Pada masa Raja Rama II (1809-1824), Wat Arun kembali direnovasi dan menaranya yang berbentuk pagoda ditinggikan menjadi 70 meter.
Menara utama Wat Arun selesai dibangun pada masa pemerintahan Raja Rama III, tepatnya pada 1851, setelah sembilan tahun pengerjaan.
Raja Rama III meneruskan pengerjaan menara utama yang dilakukan oleh Raja Rama II, hingga setinggi 81 meter seperti sekarang ini.
Di keempat sudut prang utama, terdapat empat menara dengan ukuran lebih kecil.
Baca juga: Masjid Jawa, Peninggalan Mertua KH Ahmad Dahlan di Thailand
Tata letak ini merupakan representasi dari lima gunung suci yang merupakan rumah bagi para dewa menurut kosmologi Khmer, Hindu dan Buddha.
Prang tengah atau menara utama mewakili Gunung Meru, sebagai pusat alam semesta.
Wat Arun kembali direnovasi besar-besaran pada masa pemerintahan Rama V (1868-1910) dan pada 1980, sebelum perayaan dua abad berdirinya Bangkok.
Kini, kemegahan Wat Arun yang berdiri di tepi Sungai Chao Phraya sangat mudah dikenali berkat menaranya yang menjulang tinggi dan dihiasi mural bunga yang terbuat dari porselen China.
Keindahan menara Wat Arun yang bergaya Khmer, semakin memukau kala disinari cahaya matahari.
Selain menara, ada pula aula penahbisan (ordination hall) yang dindingnya dihiasi mural yang menggambarkan perjalanan kehidupan Buddha, tempat suci, dan tempat penyimpanan kitab Buddha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.