Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi-candi Peninggalan Dinasti Syailendra

Kompas.com - 30/03/2023, 09:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dinasti Syailendra atau Wangsa Syailendra merupakan sebuah dinasti yang berkuasa pada masa Mataram Kuno.

Puncak eksisnya Dinasti Syailendra adalah pada masa runtuhnya Dinasti Sanjaya setelah adanya serangan yang membuat mereka melarikan diri sampai ke Dieng.

Berita tentang keberadaan kekuasaan Dinasti Syailendra kali pertama tertulis dalam Prasasti Kalasan bertahun 700 Saka atau 778 Masehi yang ditulis dengan nama Sailendrawangsa

Setelah Prasasti Kalasan, Sailendrawangsa juga disebut kembali dalam prasasti di Desa Kelurak yang berangka tahun 782 Masehi, prasasti Abhayagiriwihara tahun 792 M, dan lainnya.

Hal unik yang melekat pada Wangsa Sailendra adalah disebutnya istilah Sailendrawangsa dalam prasasti-prasasti di luar Jawa, seperti Ligor di Thailand dan Nalanda di Sumatera.

Temuan ini tentunya memunculkan banyak teori tentang asal usul Wangsa Sailendra serta teori persebaran kekuasaan Wangsa Sailendra.

Sisi menarik Wangsa Syailendra tidak hanya tentang misteri asal usulnya, mahakarya-mahakarya yang ditinggalkan Dinasti Syailendra, khususnya candi-candi, juga tidak kalah unik untuk dibahas.

Berikut ini candi-candi peninggalan Wangsa Syailendra:

Baca juga: Candi Peninggalan Dinasti Sanjaya

Candi Borobudur

Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diyakini dibangun pada masa Wangsa Syailendra.

Lebih tepatnya, Candi Borobudurdibangun pada masa kekuasaan Raja Samaratungga yang selesai dibangun pada 26 Mei 824 Masehi.

Corak religius yang mewarnai bangunan Candi Borobudur sesuai dengan agama yang dianut oleh Wangsa Syailendra pada umumnya, yaitu Buddha.

Baca juga: Candi Borobudur: Sejarah, Relief, dan Mitos Kunto Bimo

Candi Lumbung

Candi Lumbung ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini terletak dalam kompleks kawasan Candi Prambanan, berdekatan dengan Candi Bubrah.

Candi Lumbung yang juga bercorak Buddha, diperkirakan dibangun pada masa kekuasaan Raja Indra dari Wangsa Syailendra tahun 782-812 M.

Candi Sewu

Candi Sewu juga merupakan peninggalan dari masa kekuasaan Dinasti Syailendra, tepatnya pada masa kepemimpinan Raja Indra.

Sama halnya dengan Candi Lumbung, Candi Sewu juga terletak dalam kawasan Komplek Candi Prambanan.

Baca juga: Sejarah Candi Karangnongko di Klaten

Candi Mendut

Candi Mendut berada di daerah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tepatnya 3 kilometer dari lokasi Candi Borobudur.

Candi Mendut juga merupakan buah mahakarya Dinasti Syailendra dalam masa kepemimpinan Raja Indra.

Candi Pawon

Candi Pawon juga merupakan candi bercorak Buddha yang berdekatan dengan Candi Borobudur.

Hal unik yang melekat pada Candi Pawon adalah tempat pemakaman jenazah Raja Indra.

Situs Ratu Boko

Situs Ratu Boko terletak di kawasan bukit di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dengan ketinggian 195,97 meter di atas permukaan laut.

Situs Ratu Boko ini oleh para pakar juga sering disebut dengan Keraton Boko. Sebab sisa bangunan yang ada mengindikasikan bahwa Situs Ratu Boko bukanlah candi, melainkan istana.

Diperkirakan Keraton Boko adalah milik ayah Roro Jonggrang yang bernama Ratu Boko pada masa Wangsa Syailendra.

Baca juga: Sejarah Candi Sari Cepogo di Boyolali

Referensi:

  • Poesponegoro & Nugroho. (2008). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 2. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Wardaya. (2009). Cakrawala Sejarah 2 (Program IPS). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
  • Aji, A, w. (2018). Candi-Candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com