Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Wat Pho, Kuil Tertua di Bangkok

Kompleks Wat Pho diperkirakan sudah eksis sejak abad ke-13, tetapi bangunannya belum seluas sekarang.

Kini Wat Pho menjadi salah satu destinasi wisata kuil unggulan di Thailand, yang menawarkan pemandangan lebih dari 1.000 patung Buddha.

Patung Buddha yang paling terkenal adalah patung Buddha raksasa sepanjang 46 meter dalam posisi berbaring, dan karena itulah Wat Pho dikenal sebagai Kuil Buddha Berbaring (Temple of the Reclining Buddha).

Berikut ini sejarah Wat Pho di Thailand.

Peninggalan Kerajaan Ayutthaya

Nama lengkap Wat Pho adalah Wat Phra Chetuphon Wimon Mangkhalaram Rajwaramahawihan.

Kompleks kuil Buddha Wat Pho terletak di Distrik Phra Nakhon, Bangkok, Thailand.

Wat Pho merupakan kuil tertua di Bangkok, bahkan telah eksis sejak sebelum Bangkok ditetapkan sebagai ibu kota oleh Raja Rama I (1782-1809).

Namun, tidak diketahui pasti kapan kuil ini pertama kali didirikan. Ada yang menyebut bahwa Wat Pho sudah ada sejak abad ke-13, ada pula yang berpendapat bahwa bangunan ini didirikan pada abad ke-17, di masa Kerajaan Ayutthaya.

Setelah Kerajaan Ayutthaya runtuh pada 1767, Raja Taksin membangun pusat pemerintahannya di samping Wat Arun, berseberangan dengan Wat Pho dibatasi oleh Sungai Chao Phraya.

Pada masa ini, karena kedekatan lokasinya dengan istana kerajaan, Wat Pho menjadi biara kerajaan.

Kemudian, ketika Raja Rama I naik takhta pada 1782, ibu kota kerajaan dipindahkan ke dekat Wat Pho.

Wat Pho atau Wat Photaram, yang mulanya sebuah kuil tua dari periode Kerajaan Ayutthaya, direstorasi dan dibangun kembali atas perintah Raja Rama I.

Raja Rama I juga memerintahkan untuk memindahkan patung-patung Buddha dari kuil-kuil yang ditinggalkan di Ayutthaya, Sukhothai, dan situs-situs lain di Thailand, untuk disimpan di Wat Pho.

Sejak itu, Wat Pho menjadi kuil kerajaan terpenting bagi Rama I dan diubah namanya menjadi Wat Phra Chetuphon Vimolmangklavas.

Diperluas oleh Raja Rama III

Wat Pho diperluas dan direnovasi secara besar-besaran di masa kekuasaan Raja Rama III (1824-1851).

Raja Rama III bahkan menghabiskan waktu 16 tahun untuk memperluas dan memperindah Wat Pho, hingga menjadi kompleks kuil yang besar seperti sekarang.

Patung Buddha raksasa dalam posisi berbaring, yang menjadi daya tarik utama Wat Pho saat ini, ditempatkan atas perintah Rama III, tepatnya pada 1830.

Raja Rama III juga mengubah kompleks kuil menjadi pusat pembelajaran publik dengan menghiasi dinding bangunan dengan diagram dan prasasti tentang berbagai pengetahuan yang ditulis langsung oleh para biksu terpelajar dari istana.

Pembangunan Wat Pho masih berlanjut pada masa pemerintahan Raja Rama IV (1851-1868).

Raja Rama IV mengubah nama Wat Phra Chetuphon Vimolmangklavas menjadi Wat Phra Chetuphon Vimolmangklararm, setelah memperluas wihara selatan dan barat, membangun Taman Missakawan, Phra Mondob (aula perpustakaan), dan aula pembelajaran seperti yang terlihat saat ini.

Pada masa restorasi besar-besaran yang dilakukan oleh Rama I dan Rama III, konon semua perajin dan seniman terbaik serta para biksu di kerajaan maupun di luar istana, dikerahkan untuk membangun Wat Pho.

Mereka mengabdikan diri untuk memenuhi keinginan raja dalam menjadikan Wat Pho sebagai pusat seni dan pengetahuan di Thailand.

Pada pertengahan abad ke-19, Wat Pho digunakan sebagai pusat pengajaran medis sebelum munculnya pengobatan modern.

Kini, Wat Pho diakui sebagai pusat pendidikan publik paling awal di Thailand, yang memiliki sekolah pengobatan dan dikenal sebagai tempat kelahiran pijat tradisional Thailand.

Beberapa resep obat-obatan tradisional Thailand pun masih tersimpan hingga saat ini di Wat Pho.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/07/12/120000679/sejarah-wat-pho-kuil-tertua-di-bangkok

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke