Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

China Tutup Laboratorium yang Publikasikan Genom Virus Corona

KOMPAS.com - Laboratorium Shanghai di mana peneliti pertama kali mempublikasikan urutan genom dari virus corona yang mematikan dan menyebabkan Covid-19 telah ditutup.

Laboratorium yang ada di Pusat Klinis Kesehatan Publik Shanghai diperintahkan ditutup untuk keperluan "perbaikan" pada 12 Januari 2020, satu hari setelah tim Profesor Zhang Yongzhen mempublikasikan rangkaian genom pada platform terbuka.  

Data yang dikeluarkan oleh tim Zhang membantu para peneliti untuk mengembangkan peralatan tes untuk mendeteksi virus tersebut.

"Pusat klinis ini tidak diberikan alasan yang spesifik mengapa laboratorium ditutup untuk perbaikan. Kami telah menyerahkan empat laporan, mengajukan izin untuk membukanya kembali, tetapi belum ada balasan," kata sebuah sumber dari Pusat Klinik Kesehatan Publik Shanghai sebagaimana dikutip South China Morning Post  (SCMP).

Menurut sumber tersebut, penutupan ini memiliki dampak yang besar terhadap para ilmuwan dan penelitiannya, terutama saat mereka harus berpacu untuk membantu mengontrol wabah Covid-19 ini.

Laboratorium tersebut merupakan fasilitas biosafety level 3, yaitu level kedua tertinggi dan lulus inspeksi oleh Jasa Akreditasi Nasional untuk Penilaian Kesesuaian pada 5 Januari lalu. 

Selain itu, laboratorium ini juga memperoleh kredensial atau surat mandat untuk melaksanakan penelitian terhadap virus corona pada 24 Januari 2020.

Alasan penutupan laboratorium

Hingga saat ini, belum diketahui secara jelas apakah penutupan ini berkaitan dengan publikasi urutan genom oleh laboratorium sebelum dilakukan oleh otoritas atau atas alasan lainnya.

Perintah penutupan dikeluarkan oleh Komsisi Kesehatan Shanghai. 

Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan beberapa jam setelah rilis dari tim Zhang, bahwa mereka akan membagikan urutan genom tersebut dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Kemudian, muncul informasi yang menyebutkan bahwa data tersebut telah dikirim melalui Wuhan Institute of Virology yang ditunjuk secara resmi.

Tim Zhang mengisolasi dan menyelesaikan pengurutan genom dari virus yang tidak diketahui sebelumnya ini pada 5 Januari lalu, dua hari sebelum pengumuman resmi China tentang kasus pneumonia misterius di Wuhan.

Pusat Shanghai melaporkan penemuannya ke Komisi Kesehatan Nasional di hari yang sama dan merekomendasikan "pencegahan yang relevan dan langkah pengendalian" untuk dilakukan di tempat-tempat publik.

Pasalnya, pasien yang diambil sampelnya telah menderita gejala sangat serius dan virus tersebut mirip dengan kelompok virus yang ditemukan sebelumnya pada kelelawar. 

Tim tersebut kemudian mempublikasikan hasil penemuannya pada 11 Januari setelah melihat otoritas tidak kunjung mengambil langkah yang jelas untuk memperingatkan publik tentang virus ini.

Saat itu, informasi yang diberikan kepada publik adalah tidak adanya kasus baru yang telah dilaporkan di Wuhan sejak 3 Januari. Selain itu juga tidak ada bukti yang jelas adanya penularan antar manusia.

Tim Zhang pun membagikan data ke virological.org, sebuah platform terbuka untuk diskusi dan GenBank, sebuah repositori data akses terbuka. Melalui media ini, peneliti dipersilakan untuk mengunduh, membagikan, menggunakan, dan menganalisis data.

Tidak sampai seminggu setelah publikasi tersebut, beberapa perusahaan di China mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan peralatan diagnosis untuk virus. 

Oleh karena itu, penutupan laboratorium ini tidak hanya berdampak pada penelitian tim Zhang tetapi juga penelitian oleh ilmuwan lain. 

"Ada aplikasi dari lembaga penelitian dan universitas untuk mencoba obat dan membandingkan efek dari perawatan yang berbeda, serta pengembangan vaksin. akan tetapi, semuanya telah dihentikan. Menutup laboratorium juga berdampak pada pembelajaran tentang virus ini," kata peneliti. 

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/29/204500465/china-tutup-laboratorium-yang-publikasikan-genom-virus-corona

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke