia mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.

"Saya tidak punya teman di kampung halaman dan saya selalu berada dalam tekanan untuk sukses secara finansial sesegera mungkin. Hal itu membuat saya malu untuk pergi keluar rumah. Maka dari itu saya memutuskan menjadi hikikomori," kata Nito yang kini tinggal sendirian di apartemen bibinya, di Kobe.

Mimpi Nito untuk bisa mandiri dari hasil karyanya akhirnya mendorongnya untuk belajar bahasa Inggris dan game development pada 2015 yang masih dilakoninya hingga saat ini.

Kini, dengan kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni dan game orisinil karyanya yang akan segera rilis di Steam (platform distribusi game digital), Nito akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya.

"Dalam sepuluh tahun terakhir, saya bisa membuat apa pun yang ingin saya buat. Meskipun saya menemui hambatan di sana-sini, namun saya menikmati proses itu," kata Nito.

Game buatan Nito berjudul Pull Stay, yang merupakan terjemahan bahasa Inggris dari hikikomori.

Game ini terinspirasi dari pengalaman Nito menjadi hikikomori dan menampilkan tokoh utama yang mirip dengannya.

Nito berharap hasil dari penjualan game ini bisa memberinya modal yang cukup untuk mengakhiri masa hikikomori-nya dan membantunya mencari pekerjaan setelah pandemi Covid-19 berakhir.

Ia tinggal di Tokyo.

CLiOne menyarankan orang-orang yang saat ini berada dalam masa isolasi untuk tetap terhubung meski secara online.

"Siapa pun diri Anda, komunikasi dengan orang lain selalu bisa meredakan stres. Jika kamu menyimpan pikiranmu sendiri, maka pikiranmu akan cenderung mengarah ke hal-hal buruk. Beberapa menit panggilan telepon dengan seorang teman bisa sangat membantu," kata CliOne

Sejak dua atau tiga tahun belakangan ini, CliOne menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Dia memproduksi musik dan tampil secara live streaming di YouTube.

Kanal YouTube-nya telah diikuti lebih dari 13 ribu subscribers dan karena dia hanya menggelar perform-nya secara online, maka dia termasuk mematuhi aturan social distancing.

CliOne mengaku dirinya terinspirasi dari Marshmello, seorang produser musik EDM dan DJ dari Amerika yang selalu memakai penutup kepala unik di setiap penampilannya.

CliOne juga menyebut bahwa berinteraksi dengan para penggemarnya melalui live streaming telah membantunya melewati depresi akibat berita-berita terkait virus corona yang terus bermunculan setiap harinya.

"Meskipun saya hanya memiliki sedikit teman, namun berbincang dengan para penggemar atau bertemu orang saat bermain game online sangat menyenangkan. Jadi, saya menyarankan kalian untuk tetap terhubung dengan teman kalian, meski hanya secara online," kata CliOne

CliOne mengatakan, kehidupan vitual mungkin akan menjadi sesuatu yang penting di masa depan.

Menurut dia, teknologi virtual reality dan live streaming akan memegang peranan kunci pasca-virus corona.

"Bisa jadi, artis atau musisi tidak akan bisa menggelar konser atau pertunjukan mereka secara langsung seperti sebelumnya," kata dia. 

"Pada awalnya, hal ini mungkin akan terasa aneh dan asing. Namun, jika kalian berani melakukannya, maka kalian akan memperluas jaringan kalian dan tidak akan merasa kesepian lagi," ujar CliOne.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/04/163000265/belajar-menikmati-berdiam-diri-di-rumah-seperti-hikikomori-di-jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke