Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Kompas.com - 08/05/2024, 23:50 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, di Jakarta.

Rakyat Sumatera memperoleh berita proklamasi kemerdekaan dalam waktu berbeda-beda.

Di kalangan rakyat Sumatera, juga terdapat perbedaan dalam merespons berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Ada yang langsung percaya, ada yang meragukan, dan ada pula yang tidak menyukai Indonesia merdeka.

Perbedaan tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa hal, seperti sensor dan pengawasan ketat dari tentara Jepang, perbedaan kesempatan masing-masing daerah untuk mendapatkan akses informasi, kondisi psikologis masyarakat dalam menyikapi peristiwa besar, perbedaaan keterlibatan daerah dalam peristiwa perjuangan kemerdekaan pada masa Jepang, dan adanya kelompok masyarakat yang memiliki hubungan istimewa dengan Belanda.

Berikut ragam reaksi rakyat Sumatera terhadap berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sumatera

Respons rakyat Bukittinggi

Seorang pegawai PTT Kantor Berita Domei di Bukittinggi, yang bernama Ahmad Basya, mengetahui berita proklamasi kemerdekaan pada malam hari setelah pembacaan di Jakarta.

Setelah mengetahui berita tersebut, Asri Aidid Sutan Rajo Nan Sati selaku rekan Ahmad Basya, segera mengetik ulang teks proklamasi sebanyak 10 rangkap.

Hasil ketikan tersebut kemudian ditempelkan di berbagai tempat di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Masyarakat Bukittinggi merespons dengan mengibarkan bendera merah putih untuk pertama kalinya di Jam Gadang pada 21 Agustus 1945.

Respons rakyat Padang

Sama dengan Bukittinggi, Padang menerima berita proklamasi pada 17 Agustus 1945 malam hari.

Adalah pegawai PTT bernama Aladin yang bekerja di Radio Padang Shu, yang mengetahui berita proklamasi di Jakarta.

Baca juga: Kenapa Berita Proklamasi di Surabaya Disiarkan dalam Bahasa Madura?

Berita proklamasi kemudian disebarluaskan secara lisan kepada masyarakat dan direspons oleh para pemuda dengan melakukan pengibaran bendera merah putih.

Pengibaran bendera pertama kali dilakukan di depan kantor pemuda di Pasa Gadang pada 21 Agustus 1945.

Bendera merah putih juga dikibarkan di halaman Kantor PTT pada 22 Agustus 1945, di depan markas kepolisian, dan di atap kantor pemerintahan militer pada 29 Agustus 1945.

Pengibaran bendera merah putih menjadi wujud keberanian para pemuda Padang dalam upaya menyebarkan berita proklamasi.

Keberhasilan penaikan pengibaran bendera di kantor pemuda serta di tiga simbol pemerintahan Jepang tersebut memicu semangat rakyat untuk mengibarkan bendera di seantero Padang.

Tidak hanya itu, kegembiraan menyambut berita proklamasi juga ditunjukkan para pemuda Padang dengan membentuk organisasi Balai Penerangan Pemuda Indonesia (BPPI).

Organisasi ini dibentuk untuk memberi informasi dan penjelasan kepada warga yang membutuhkan keterangan mengenai proklamasi kemerdekaan.

Baca juga: 3 Tokoh yang Mengibarkan Bendera Merah Putih saat Proklamasi

Respons rakyat Bengkulu

Bengkulu menerima berita proklamasi melalui pegawai PTT Bengkulu Shu, pada 20 Agustus 1945, melalui telegram dari Palembang.

Namun, berita proklamasi tersebut baru tersebar luas pada 3 September 1945, ketika beritanya dimuat dalam surat kabar Palembang Shimbun.

Tersebarnya berita proklamasi langsung direspons oleh masyarakat Bengkulu dengan cara mengibarkan bendera merah putih di depan Kantor PTT dan Kantor Shu Cokan.

Pengibaran bendera merah putih mendapat perlawanan dari Jepang, yang membuat rakyat Bengkulu yang dipaksa untuk menurunkan bendera, memilih melakukan aksi mogok kerja.

Pemogokan tersebut dilakukan oleh para pegawai instansi penting Jepang, seperti PTT, Gas dan Listrik, PU, Perkapalan, dan pelayanan (supir, juru masak dan juru kebersihan).

Jepang sempat memanggil pemimpin aksi pemogokan, yaitu Burhanudin, Nawawi, dan Sabri.

Setelah pemanggilan tersebut, bendera merah putih boleh dikibarkan kembali dan aksi mogok pun dihentikan.

Baca juga: Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Kalimantan

Respons rakyat Aceh

Berita proklamasi di Aceh diketahui oleh orang-orang yang bekerja di kantor berita Domei pada 21 Agustus 1945, tetapi baru disebarkan dan diketahui oleh kalangan terbatas saja.

Pada 24 Agustus 1945, Teuku Nyak Arief memperoleh beria dari AK Gani, Mohammad Syafei, dan Adinegoro.

Berita kemudian disebarluaskan ke masyarakat Aceh pada 26 Agustus 1945.

Respons rakyat Pekanbaru

Warga Pekanbaru baru mengetahui berita proklamasi kemerdekaan pada akhir Agustus 1945, secara lisan.

Mereka awalnya masih ragu akan informasi tersebut. Warga baru percaya ketika teks lengkap proklamasi tiba pada 30 Agustus, dibawa dari Bukittinggi oleh tiga anggota Giyugun, yaitu Mansyurdin, Nur Rauf, dan Rajab.

Ketiga anggota Gyugun tersebut menempelkan pamflet proklamasi kemerdekaan di beberapa tempat di Pekanbaru.

Meski pamflet tersebut segera dirobek oleh tentara Jepang, tetapi beberapa warga sudah membacanya sehingga berita proklamasi tetap tersebar luas di Pekanbaru.

Tersebarnya berita proklamasi di Pekanbaru direspons oleh masyarakat dengan mengibarkan bendera merah putih di Kantor PTT pada 15 September 1945, diikuti pengibaran di Kantor Shu Chokan pada 16 September 1945.

Baca juga: Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jawa Tengah dan Yogyakarta

Respons rakyat Jambi

Berita proklamasi diketahui oleh pimpinan buruh di Pertambangan Minyak Jambi, Ir. Soedarsono, yang menerima telepon dari AK Gani pada 18 Agustus 1945.

Soedarsono langsung menyebarkan berita tersebut kepada masyarakat dan dalam waktu singkat, kabar mengenai proklamasi kemerdekaan tersebar di sejumlah daerah di Jambi, seperti Sarolangun, Bangko, Bungo, Tebo, Batanghari, Tungkal, dan Kerinci.

Masyarakat Jambi merespons berita tersebut dengan melakukan pengibaran bendera merah putih pada 22 Agustus 1945 di puncak menara air Kota Jambi.

Tiga hari kemudian, bendera merah putih juga dikibarkan di depan kantor polisi dan segera diikuti oleh hampir semua instansi pemerintah di Jambi.

Respons rakyat Medan

Berita proklamasi telah didengar oleh beberapa warga Medan pada 17 Agustus 1945, melalui radio yang luput dari penyegelan Jepang.

Namun, mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menyebarluaskannya karena sikap represif Jepang dan datangnya pasukan Sekutu.

Selain itu, ada sebagian masyarakat Sumatera Timur (kalangan kerajaan dan bangsawan) yang tidak menginginkan Indonesia merdeka dan telah mengadakan kontak dengan Sekutu serta Belanda.

Baca juga: Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Maluku dan Papua

Respons rakyat Palembang

Berita proklamasi kemerdekaan tiba di Palembang dibawa oleh TM Hasan, dr. Mohammad Amir, dan Mr. Abbas, yang singgah sepulang dari Jakarta.

Mereka langsung melakukan pertemuan pada malam hari dengan para tokoh Palembang seperti AK Gani, dr. Isa, Asaari, Ir. Ibrahim, Mursodo, RZ Fanani, Abdul Rozak, dan Nungcik Ar.

Pertemuan tersebut membahas tentang proklamasi kemerdekaan yang tidak berhubungan dengan Jepang, masalah UUD 1945, konsepsi mengenai KNI, Dewan Menteri, BKR, PNI, dan rencana-rencana penggantian/pengambilalihan kekuasan dari tangan Jepang.

Berita proklamasi di Palembang disambut dengan hangat, baik oleh para tokoh, pemimpin, maupun masyarakat secara luas yang menyambut kemerdekaan Indonesia dengan antusias.

 

Referensi:

  • Abdurakhman dan Agus Setiawan. (2018). Atlas Sejarah Indonesia: Berita Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com