Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia

Kompas.com - 13/05/2024, 08:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Ia menulis untuk beberapa surat kabar, antara lain Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Selain mengkritik pemerintah Belanda melalui tulisan, Ki Hajar Dewantara juga aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui organisasi.

Perannya dalam perjuangan bangsa Indonesia dapat ditelusuri melalui organisasi Budi Utomo.

Di Budi Utomo, Ki Hajar Dewantara berperan sebagai tokoh propaganda yang bertugas menyadarkan pribumi untuk bersatu agar mencapai kemerdekaan.

Aktif dalam dunia jurnalistik dan organisasi menyadarkannya pada pentingnya nasionalisme, yang membuatnya berakhir sebagai seorang aktivis kemerdekaan.

Bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara mendirikan organisasi bernama Indische Partij (IP) pada 25 Desember 1912.

Mereka bertiga dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Baca juga: Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Aktif dalam organisasi ini membuat Ki Hajar Dewantara semakin sadar akan pentingnya pengetahuan dan pendidikan untuk rakyat pribumi dalam mencapai kemerdekaan.

Setelah Indische Partij tidak mendapat izin dari pemerintah Hindia Belanda dan dibubarkan, Ki Hajar Dewantara mendirikan Komite Boemipoetra pada 1913.

Tujuan didirikannya Komite Boemipoetra adalah untuk melancarkan kritik terhadap pemerintah Belanda yang hendak merayakan 100 tahun kebebasannya dari penjajahan Perancis.

Ki Hajar Dewantara menyampaikan kritik terhadap perayaan tersebut melalui tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga).

Akibat tulisan tersebut, Ki Hajar Dewantara bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo, yang sama-sama aktif melempar kritik, ditangkap oleh Belanda.

Tiga Serangkai, termasuk Ki Hajar Dewantara, akhirnya dibuang ke negeri Belanda.

Baca juga: Mengapa Tokoh Tiga Serangkai Ditangkap dan Diasingkan ke Belanda?

Mendirikan Taman Siswa

Sepulang dari pengasingannya, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah sekolah di Yogyakarta yang diberi nama Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa), pada 3 Juli 1922.

Lembaga pendidikan ini memberikan kesempatan bagi para pribumi kelas bawah untuk bisa memperoleh pendidikan seperti halnya para priayi maupun orang-orang Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com