Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Wat Pho, Kuil Tertua di Bangkok

Kompas.com - 12/07/2023, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Wat Pho atau dikenal sebagai Kuil Buddha Berbaring (Temple of the Reclining Buddha) adalah kuil tertua di Bangkok dan terbesar di Thailand.

Kompleks Wat Pho diperkirakan sudah eksis sejak abad ke-13, tetapi bangunannya belum seluas sekarang.

Kini Wat Pho menjadi salah satu destinasi wisata kuil unggulan di Thailand, yang menawarkan pemandangan lebih dari 1.000 patung Buddha.

Patung Buddha yang paling terkenal adalah patung Buddha raksasa sepanjang 46 meter dalam posisi berbaring, dan karena itulah Wat Pho dikenal sebagai Kuil Buddha Berbaring (Temple of the Reclining Buddha).

Berikut ini sejarah Wat Pho di Thailand.

Baca juga: Wat Arun, Salah Satu Kuil Tercantik di Thailand

Peninggalan Kerajaan Ayutthaya

Nama lengkap Wat Pho adalah Wat Phra Chetuphon Wimon Mangkhalaram Rajwaramahawihan.

Kompleks kuil Buddha Wat Pho terletak di Distrik Phra Nakhon, Bangkok, Thailand.

Wat Pho merupakan kuil tertua di Bangkok, bahkan telah eksis sejak sebelum Bangkok ditetapkan sebagai ibu kota oleh Raja Rama I (1782-1809).

Namun, tidak diketahui pasti kapan kuil ini pertama kali didirikan. Ada yang menyebut bahwa Wat Pho sudah ada sejak abad ke-13, ada pula yang berpendapat bahwa bangunan ini didirikan pada abad ke-17, di masa Kerajaan Ayutthaya.

Baca juga: Kerajaan Ayutthaya: Sejarah, Raja-raja, Kejayaan, dan Keruntuhan

Setelah Kerajaan Ayutthaya runtuh pada 1767, Raja Taksin membangun pusat pemerintahannya di samping Wat Arun, berseberangan dengan Wat Pho dibatasi oleh Sungai Chao Phraya.

Pada masa ini, karena kedekatan lokasinya dengan istana kerajaan, Wat Pho menjadi biara kerajaan.

Kemudian, ketika Raja Rama I naik takhta pada 1782, ibu kota kerajaan dipindahkan ke dekat Wat Pho.

Wat Pho atau Wat Photaram, yang mulanya sebuah kuil tua dari periode Kerajaan Ayutthaya, direstorasi dan dibangun kembali atas perintah Raja Rama I.

Raja Rama I juga memerintahkan untuk memindahkan patung-patung Buddha dari kuil-kuil yang ditinggalkan di Ayutthaya, Sukhothai, dan situs-situs lain di Thailand, untuk disimpan di Wat Pho.

Sejak itu, Wat Pho menjadi kuil kerajaan terpenting bagi Rama I dan diubah namanya menjadi Wat Phra Chetuphon Vimolmangklavas.

Baca juga: Masjid Tonson, Masjid Tertua di Thailand

Diperluas oleh Raja Rama III

Wat Pho diperluas dan direnovasi secara besar-besaran di masa kekuasaan Raja Rama III (1824-1851).

Raja Rama III bahkan menghabiskan waktu 16 tahun untuk memperluas dan memperindah Wat Pho, hingga menjadi kompleks kuil yang besar seperti sekarang.

Patung Buddha raksasa dalam posisi berbaring, yang menjadi daya tarik utama Wat Pho saat ini, ditempatkan atas perintah Rama III, tepatnya pada 1830.

Patung Buddha berbaring di Wat Pho, Thailand.historyhit.com Patung Buddha berbaring di Wat Pho, Thailand.
Patung Buddha berbaring di Wat Pho memiliki panjang 46 meter dan tinggi 15 meter, yang terletak di bagian utara kompleks kuil.

Raja Rama III juga mengubah kompleks kuil menjadi pusat pembelajaran publik dengan menghiasi dinding bangunan dengan diagram dan prasasti tentang berbagai pengetahuan yang ditulis langsung oleh para biksu terpelajar dari istana.

Baca juga: Masjid Jawa, Peninggalan Mertua KH Ahmad Dahlan di Thailand

Pembangunan Wat Pho masih berlanjut pada masa pemerintahan Raja Rama IV (1851-1868).

Raja Rama IV mengubah nama Wat Phra Chetuphon Vimolmangklavas menjadi Wat Phra Chetuphon Vimolmangklararm, setelah memperluas wihara selatan dan barat, membangun Taman Missakawan, Phra Mondob (aula perpustakaan), dan aula pembelajaran seperti yang terlihat saat ini.

Pada masa restorasi besar-besaran yang dilakukan oleh Rama I dan Rama III, konon semua perajin dan seniman terbaik serta para biksu di kerajaan maupun di luar istana, dikerahkan untuk membangun Wat Pho.

Mereka mengabdikan diri untuk memenuhi keinginan raja dalam menjadikan Wat Pho sebagai pusat seni dan pengetahuan di Thailand.

Pada pertengahan abad ke-19, Wat Pho digunakan sebagai pusat pengajaran medis sebelum munculnya pengobatan modern.

Kini, Wat Pho diakui sebagai pusat pendidikan publik paling awal di Thailand, yang memiliki sekolah pengobatan dan dikenal sebagai tempat kelahiran pijat tradisional Thailand.

Beberapa resep obat-obatan tradisional Thailand pun masih tersimpan hingga saat ini di Wat Pho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com