KOMPAS.com - Wabah virus corona yang disebut mirip dengan karakteristik MERS dan SARS mengguncang dunia sejak akhir 2019 hingga saat ini.
Virus tersebut merupakan varian baru dari virus corona yang diberi kode 2019-nCov.
Sebanyak 26 negara telah mengonfirmasi warganya yang terinfeksi virus ini. Data terakhir, Kamis (6/2/2020), sebanyak lebih dari 560 orang meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya terinfeksi.
WHO bahkan sudah menetapkan penyebaran virus corona sebagai kondisi darurat global.
Sebelum merebaknya virus corona 2019-nCov, dunia juga pernah digegerkan dengan beberapa temuan virus yang lainnya.
Berikut 7 di antaranya:
1. Cacar monyet
Penyakit ini merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus dan ditularkan pada manusia melalui hewan terutama di kawasan Afrika Tengah dan Barat.
Penyakit ini dikonfirmasi pertama kali diidentifikasi pada 1958 ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi di koloni kera yang kemudian disimpan untuk penelitian, sehingga penyakit ini diberi nama monkeypox.
Melansir CDC, Monkeypox pertama terjadi tahun 1970 di Kongo.
Sejak ditemukan hingga tahun 2015, sudah ada lebih dari 1.000 kasus dilaporkan terjadi di Kongo.
Sementara, wilayah lain yang turut melaporkana adalah Afrika Tengah dan Barat.
Infeksi monkeypox pada manusia di luar Afrika di antaranya terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2003 (47 kasus), dan di Inggris (3 kasus), dan Israel (1 kasus) pada tahun 2018.
Pada 8 Mei 2019, Kementerian Kesehatan Singapura juga mengonfirmasi adanya temuan 1 kasus penyakit ini.
Penyakit tersebut dibawa oleh warga negara Nigeria yang datang pada 28 April 2019.
Sebelum datang, ia sempat menghadiri pernikahan di Nigeria dan mengonsumsi daging hewan liar (bushmeat) yang bisa menjadi sumber penularan virus cacar monyet.
Beberapa gejala dari penyakit cacar monyet adalah demam, nyeri, pembengkakan nodus limfa dan ruam pada kulit.
Penyakit tersebut juga bisa menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia hingga kematian.
2. Flu burung
Virus flu burung H5N1 merupakan virus yang bisa menyebabkan penyakit pernafasan parah pada burung dan bisa menular ke manusia.
Virus tersebut pertama terdeteksi di tahun 1996 pada angsa di China dan sangat mematikan bagi unggas.
Tingkat kematian akibat flu burung adalah 50 persen jika tertular ke manusia.
Dari 2003 hingga 2019, WHO melaporkan total temuan sebanyak 861 kasus H5N1 pada manusia yang dikonfirmasi di dunia.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 455 meninggal dunia.
Di Indonesia, pada tahun 2006, flu burung sempat menyebar ke delapan orang dari satu keluarga dimana tujuh di antaranya meninggal dunia.
Pada Februari 2005, Vietnam juga melaporkan kasus flu burung yang menginfeksi otak dan saluran pencernaan dari dua anak yang keduanya meninggal.
3. Ebola
Kasus virus Ebola pertama kali muncul pada tahun 1976 dan mewabah di dua tempat sekaligus di Afrika.
Ebola sendiri merupakan nama dari Sungai Ebola yang dekat dengan salah satu desa di Republik Demokratik Kongo, tempat penyakit tersebut muncul.
Melansir dari situs resmi WHO, virus Ebola menyebabkan penyakit akut dan serius, yang bisa berakibat fatal apabila tak diobati meskipun virus ini termasuk virus yang jarang.
Virus yang awalnya disebut demam berdarah Ebola ini, mewabah kembali pada 2014-2016 di Afrika Barat dan menjadi wabah Ebola terbesar sejak virus tersebut pertama kali ditemukan.
Wabah ini juga kembali muncul pada 2018-2019 di DRC Timur, dengan kemunculannya yang lebih kompleks.
Virus ini diperkirakan beredar terkait kelelawar. Kelelawar dipercaya sebagai inang alami dari virus ebola.
Ebola kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak dekat darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lain dari hewan yang terinfeksi seperti simpanse, gorila, kijang hutan, kelelawar buah.
Ebola kemudian menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan darah dan benda-benada terinfeksi lain.
4. SARS
Sindrom Pernafasan Akut Berat (SARS) merupakan merupakan penyakit pernafasan menular yang berisiko fatal.
Penyakit tersebut pertama muncul di China pada November 2002 dan diidentifikasi pada Februari 2003.
Melansir Medical News Today, dari November 2002 hingga 2003, terdapat 8.098 kasus di seluruh dunia dengan jumlah kematian sebanyak 774 orang.
Sama dengan virus corona 2019-nCov yang saat ini merebak, SARS berasal dari keluarga virus coronavirus yang bisa menyebabkan flu biasa.
Pada SARS, corona virus diberi kode SARS-CoV.
Gejala SARS biasanya muncul dalam 3 hingga 5 hari setelah terpapar dan berkembang setelah 2 hingga 7 hari.
Gejala awalnya berupa flu, kedinginan, diare, batuk kering, dan sesak nafas.
Selanjutnya, akan berkembang menjadi pneumonia.
Komplikasi serius seperti gagal nafas, gagal jantung, gagal hati bisa pula terjadi utamanya bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun.
5. MERS
Virus ini juga masih satu kerabat dengan virus corona Wuhan maupun SARS.
MERS juga merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus corona berkode MERS-CoV.
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012.
Melansir WHO, kasus MERS yang khas meliputi demam, batuk dan atau sesak nafas.
Pneumonia juga umum terjadi, tetapi beberapa orang dengan infeksi virus MERS telah dilaporkan tidak menunjukkan gejala.
Beberapa penderita juga menunjukkan adanya gejala gastrointestinal termasuk pula diare.
Tingkat kematian orang dengan virus MERS adalah sekitar 35 persen namun mungkin jumlah tersebut bisa jadi lebih tinggi karena kasus-kasus ringan yang mungkin terlewatkan oleh sistem pengawasan yang ada.
MERS telah dilaporkan di 27 negara sejak 2012 dengan sekitar 80 persen kasus manusia dilaporkan oleh Kerajaan Arab saudi.
Kasus yang diidentifikasi di luar Timur Tengah merupakan orang yang terinfeksi di Timur Tengah dan melakukan perjalanan ke daerah di luar Timur Tengah.
6. Rabies
Rabies merupakan salah satu virus mematikan yang ditularkan dari hewan ke manusia dengan tingkat kematian 100 persen apabila tak divaksinasi.
Virus ini ditularkan dalam air lur hewan rabies seperti kelelawar, anjing dan kucing.
Melansir SCMP, WHO menyebutkan, 99 persen manusia yang mati karena rabies yang didapat dari anjing.
Virus tersebut memengaruhi otak dan sistem saraf. Pada 2009, wabah virus yang parah menewaskan lebih dari 90 anak di Angola, Afrika Selatan.
Virus tersebut endemik di semua benua kecuali antartika.
7. Cacar
Penyakit cacar akibat virus variola di masa lalu, pernah begitu menghancurkan. Pada abad ke-20, cacar menewaskan 300 juta orang di seluruh dunia.
Berkat kampanye imunisasi global, WHO menyatakan, virus tersebut diberantas pada 1980.
Kasus alami terakhir yang terjadi di Somalia, Afrika Timur, pada 1977.
Gejala penyakit cacar di antaranya demam tinggi, ruam bergelombang, lepuh berisi ananah, muntah dan tubuh sakit.
Zaman dahulu, korban sering dibiarkan hingga buta dengan bekas luka yang dalam dan permanen.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/06/171200465/7-wabah-virus-yang-pernah-mengguncang-dunia-selain-corona