Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Para Pemimpin Gunakan Medsos untuk Komunikasi, Apa Kata Pengamat?

Keberadaan media sosial dirasa menjadi salah satu tempat yang efektif dalam membagikan suatu informasi secara cepat kepada publik.

Seperti kita tahu, semakin banyak para pemimpin menggunakan media sosial untuk membagikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Bahkan, informasi perkembangan terkini juga banyak disampaikan melalui media sosial.

Presiden Amerika Donald Trump pun terlihat aktif di Twitter dan kerap menggunakannya untuk sejumlah keperluan.

Berikut salah satu contohnya, ketika Trump memberitahukan perihal kerja sama AS dengan Indonesia terkait permintaan ventilator untuk penaganan Covid-19 di Indonesia:

Komunikasi langsung

Pengamat media sosial Enda Nasution mengatakan, media sosial saat ini telah menjadi bentuk komunikasi langsung baik oleh pribadi yang bersangkutan atau timnya, sehingga tidak perlu melewati pihak lain.

Ia menambahkan, dahulu peranan media sosial menjadi fungsi media massa.

"Nah media sosial ini memang dari sisi keuntungannya ya punya kemampuan di mana para tokoh politik ini bisa berkomunikasi langsung dengan publik tanpa ada filter yang lain," kata Enda saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/4/2020).

Kecanggihan media sosial saat ini juga memungkinkan seseorang memberikan informasi selengkap-lengkapnya, tanpa harus memikirkan batasan waktu, ruang, dan lainnya.

Selain memberikan informasi, media sosial juga dimanfaatkan untuk memperlihatkan sisi lain dari pemiliknya.

"Kadang-kadang sisi emosional maupun sisi humanisme dari si tokoh itu dicoba untuk dimaksimalkan secara penuh oleh tim komunikasi ataupun oleh tim pribadinya," tutur Enda.

Walaupun menguntungkan, media sosial juga mempunyai kelemahan karena tidak adanya filter ke publik.

"Jika terjadi selip atau salah kata atau akses ke publik yang begitu luas, juga membuat publik punya akses yang begitu luas ke si tokoh," ujarnya.

Selain itu, dapat dipehatikan bahwa tak semua masyarakat memberikan komentar yang baik.

Enda melihat, penggunaan media sosial saat ini menjadi kemajuan luar biasa.

Sejauh ini, sebagian masyarakat pun menyambut baik adanya media sosial yang digunakan sebagai sarana komunikasi para pemimpin ke publik tersebut.

Media sosial juga tidak lagi sebagai sarana komunikasi satu arah, karena sejumlah tokoh politik juga melakukan interaksi kepada audiensnya, yaitu dengan membalas sejumlah komentar yang ada.

"Seperti Pak Ganjar yang me-reply beberapa kali (di Twitter) kan, dan itu suara pribadi," kata dia.

Enda menganggap, kehadiran para pejabat ini di media sosial juga menjadikan masyarakat merasa lebih dekat dengan mereka.

"Itu kan sesuatu yang dulu kita enggak punya, kita enggak ada akses ke para pemimpin atau tokoh politik di negeri ini. Sekarang kita bisa berinteraksi seperti itu," kata dia.

Media sosial juga mempunyai kekuatan besar. Terlebih, tak jarang para tokoh mempunyai jumlah pengikut yang sangat banyak, sehingga ini pun dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"Saya melihatnya gini, kalau dulu kita sempat ada di tradisional goverment (jaman analog), e-goverment (jaman digital, urusan pemerintahan dilakukan secara elektronik), nah sekarang kita memasuki masa yang saya bilang ini social goverment," papar Enda.

Social goverment, lanjut dia, juga berarti masyarakat punya kedekatan emosional jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

"Kalau dulu kita lihat pemerintah sebagai sesuatu yang sangat jauh dan sangat berkuasa, sekarang dengan kita bisa meraih pemimpin politik kita dengan secara langsung, cepat, dan mudah, artinya punya kedekatan emosional kepada beliau (para pemimpin) dan punya ekspektasi lebih besar," ucap Enda.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/27/060600065/saat-para-pemimpin-gunakan-medsos-untuk-komunikasi-apa-kata-pengamat-

Terkini Lainnya

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke