Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

40 Hari Virus Corona Dikonfirmasi di Indonesia, Apa yang Sudah Kita Lakukan?

Hingga hari ini, Sabtu (11/4/2020), sudah sekitar 40 hari wabah virus corona penyebab Covid-19 terkonfirmasi di Tanah Air.

Berdasarkan data per Jumat (10/4/2020), tercatat ada 3.512 kasus Covid-19 yang sudah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. Tercatat, 306 orang meninggal dunia dan 282 pasien sembuh.

Untuk memutus rantai penyebaran virus, sejumlah langkah telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Apa yang sudah kita lakukan dalam 40 hari ini?

Langkah pemerintah

Pada 19 Maret 2020, Presiden Joko Widodo menginstruksikan adanya rapid test virus corona dengan skala besar.

Ia meminta jajarannya untuk memperbanyak alat tes sekaligus tempat tes agar deteksi dini indikasi awal bisa segera dilakukan.

Selain menggelar tes massal, pemerintah juga telah menggelontorkan dana sebesar Rp 405 triliun untuk memerangi wabah virus corona di Indonesia.

Anggaran itu akan dialokasikan pada beberapa sektor, yaitu 75 triliun untuk kesehatan, 70,1 triliun untuk intensif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat, 110 triliun untuk perlindungan sosial, serta 150 triliun untuk pemulihan ekonomi.

Pada 31 Maret 2020, pemerintah telah menetapkan status Darurat Kesehatan Nasional yang memungkinkan bagi pemerintah daerah untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi menghentikan laju penyebaran virus corona.

DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang menerapkan kebijakan PSBB tersebut dan berlaku pada 10-23 April 2020.

Inisiatif masyarakat

Tak hanya pemerintah, masyarakar juga saling bahu membahu untuk turut berpartisipasi dalam upaya melawan wabah virus corona di Indonesia.

Beberapa dusun di Kabupaten Sleman, misalnya, telah menerapkan "lockdown" dengan menutup akses utama dan menjaga sejumlah titik masuk lainnya.

Penutupan akses ini juga dibarengi dengan penyediaan tempat cuci tangan dan penyemprot disinfektan.

Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona di lingkungannya.

Sementara itu, warga Cirebon memiliki cara sendiri untuk ikut andil melawan virus corona. Warga melakukan aksi solidaritas baik secara individu maupun kelompok.

Mereka membagikan beras ke mereka yang rentan terdampak virus corona, seperti pengemudi ojek online atau dalam jaringan, sopir angkut, hingga tukang becak.

Selain itu, mereka juga membagikan alat pelndung diri (APD) untuk tenaga medis ke beberapa rumah sakit rujukan.

Di DKI Jakarta, relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan program "Operasi Makan Gratis Bersama 1.000 Warteg" untuk mengatasi kebutuhan ekonomi masyarakat di tengah saran pemerintah untuk tidak keluar rumah.

Sejumlah pesohor negeri pun turut menyumbang atau membuka donasi untuk memerangi wabah virus corona ini.

Tak hanya itu, banyak yang berinisiatif memproduksi masker dan membagikannya kepada masyarakat.

Aksi-aksi penggalangan donasi dan penyaluran bantuan alat pelindung diri (APD) dan masker medis, serta bantuan sembako untuk mereka yang membutuhkan juga dilakukan oleh individu dan komunitas.

Kontribusi kolektif ini membuat tindakan pencegahan dilakukan secara bersama-sama.

Perguruan tinggi

Perguruan tinggi di Indonesia juga menunjukkan kontribusinya dalam penanganan virus corona dengan cara masing-masing.

Insitut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Padjajaran (Unpad) kini tengah mengembangkan ventilator alternatif untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.

Sementara itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) telah membuat helm pelindung tenaga kesahatan dan APD yang telah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit.

Universitas Airlangga juga sedang meneliti 5 senyawa untuk obat virus corona. Penelitian itu rencananya akan selesai dalam satu tahun ke depan.

(Sumber: Kompas.com (Penulis: Ihsanuddin/Rakhmat Nur Hakim/Wijaya Kusuma/Muhamad Syahri Romdhon/Muhammad Isa Bustomi/Retia Kartika Dewi/Nur Rohmi Aida | Editor: Fabian Januarius Kuwado/Diamanty Meiliana/Teuku Muhammad Valdy Arief/Farid Assifa/Sabrina Asril)

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/11/123100865/40-hari-virus-corona-dikonfirmasi-di-indonesia-apa-yang-sudah-kita-lakukan-

Terkini Lainnya

Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu 'Fuel Card' Mulai 1 Agustus

Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu "Fuel Card" Mulai 1 Agustus

Tren
9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan 'Flower Moon'

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan "Flower Moon"

Tren
Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Tren
Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke