Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Iran Serang Markas Militer AS, Filipina Siapkan Kapal dan Pesawat untuk Evakuasi Warganya

KOMPAS.com - Pemerintah Filipina akan melakukan evakuasi terhadap warga negara mereka yang berada di Irak pada Rabu (8/1/2020).

Perintah ini dikeluarkan pasca-eskalasi geopolitik Iran-Amerika yang semakin memanas lewat berbagai serangan balasan yang dilakukan kedua belah pihak.

Konflik antara Amerika Serikat dengan Iran mulai memanas pada Jumat, 3 Januari 2020 lalu. 

Ketika itu, serangan udara AS menewaskan Jenderal Iran, Qasem Soleimani dan 7 orang lainnya. 

Dilansir dari Reuters (8/1/202), Kementerian Luar Negeri Filipina memerintahkan evakuasi warganya yang berada di Irak.

Peringatan ini dikeluarkan setelah Iran melakukan serangan rudal ke Irak, Rabu pagi, yang menyasar pasukan pimpinan Amerika Serikat di sana.

Juru Bicara Kemenlu Filipina, Eduardo Menez menyampaikan pihaknya telah menaikkan peringatan keamanan kepada semua warganya.

"Tingkat Peringatan di seluruh Irak telah ditingkatkan menjadi Peringatan Tingkat 4 yang menyerukan evakuasi wajib," kata Eduardo Menez.

Sementara itu, dikutip dari artikel Straitstimes, warga Filipina yang berada di Iran dan Lebanon juga sudah diimbau hal yang sama, yakni meninggalkan negara yang mereka tinggali.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Ketenagakerjaan Luar Negeri Filipina, Bernard Olaila.

"Kami akan pergi ke sana untuk meyakinkan dan memaksa orang Filipina di sana untuk kembali ke Filipina,” katanya.

Tak hanya itu, Pemerintah Filipina juga telah melarang keberangkatan pekerja ke 3 negara tersebut, Irak, Iran, dan Libanon.

Lebih jauh, Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengatakan pihaknya akan mengirimkan pasukan batalion dan marinir ke irak untuk membantu proses evakuasi.

"Kedua batalion berada di sana tidak untuk terlibat dalam pertempuran, tetapi untuk memfasilitasi atau membantu pemulangan (warga Filipina), terutama di Irak. Mereka tidak akan ada di sana untuk bertempur, tetapi mereka harus mampu menjaga diri," kata Delfin.

Pihaknya siap mengirim tiga pesawat angkut dan dua kapal untuk mengangkut warganya yang tidak bisa kembali ke Filipina secara mandiri.

Pemerintah juga mempertimbangkan untuk menyewa kapal pesiar dan pesawat komersial untuk membantu pemulangan ini.

"Kapal-kapal ini dapat mengangkut 3.400 hingga 4.000 orang. Jadi, kita hanya perlu dua kapal untuk mengevakuasi semua orang di Irak dan Iran," kata Lorenzana.

Senada dengan hal itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan pasukan militer mereka untuk menyiagakan pesawat dan kapalnya untuk mengewakuasi ribuan pekerja jika sewaktu-waktu perpecahan terjadi.

Duterte mengadakan pertemuan darurat dengan sekretaris pertahanan, pejabat tinggi militer, dan polisi Minggu (5/1/2020) membahas rencana evakuasi.

Warga Filipina sudah diperintahkan untuk mengamankan visa mereka dari Kedutaan Filipina di Baghdad dan tiket pesawat dari atasan mereka.

Tercatat, terdapat 2.190 pekerja Filipina dan keluarganya yang tinggal dan bekerja di Irak. Sementara diperkirakan 3.000 lainnya ada di sana secara ilegal.

Filipina merupakan sumber tenaga kerja di seluruh dunia.

Setidaknya, sepersepuluh total pekerja imigran yang ada di dunia berasal dari Filipina, mulai dari pekerja rumah tangga, konstruksi, pelaut, dan tenaga profesional.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/08/181500665/iran-serang-markas-militer-as-filipina-siapkan-kapal-dan-pesawat-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke