KOMPAS.com - Sekitar 20 kandidat vaksin virus corona sedang dikembangkan untuk mengatasi penyakit Covid-19 yang telah dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO.
Sampai dengan Rabu (11/3/2020) Covid-19 menginfeksi 121.564 dan menewaskan 4.373 di seluruh dunia.
Vaksi itu di antaranya dikembangkan oleh oleh lembaga penelitian dan perusahaan farmasi Amerika Johnson & Johnson dan Sanofi SA Perancis.
Pemerintah AS sendiri telah mengalokasikan lebih dari 3 miliar dollar untuk mengatasi virus corona dan vaksin virus corona.
Sementara itu, perusahaan bioteknologi Moderna Inc, yang bekerja dengan National Institutes of Health (NIH) yang didanai AS, disebut-sebut yang terdekat dengan pengujian vaksi virus corona pada manusia.
Uji coba ke manusia
Moderna, seperti dikutip dari Reuters, mengumumkan rencana untuk memulai uji coba dengan 45 orang di Seattle bulan Maret ini.
Pengujian untuk risiko spesifik peningkatan vaksin pada hewan akan dilanjutkan bersamaan dengan uji coba pada manusia.
Rencana tersebut konsisten dengan konsensus WHO dan persyaratan Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA), kata Dr Emily Erbelding, direktur Divisi Mikrobiologi dan Penyakit Menular dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), bagian dari NIH.
Percobaan itu diperkirakan akan memakan waktu 14 bulan, kata seorang juru bicara NIH.
Dr Gregory Poland, seorang ahli virologi dan peneliti vaksin dengan Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, menyatakan keraguan tentang rencana percobaan vaksi kepada manusia.
"Ini penting, tetapi harus dilakukan dengan cara yang meyakinkan para ilmuwan dan masyarakat bahwa (vaksin) ini tidak hanya manjur, tetapi aman," katanya kepada Reuters.
Hotez mengatakan, dia terkejut bahwa percobaan vaksin untuk manusia sedang berlangsung.
"Jika ada peningkatan kekebalan pada hewan laboratorium yang divaksinasi dengan vaksin Moderna, itu adalah mengesankan," katanya.
Sukarelawan
Perusahaan imunoterapi AS Inovio Pharmaceuticals Inc mengembangkan vaksin coronavirus bekerja sama dengan sebuah perusahaan China.
Mereka juga mengharapkan untuk memulai uji klinis manusia pada 30 sukarelawan AS pada bulan April daripada menunggu penelitian pada hewan tentang peningkatan vaksin.
“Komunitas secara keseluruhan menimbang itu dan mengatakan kami tidak ingin menunda proses klinis. Kami didorong untuk masuk secepat mungkin ke dalam studi Fase 1,” kata Kepala Eksekutif Inovio Joseph Kim kepada Reuters.
Perusahaan berencana untuk memulai uji coba keselamatan manusia tak lama kemudian di China dan Korea Selatan - dua negara yang telah dilanda virus itu.
Baik Moderna maupun Inovio mengatakan bahwa vaksin mereka cenderung memiliki risiko lebih rendah karena dibuat menggunakan teknologi yang lebih baru yang berfokus pada gen spesifik pada bagian lonjakan luar virus.
Sementara Johnson & Johnson mengatakan sedang menjajal vaksin pada hewan untuk menguji peningkatan vaksin dan berharap memiliki calon vaksin yang siap untuk uji coba manusia pada bulan Oktober.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/12/063500265/covid-19-resmi-pandemi-global-bagaimana-kabar-vaksin-virus-corona-